Atosa
Atosa | |
---|---|
Mahaibusuri Iran | |
Periode | 486 - 476 SM |
Penerus | Amestris |
Mahapermaisuri Iran | |
Periode | 520 - 486 SM |
Penobatan | 520 SM |
Pendahulu | Kassandana |
Penerus | Amestris |
Kelahiran | ca 550 SM |
Kematian | 475 SM |
Pemakaman | |
Pasangan | Kambisus II Darius Agung |
Keturunan | Xerxes I Hystaspa Masista Akhaimenes |
Wangsa | Akhemeniyah |
Ayah | Koresy Agung |
Ibu | Kassandana |
Atosa (bahasa Yunani Kuno: Ἄτοσσα, dari Bahasa Persia Kuno *Utauθa, bahasa Persia Baru: آتوسا Atosa, di dalam Bahasa Avesta: Hutaosā) adalah putri, mahapermaisuri, dan mahaibusuri Iran pada masa Akhemeniyah. Dia adalah putri dari Koresy Agung yang merupakan pendiri Kekaisaran Akhemeniyah, istri dari Kambisus II dan Darius Agung, dan ibu dari Xerxes I.
Nama
[sunting | sunting sumber]Nama Atosa diambil dari ejaan Yunani Atossa (Ἄτοσσα), diambil dari Persia Kuno Utauθa. Makna dari nama ini adalah "memberikan dengan sangat kaya", "menetes dengan baik", "memberikan dengan baik".[1]
Kehidupan
[sunting | sunting sumber]Atosa diperkirakan lahir pada 550 SM[1] dan merupakan putri tertua Koresy Agung. Ibunya kemungkinan adalah Kassandana.[1] Atosa mungkin menikah dengan saudaranya, Kambisus II, setelah kematian ayah mereka. Setelah kematian Kambisus II, Bardiya naik takhta. Namun dia kemudian digulingkan Darius pada tahun 522 SM dengan bantuan bangsawan Otanes. Atosa kemudian juga menikah dengan Darius.[2] Dari pernikahannya dengan Darius, Atosa memiliki beberapa anak, di antaranya adalah Xerxes I.
Atosa memiliki pengaruh besar dalam keluarga istana lantaran kedudukannya sebagai putri dari pendiri Kekaisaran Akhemeniyah. Herodotos bahkan sampai menyatakan bahwa serangan Darius ke Yunani dilatari keinginan Atosa memiliki pelayan Yunani. Atosa juga berhasil mengamankan takhta untuk putranya, Xerxes, dan menjadi raja diraja sepeninggal Darius, meski Xerxes bukanlah putra sulung Darius.[3] Peralihan kekuasaan ke Xerxes cenderung lancar, sebagiannya lantaran pengaruh besar dari Atosa.[2] Atosa juga hidup saat Xerxes melancarkan serangan Yunani.
Herodotos mencatat dalam karyanya, Historia terganggu oleh benjolan berdarah di payudaranya. Seorang tabib Yunani, Dimokidis, mengangkat tumornya.[4] Ini adalah kasus mastitis pertama yang tercatat dalam sejarah,[5] kadang-kadang ditafsirkan sebagai tanda peradangan kanker payudara.[4]
Rujukan
[sunting | sunting sumber]- ^ a b c Schmitt 1987, hlm. 13–14.
- ^ a b Schmitt, Rüdiger (1989). "Atossa". Encyclopaedia Iranica. vol. 3. Encyclopaedia Iranica Foundation. ISBN 0-7100-9121-4.
- ^ Olmstead: The history of Persian empire
- ^ a b Mukherjee 2011, hlm. 41.
- ^ Sandison, A. T. (1959). "The First Recorded Case of Inflammatory Mastitis— Queen Atossa of Persia and the Physician Democêdes". Medical History. 3 (4): 317–322. doi:10.1017/s0025727300024820. PMC 1034507 . PMID 14441415.
Daftar pustaka
[sunting | sunting sumber]- Boyce, Mary (1982). A History of Zoroastrianism: Volume II: Under the Achaemenians. Leiden: Brill. ISBN 9789004065062.
- Mukherjee, Siddhartha (2011). The Emperor of All Maladies: A Biography of Cancer. Harper Collins. ISBN 978-0-00-725092-9.
- Schmitt, R. (1987). "Atossa". Encyclopaedia Iranica, Vol. III, Fasc. 1. hlm. 13–14.