Barisan Fibonacci
Dalam matematika, barisan Fibonacci adalah barisan yang setiap sukunya merupakan penjumlahan dari dua suku sebelumnya. Bilangan yang menjadi bagian dari barisan Fibonacci dikenal sebagai bilangan Fibonacci, umumnya dinotasikan sebagai Fn . Barisan ini umumnya dimulai dari 0 dan 1, walau beberapa penulis memulainya dari 1 dan 1, atau terkadang (seperti Fibonacci sendiri) dari 1 dan 2. Memulai dari 0 dan 1, beberapa suku pertama barisan ini adalah[1]
- 0, 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, 55, 89, 144, ....
Bilangan Fibonacci pertama kali dideskripsikan dalam matematika India setidaknya sejak tahun 200 SM, dalam karya oleh Pingala terkait menghitung banyaknya pola puisi Sanskerta yang dibentuk dari dua suku kata.[2][3][4] Barisan ini diberi nama dengan nama matematikawan Italia Leonardo da Pisa, juga dikenal sebagai Fibonacci, yang memperkenalkannya ke dunia matematika Eropa Barat lewat bukunya Liber Abaci tahun 1202.[5]
Bilangan Fibonacci sering muncul secara tak diduga dalam matematika, sampai ada jurnal tersendiri yang didedikasikan untuk mempelajarinya, Fibonacci Quarterly. Beberapa penerapan barisan Fibonacci diantaranya meliputi algoritma komputer teknik pencarian Fibonacci dan struktur data heap Fibonacci. Barisan Fibonacci juga muncul sebagai pola di alam, seperti percabangan di pohon, susunan daun pada batang, tunas buah nanas, pembungaan di tanaman articok, dan susunan dedaunan pohon cemara (meskipun tidak terjadi pada semua spesies).
Definisi
[sunting | sunting sumber]Barisan Fibonacci dapat didefinisikan oleh relasi perulangan[6] danuntuk
Jika menggunakan beberapa definisi lama, nilai dihilangkan, jadi barisan dimulai dengan dan perulangan valid untuk n > 2.[7][8] Dua puluh bilangan Fn Fibonacci pertama adalah:[9]
F0 F1 F2 F3 F4 F5 F6 F7 F8 F9 F10 F11 F12 F13 F14 F15 F16 F17 F18 F19 0 1 1 2 3 5 8 13 21 34 55 89 144 233 377 610 987 1597 2584 4181
Asal mula
[sunting | sunting sumber]India
[sunting | sunting sumber]Barisan Fibonacci muncul dalam matematika India, dalam hubungannya dengan ilmu irama Veda.[10][11][12] Dalam tradisi puisi Sanskerta, ada ketertarikan dalam menyusun semua pola dengan suku kata panjang [P] dengan dua satuan durasi, berseling dengan suku kata singkat [S] dengan satu satuan durasi. Menghitung banyaknya pola berbeda dari gabungan [P] dan [S], dengan suatu total satuan durasi yang ditetapkan, menghasilkan suatu bilangan Fibonacci: banyaknya pola dengan satuan durasi adalah [13]
Pemahaman terkait barisan Fibonacci disampaikan pertama kali setidaknya oleh Pingala (ca. 450 SM–200 SM). Singh mengutip rumus misterius Pingala misrau cha ("keduanya dicampur") dan cendekiawan menafsirkan konteksnya seperti mengatakan banyaknya pola dengan ketukan () diperoleh dengan menambahkan satu [S] ke pola dan satu [P] ke pola [14] Bharata Muni juga menuliskan pemahamannya terkait barisan Fibonacci dalam Natya Shastra (ca. 100 SM–c. 350 SM).[15][16] Eksposisi paling jelas terkait barisan muncul dalam karya oleh Virahanka (ca. 700 SM), yang telah hilang, tapi ada sebagai kutipan oleh Gopala (ca. 1135).[10][a] Hemachandra (ca. 1150) juga memiliki pengetahuan tentang barisan,[16] dalam tulisannya "jumlah dari sebelumnya dan yang sebelumnya lagi menjadi banyaknya ... mātrā-vṛtta selanjutnya."[18][19]
Eropa
[sunting | sunting sumber]Bilangan Fibonacci pertama kali muncul pada buku Liber Abaci (The Book of Calculation, 1202) oleh Fibonacci,[20][21] yang digunakan untuk menghitung pertumbuhan populasi kelinci.[22][23] Fibonacci membahas pertumbuhan populasi kelinci yang ideal (secara biologis tidak realistis), dengan asumsi bahwa: sepasang kelinci yang baru lahir langsung diternakkan di ladang; setiap pasangan kawin pada umur satu bulan, dan pada akhir bulan kedua pasangan akan selalu menghasilkan sepasang kelinci lagi; dan kelinci tidak akan mati, tetapi terus berkembang biak selamanya. Fibonacci mengajukan teka-teki: berapa banyak pasangan yang akan ada dalam satu tahun?
