Lompat ke isi

Bani Adam (Islam)

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Bani Adam atau anak Adam adalah salah satu istilah yang digunakan dalam Al-Qur'an untuk merujuk kepada manusia. Istilah ini berkaitan dengan pandangan Islam tentang manusia berkaitan dengan penciptaan dan persaudaraan melalui Adam. Penyebutan Bani Adam juga banyak digunakan dalam hadis qudsi yang menyebutkan kemaksiatan manusia kepada Allah.

Terminologi[sunting | sunting sumber]

Dalam Al-Qur'an[sunting | sunting sumber]

Di dalam Al-Qur'an, istilah Bani Adam digunakan untuk menyebut manusia berkaitan dengan sejarah penciptaannya. Penggunaan istilah Bani Adam merupakan penjelas bahwa seluruh manusia merupakan keturunan dari Adam.[1] Ayat yang menggunakan istilah Bani Adam di dalam Al-Qur'an salah satunya ialah Surah Al-A'raf ayat 31.[2] Konsep manusia sebagai Bani Adam di dalam Al-Qur'an merupakan bentuk pembinaan antarsesama manusia dalam hubungan persaudaraan.[3]

Seruan[sunting | sunting sumber]

Seruan untuk menyempurnakan ibadah[sunting | sunting sumber]

Allah menyeru dengan menyebut Bani Adam pada Surah Al-A'raf ayat 31. Seruan ini berupa perintah Allah kepada manusia untuk memasuki masjid dengan pakaian yang indah.[4]

Keburukan[sunting | sunting sumber]

Keburukan kepada Allah[sunting | sunting sumber]

Dalam sebuah hadis di dalam Shahih Bukhari, Allah memberikan peringatan kepada manusia yang mendustakan dan mencaci-maki-Nya sebagai pencipta manusia. Kedustaan Bani Adam dalam hadis ini berupa pernyataan bahwa Allah yang telah menciptakan manusia tidak akan menghidupkan manusia kembali seperti awal penciptaannya. Sementara caci maki Bani Adam berupa pernyataan bahwa Allah mempunyai anak.[5]

Dalam sebuah hadis qudsi, Allah menyatakan bahwa Bani Adam bersifat tidak adil kepada-Nya. Ketidakadilan ini berkaitan dengan maksiat yang dilakukan oleh manusia atas kasih sayang Allah berupa kenikmatan. Allah memberikan kebaikan kepada manusia, sedangkan manusia melakukan kemaksiatan kepada Allah. Ketidakadilan ini dalam bentuk laporan amal buruk manusia oleh malaikat kepada Allah tiap siang dan malam.[6]

Referensi[sunting | sunting sumber]

Catatan kaki[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Junus 2013, hlm. 13-14.
  2. ^ Bakhtiar, Nurhasanah (2018). Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum (PDF). Sleman: Aswaja Pressindo. hlm. 19. ISBN 978-602-18663-1-3. 
  3. ^ Hidayat, R., dan Abdillah (2019). Wijaya, C., dan Amiruddin, ed. Ilmu Pendidikan: Konsep, Teori dan Aplikasinya (PDF). Lembaga Peduli Pengembangan Pendidikan Indonesia. hlm. 7. ISBN 978-623-90653-8-6. 
  4. ^ Muslim, Abu (2012). 1001 Hal yang Paling Sering Ditanyakan tentang Islam. Jakarta: Penerbit Kalil. hlm. 293. ISBN 978-979-22-8699-1. 
  5. ^ Almath 2008, hlm. 11.
  6. ^ Almath 2008, hlm. 12.

Daftar pustaka[sunting | sunting sumber]