Lompat ke isi

Bahasa Yunani Abad Pertengahan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Bahasa Yunani Bizantium)
Bahasa Yunani Abad Pertengahan
Ῥωμαϊκὴ
Romaïkí
Yunani Pertengahan
Yunani Romawi Timur
WilayahAnatolia, Balkan, dan Kepulauan Aegea
Era
berkembang menjadi Bahasa Yunani Modern pada sekitar tahun 1500
Bentuk awal
Alfabet Yunani
Status resmi
Bahasa resmi di
Kekaisaran Romawi Timur
Kode bahasa
ISO 639-3grc  (bersama bahasa Yunani Kuno dan Koine)[1]
LINGUIST List
LINGUIST list sudah tidak beroperasi lagi
qgk
GlottologTidak ada
Informasi penggunaan templat
Status pemertahanan
Terancam

CRSingkatan dari Critically endangered (Terancam Kritis)
SESingkatan dari Severely endangered (Terancam berat)
DESingkatan dari Devinitely endangered (Terancam)
VUSingkatan dari Vulnerable (Rentan)
Aman

NESingkatan dari Not Endangered (Tidak terancam)
ICHEL Red Book: Extinct

Yunani Abad Pertengahan diklasifikasikan sebagai bahasa yang telah punah (EX) pada Atlas Bahasa-Bahasa di Dunia yang Terancam Kepunahan

Referensi: [2][3]
Artikel ini mengandung simbol fonetik IPA. Tanpa bantuan render yang baik, Anda akan melihat tanda tanya, kotak, atau simbol lain, bukan karakter Unicode. Untuk pengenalan mengenai simbol IPA, lihat Bantuan:IPA.
 Portal Bahasa
L • B • PW   
Sunting kotak info  Lihat butir Wikidata  Info templat

Bahasa Yunani Abad Pertengahan, juga dikenal sebagai bahasa Yunani Romawi Timur, dan penuturnya menyebut bahasa ini sebagai Romaiki (bahasa Yunani: Ῥωμαϊκὴ γλώσσα, translit. Romaïkí glóssa, har. 'bahasa orang-orang Romawi'), adalah tahap bahasa Yunani antara akhir Periode Helenistik pada abad ke-4 M hingga Abad Pertengahan akhir pada tahun 1453, menandai penaklukan Utsmaniyah atas Konstantinopel pada 1453. Dari abad ke-7 dan seterusnya, bahasa Yunani menjadi satu-satunya bahasa resmi dan pemerintahan dalam Kekaisaran Romawi Timur. Tahap bahasa tersebut dideskripsikan sebagai bahasa Yunani Bizantium. Pembelajaran bahasa dan sastra Yunani Abad Pertengahan merupakan cabang dari ilmu Bizantium, atau Bizantinologi, yaitu pembelajaran sejarah dan budaya Kekaisaran Romawi Timur.

Pemulaan bahasa Yunani Abad Pertengahan bermula pada awal abad ke-4, tepatnya pada tahun 330 Masehi, ketika pusat politik Kekaisaran Romawi dipindahkan ke Konstantinopel, atau pada tahun 395 Masehi, ketika Kekaisaran tersebut dibagi menjadi dua bagian.

Sejarah dan istilah

[sunting | sunting sumber]
Evolusi dialek-dialek Yunani pada akhir Kekaisaran Romawi Timur hingga awal abad ke-20. Dialek Dhimotiki berwarna kuning, Pontus berwarna jingga, Kapadokia berwarna hijau. (Titik hijau menunjukkan desa berbahasa Yunani Kapadokia pada tahun 1910.[4])

Konstantinus Agung memindahkan ibu kota Kekaisaran Romawi dari Roma ke Bizantion (kemudian berganti nama menjadi Konstantinopel) pada tahun 330 M. Kota ini, meskipun merupakan kediaman kekaisaran besar seperti kota-kota lain seperti Trier, Milan dan Sirmium, tidak resmi menjadi ibu kota sampai tahun 359. Meskipun demikian, keluarga dan pemerintahan kekaisaran tinggal di Bizantion dan kota tersebut adalah pusat politik bagian timur Kekaisaran Romawi di mana bahasa Yunani merupakan basantara, yang sebelumnya bahasa Latin merupakan bahasa pemerintahan dan militer tetapi pengaruhnya mulai berkurang. Sejak awal abad ke-6, amandemen hukum sebagian besar ditulis dalam bahasa Yunani. Selanjutnya, bagian dari Corpus Iuris Civilis Romawi secara bertahap diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani. Di bawah pemerintahan Kaisar Heraklius (610–641 M), yang juga mengambil gelar Yunani Basileus (bahasa Yunani: βασιλεύς, 'penguasa') pada tahun 610 M, bahasa Yunani menjadi bahasa resmi Kekaisaran Romawi Timur.[5] Secara kenyataan bahwa penduduk kekaisaran masih menganggap diri mereka sebagai Rhomaioi ('bangsa Romawi') hingga tahun 1453,[6] karena mereka melihat kekaisaran mereka sebagai kelanjutan dari kekuasaan Romawi. Bahasa Latin terus digunakan pada mata uang sampai abad kesembilan dan dalam kegiatan pemerintahan tertentu bahkan lebih lama.