- Pada akhir di bulan pertama, satunya-satunya pasangan kelinci kawin, tapi belum melahirkan.
- Pada akhir bulan kedua mereka menghasilkan pasangan baru (jadi ada 2 pasangan di lapangan) dan hamil kembali.
- Pada akhir bulan ketiga, pasangan awal menghasilkan pasangan baru (dan hamil kembali), tapi pasangan kedua hanya kawin selama sebulan, jadi totalnya ada 3 pasangan.
- Pada akhir bulan keempat, pasangan awal telah menghasilkan pasangan baru lagi, dan pasangan yang lahir dua bulan lalu juga menghasilkan pasangan pertamanya, sehingga total ada 5 pasangan.
Pada akhir bulan ke-n, jumlah pasang kelinci sama dengan jumlah pasangan dewasa (yaitu jumlah pasangan di bulan n – 2) ditambah jumlah dari pasangan yang hidup bulan lalu (bulan n – 1). Jumlah pasangan bulan ke-n adalah bilangan Fibonacci ke-n.[24]
Nama "barisan Fibonacci" pertama kali digunakan oleh ahli teori bilangan abad ke-19 Édouard Lucas.[25]
Hubungan dengan rasio emas
[sunting | sunting sumber]Rumus eksplisit
[sunting | sunting sumber]Sama seperti barisan lainnya yang didefinisikan sebagai relasi perulangan dengan koefisien konstan, bilangan Fibonacci memiliki ekspresi bentuk-tertutup.[26] Ekspresi ini selanjutnya dikenal sebagai rumus Binet, dinamakan dengan nama matematikawan Prancis Jacques Philippe Marie Binet, walau ekspresi tersebut sudah diketahui oleh Abraham de Moivre dan Daniel Bernoulli:[27]dengandikenal dengan sebutan rasio emas, dan adalah konjugatnya:[28]Karena rumus tersebut juga dapat dituliskan sebagaiUntuk melihat hubungan antara barisan Fibonacci dengan kedua konstanta tersebut,[29] perhatikan bahwa dan keduanya merupakan solusi dari persamaan dan (sebagai akibatnya) Ini mengartikan perpangkatan dari dan memenuhi relasi perulangan Fibonacci; dengan kata lain,Dari hasil tersebut, semua barisan yang didefinisikan sebagaijuga memenuhi relasi perulangan yang sama, karenaJika nilai dan dipilih sedemikian sehingga dan maka barisan yang terbentuk pastilah barisan Fibonacci. Pemilihan ini sama saja dengan mengharuskan dan memenuhi sistem persamaan:yang memiliki solusisama seperti rumus Binet.
Untuk sebarang nilai awal dan rumus Binet yang lebih umum adalah:dengan
Perhitungan dengan pembulatan
[sunting | sunting sumber]Karena suku pada rumus Binet selalu kurang dari untuk , bilangan menjadi bilangan bulat terdekat dengan . Akibatnya, bilangan Fibonacci juga dapat dihasilkan dengan membulatkan:Faktanya, galat pembulatan akan mengecil dengan cepat seiring membesarnya menjadi kurang dari 0,1 untuk dan kurang dari 0,01 untuk Rumus ini juga mudah diinvers untuk mendapatkan indeks dari bilangan Fibonacci :Jika diubah agar melakukan pembulatan ke bawah, rumus akan menghasilkan indeks bilangan Fibonacci terbesar yang tidak lebih dari .
Identifikasi
[sunting | sunting sumber]Rumus Binet memberikan bukti bahwa bilangan bulat positif merupakan bilangan Fibonacci jika dan hanya jika setidaknya salah satu dari atau merupakan kuadrat sempurna.[30] Hal ini dapat terlihat mengalikan rumus Binet, yang dituliskan sebagai , dengan lalu diselesaikan sebagai persamaan kuadrat dalam menggunakan rumus kuadratik, menghasilkan:Membandingkan bentuk ini dengan didapatkanyang menunjukkan ruas sisi kiri merupakan bilangan kuadrat sempurna.
