Kucing bali
Bali | |
---|---|
Asal | Amerika Serikat |
Standar ras | |
TICA | standar |
FIFe | standar |
CFA | standar |
ACF | standar |
GCCF | standar |
CCA | standar |
ACFA/CAA | standar |
Kucing domestik (Felis catus) |
Kucing bali (dahulu bernama kucing bulu panjang siam) adalah salah satu ras kucing alami akibat mutasi genetik pada ras siam. Perbedaan antara ras bali dengan ras siam terletak pada ukuran bulunya saja; kucing bali berbulu sedang, sedangkan kucing siam berbulu pendek. Ras ini adalah ras kucing oriental, yaitu memiliki tubuh yang panjang dan langsing.[1]
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Pada sekitar tahun 1920-an, kucing bulu panjang siam dianggap sebagai kucing yang aneh, sehingga banyak yang menjualnya dengan harga yang murah. Tak ada satu pun usaha untuk melakukan program pembiakan terhadap ras kucing ini. Pada sekitar tahun 1950-an, barulah muncul usaha untuk mengembangbiakan ras ini agar dapat terpisah dengan ras siam menjadi ras tersendiri.[1]
Pada pertengahan tahun 1950-an, ada dua orang peternak kucing bernama Marison Dorsey dari Rai-Mar Cattery di California dan Helen Smith dari MerryNews Cattery di New York yang bertekad untuk mengembangbiakan ras ini. Kemudian, Helen menamai ras ini dengan nama "Bali" karena keanggunan ras kucing ini seperti gemulainya penari dari Bali. Kucing bali kemudian mulai populer dan banyak peternak kucing yang mencoba untuk menyempurnakan karakteristik dari ras Bali.
Jenis
[sunting | sunting sumber]Kucing bali terbagi menjadi 2 jenis, yaitu kucing bali tradisional dan kucing bali modern.[1]
Seperti siam tradisional, bali tradisional memiliki badan yang lebih berat dan kuat. Bali tradisional memiliki bulu yang panjangnya sedang dengan ukuran sekitar 5 cm, yang berada di seluruh tubuhnya. Sedangkan, bali modern memiliki bulu yang ukurannya pendek di kepalanya serta di badannya, dengan bulu panjangnya yang hanya terdapat di ekornya saja.[1]
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]Referensi
[sunting | sunting sumber]