Meskipun tidak ada angka kependudukan yang dapat diandalkan, diperkirakan kurang dari sepertiga penduduk Kekaisaran Romawi Timur, sekitar delapan juta orang, adalah penutur jati bahasa Yunani.[7] Jumlah mereka yang bisa berkomunikasi dalam bahasa Yunani mungkin jauh lebih banyak. Penutur jati Yunani terdiri dari banyak penduduk Balkan, selatan Garis Jireček, dan semua penduduk Asia Kecil, di mana bahasa asli setempat (Frigia, Likia, Lidia, Karia, Galatia, dll) kecuali Armenia, telah punah dan digantikan oleh bahasa Yunani pada abad ke-5.

Semua daerah di Kekaisaran Romawi Timur sangat dipengaruhi oleh bahasa Yunani.[8]

Pada suatu masa antara tahun 603 hingga 619, bagian selatan dan timur kekaisaran (Syam, Mesir, dan daerah Berber) were diduduki oleh Persia Sasaniyah dan, setelah direbut kembali oleh Heraklius, lalu beberapa tahun kemudian ditaklukkan oleh bangsa Arab pada masa Penaklukan Muslim Awal.

Iskandariyah, pusat kebudayaan dan bahasa Yunani di Afrika, juga ditaklukan bangsa Arab pada tahun 642. Selama abad ketujuh dan kedelapan, bahasa Yunani secara bertahap digantikan oleh bahasa Arab sebagai bahasa resmi di wilayah taklukan seperti Mesir,[8] karena semakin banyak orang-orang belajar bahasa Arab. Dengan demikian, penggunaan bahasa Yunani menurun sejak awal di Syam dan Mesir. Penyerangan oleh bangsa Slavia ke Semenanjung Balkan mengurangi daerah pengaruh bahasa Yunani dan Latin digunakan (kira-kira di utara garis dari Montenegro ke Varna di pesisir Laut Hitam di Bulgaria). Sisilia dan sebagian Megale Hellas, serta Sipus, Asia Kecil, sebagian Semenanjung Krimea tetap berbahasa Yunani. Balkan selatan yang selanjutnya akan diperebutkan antara Romawi Timur dan kerajaan-kerajaan Slavia. Bahasa Yunani yang digunakan oleh sepertiga penduduk Sisilia pada saat penaklukan oleh Norman tahun 1060–1090 tetap hidup selama lebih dari satu abad, tetapi perlahan-lahan mati (seperti halnya bahasa Arab) karena kebijakan Latinisasi yang disengaja dalam bahasa dan agama, dari pertengahan dasawarsa 1160-an.

Dari akhir abad ke-11 dan seterusnya, pedalaman Anatolia diserbu oleh Turki Seljuk, yang maju ke barat. Dengan penaklukan oleh Utsmani atas Konstantinopel pada tahun 1453, Peloponnesos tahun 1459 hingga 1460, Trebizond pada tahun 1461, Kota Athena pada tahun 1465, dan dua abad kemudian Kadipaten Kreta pada tahun 1669, bahasa Yunani kehilangan statusnya sebagai bahasa nasional sampai munculnya Yunani modern pada tahun 1821. Tahap bahasa Yunani setelah 1453 disebut sebagai bahasa Yunani Modern.

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Kode terpisah "gkm" diusulkan untuk inklusi dalam ISO 639-3 pada 2006. ("Change request documentation for: 2006-084". Sil.org. Diakses tanggal 2015-08-09. )
  2. ^ "UNESCO Interactive Atlas of the World's Languages in Danger" (dalam bahasa bahasa Inggris, Prancis, Spanyol, Rusia, and Tionghoa). UNESCO. 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 April 2022. Diakses tanggal 26 Juni 2011. 
  3. ^ "UNESCO Atlas of the World's Languages in Danger" (PDF) (dalam bahasa Inggris). UNESCO. 2010. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 31 Mei 2022. Diakses tanggal 31 Mei 2022. 
  4. ^ Dawkins, R.M. 1916. Modern Greek in Asia Minor. A study of dialect of Silly, Cappadocia and Pharasa. Cambridge: Cambridge University Press.
  5. ^ Ostrogorsky 1969, "The Struggle for Existence (610-711)", p. 106.
  6. ^ «In that wretched city the reign of Romans lasted for 1143 years» (George Sphrantzes, Chronicle, ια΄, c.1460)
  7. ^ Mango 1980, hlm. 23.
  8. ^ a b Lombard 2003, hlm. 93: "Here too Coptic and Greek were progressively replaced by Arabic, although less swiftly. Some dates enable us to trace the history of this process. The conquest of Egypt took place from 639 to 641, and the first bilingual papyrus (Greek and Arabic) is dated 693 and the last 719, while the last papyrus written entirely in Greek is dated 780 and the first one entirely in Arabic 709."

Bacaan tambahan

[sunting | sunting sumber]

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]