Identitas kombinatorial
[sunting | sunting sumber]Bukti kombinatorial
[sunting | sunting sumber]Banyak identitas terkait bilangan Fibonacci yang dapat dibuktikan menggunakan argumen kombinatorial, menggunakan fakta bahwa dapat dianggap sebagai banyaknya (mungkin kosong) barisan berisi angka 1 dan 2 dengan jumlah total Hal ini dapat dipilih sebagai definisi dari , dengan konvensi yang mengartikan tidak ada barisan macam itu dengan total −1, dan yang mengartikan ada satu barisan -- yakni barisan dengan panjang 0 -- dengan total 0. Menggunakan notasi untuk menyatakan kardinalitas dari himpunan, berikut beberapa bilangan Fibonacci pertama:
Dalam sudut pandang ini, hubungan perulangan dapat dianggap sebagai memisahkan barisan-barisan penyusun menjadi dua himpunan tidak-beririsan, yang masing-masing dimulai dari angka 1 atau 2:Mengabaikan suku pertama, jumlah total setiap suku barisan pada kedua himpunan tersebut masing-masing adalah dan . Nilai ini adalah kardinalitas dari dan , menunjukkan bahwa memang
Dengan cara yang mirip, dapat ditunjukkan bahwa jumlah dari bilangan Fibonacci pertama sama dengan bilangan Fibonacci ke- dikurang 1.[31] Secara matematis:Identitas ini dapat dilihat sebagai memisahkan setiap barisan dengan total berdasarkan letak angka 2 pertamanya. Hal ini akan menghasilkan himpunan-himpunan berisi barisan yang dimulai dengan suku sampai dua himpunan terakhir dan yang masing-masing memiliki kardinalitas 1. Menggunakan logika yang sama seperti sebelumnya, dengan menghitung kardinalitas setiap himpunan yang dihasilkan kita dapatkandengan dua himpunan terakhir memiliki nilai . Hubungan ini dapat ditulis sebagai , yang sama dengan identitas tersebut.
Argumen yang mirip, kali ini dengan memisahkan barisan berdasarkan letak angka 1 pertamanya, menghasilkan dua identitas baru: danDalam bentuk kalimat, jumlah dari bilangan Fibonacci berindeks-ganjil pertama adalah bilangan Fibonacci ke-, dan jumlah dari bilangan Fibonacci berindeks-genap pertama adalah bilangan Fibonacci ke- dikurang 1.[32]
Trik yang berbeda dapat digunakan untuk membuktikanatau secara kalimat, jumlah dari kuadrat bilangan Fibonacci pertama sama dengan hasil perkalian bilangan Fibonnaci ke- dan ke- Untuk melihat hubungan ini, mulai dengan membuat persegi panjang berukuran dan bagi menjadi persegi-persegi dengan panjang sisi ; identitas terbukti dengan membandingkan luas keduanya.
Identitas lain
[sunting | sunting sumber]Banyak hubungan lainnya terkait bilangan Fibonacci yang dapat diperoleh dari berbagai metode. Beberapa di antaranya meliputi:[33]
Identitas Cassini dan Catalan
[sunting | sunting sumber]Identitas Cassini menyatakan bahwaIdentitas Catalan memperumum identitas tersebut menjadi:
Identitas d'Ocagne
[sunting | sunting sumber]Identitas ini menyatakan bahwadengan adalah bilangan Lucas ke-n. Identitas kedua di atas menunjukkan persamaan untuk menggandakan indeks Identitas lainnya jenis ini adalahyang didapatkan dari identitas Cassini. Secara lebih umum berlaku,[33]atau juga dapat dituliskan sebagai
Referensi
[sunting | sunting sumber]Catatan kaki penjelas
[sunting | sunting sumber]- ^ "For four, variations of meters of two [and] three being mixed, five happens. For five, variations of two earlier—three [and] four, being mixed, eight is obtained. In this way, for six, [variations] of four [and] of five being mixed, thirteen happens. And like that, variations of two earlier meters being mixed, seven morae [is] twenty-one. In this way, the process should be followed in all mātrā-vṛttas" [17]
Kutipan
[sunting | sunting sumber]- ^ Sloane, N.J.A. (ed.). "Sequence A000045 (Fibonacci numbers: F(n) = F(n-1) + F(n-2) with F(0) = 0 and F(1) = 1)". On-Line Encyclopedia of Integer Sequences. OEIS Foundation.
- ^ Goonatilake, Susantha (1998), Toward a Global Science, Indiana University Press, hlm. 126, ISBN 978-0-253-33388-9
- ^ Singh, Parmanand (1985), "The So-called Fibonacci numbers in ancient and medieval India", Historia Mathematica, 12 (3): 229–44, doi:10.1016/0315-0860(85)90021-7
- ^ Knuth, Donald (2006), The Art of Computer Programming, 4. Generating All Trees – History of Combinatorial Generation, Addison–Wesley, hlm. 50, ISBN 978-0-321-33570-8,
it was natural to consider the set of all sequences of [L] and [S] that have exactly m beats. ... there are exactly Fm+1 of them. For example the 21 sequences when m = 7 are: [gives list]. In this way Indian prosodists were led to discover the Fibonacci sequence, as we have observed in Section 1.2.8 (from v.1)
- ^ Sigler 2002, hlm. 404–05.
- ^ Lucas 1891, hlm. 3.
- ^ Beck & Geoghegan 2010.
- ^ Bóna 2011, hlm. 180.
- ^ Sloane, N.J.A. (ed.). "Sequence A000045 (Fibonacci numbers: F(n) = F(n-1) + F(n-2) with F(0) = 0 and F(1) = 1)". On-Line Encyclopedia of Integer Sequences. OEIS Foundation.
- ^ a b Livio 2003, hlm. 197.
- ^ Singh, Parmanand (1985), "The So-called Fibonacci numbers in ancient and medieval India", Historia Mathematica, 12 (3): 229–44, doi:10.1016/0315-0860(85)90021-7
- ^ Knuth, Donald (1968), The Art of Computer Programming, 1, Addison Wesley, hlm. 100, ISBN 978-81-7758-754-8,
Before Fibonacci wrote his work, the sequence Fn had already been discussed by Indian scholars, who had long been interested in rhythmic patterns ... both Gopala (before 1135 AD) and Hemachandra (c. 1150) mentioned the numbers 1,2,3,5,8,13,21 explicitly [see P. Singh Historia Math 12 (1985) 229–44]" p. 100 (3d ed) ...
- ^ Knuth, Donald (2006), The Art of Computer Programming, 4. Generating All Trees – History of Combinatorial Generation, Addison–Wesley, hlm. 50, ISBN 978-0-321-33570-8,
it was natural to consider the set of all sequences of [Long] and [Short] that have exactly m beats. ... there are exactly of them. For example the 21 sequences when are: [gives list]. In this way Indian prosodists were led to discover the Fibonacci sequence, as we have observed in Section 1.2.8 (from v.1)
- ^ Agrawala, VS (1969), Pāṇinikālīna Bhāratavarṣa (Hn.). Varanasi-I: TheChowkhamba Vidyabhawan,
SadgurushiShya writes that Pingala was a younger brother of Pāṇini [Agrawala 1969, lb]. There is an alternative opinion that he was a maternal uncle of Pāṇini [Vinayasagar 1965, Preface, 121]. ... Agrawala [1969, 463–76], after a careful investigation, in which he considered the views of earlier scholars, has concluded that Pāṇini lived between 480 and 410 BC
- ^ Singh, Parmanand (1985), "The So-called Fibonacci Numbers in Ancient and Medieval India", Historia Mathematica, Academic Press, 12 (3): 232, doi:10.1016/0315-0860(85)90021-7
- ^ a b Goonatilake, Susantha (1998), Toward a Global Science, Indiana University Press, hlm. 126, ISBN 978-0-253-33388-9
- ^ Velankar, HD (1962), 'Vṛttajātisamuccaya' of kavi Virahanka, Jodhpur: Rajasthan Oriental Research Institute, hlm. 101
- ^ Livio 2003, hlm. 197–198.
- ^ Shah, Jayant (1991), "A History of Piṅgala's Combinatorics" (PDF), Northeastern University: 41, diakses tanggal 4 January 2019
- ^ Sigler 2002, hlm. 404–405.
- ^ "Fibonacci's Liber Abaci (Book of Calculation)", The University of Utah, 13 December 2009, diakses tanggal 28 November 2018
- ^ Hemenway, Priya (2005), Divine Proportion: Phi In Art, Nature, and Science, New York: Sterling, hlm. 20–21, ISBN 1-4027-3522-7
- ^ Knott, Ron (25 September 2016), "The Fibonacci Numbers and Golden section in Nature – 1", University of Surrey, diakses tanggal 27 November 2018
- ^ Knott, Ron, Fibonacci's Rabbits, University of Surrey Faculty of Engineering and Physical Sciences
- ^ Gardner, Martin (1996), Mathematical Circus, The Mathematical Association of America, hlm. 153, ISBN 978-0-88385-506-5,
It is ironic that Leonardo, who made valuable contributions to mathematics, is remembered today mainly because a 19th-century French number theorist, Édouard Lucas... attached the name Fibonacci to a number sequence that appears in a trivial problem in Liber abaci
- ^ Sarah-Marie Belcastro (2018). Discrete Mathematics with Ducks (edisi ke-2nd, illustrated). CRC Press. hlm. 260. ISBN 978-1-351-68369-2. Extract of page 260
- ^ Beutelspacher, Albrecht; Petri, Bernhard (1996), "Fibonacci-Zahlen", Der Goldene Schnitt, Einblick in die Wissenschaft, Vieweg+Teubner Verlag, hlm. 87–98, doi:10.1007/978-3-322-85165-9_6, ISBN 978-3-8154-2511-4
- ^ Ball 2003, hlm. 156.
- ^ Ball 2003, hlm. 155–156.
- ^ Gessel, Ira (October 1972), "Fibonacci is a Square" (PDF), The Fibonacci Quarterly, 10 (4): 417–19, diakses tanggal April 11, 2012
- ^ Lucas 1891, hlm. 4.
- ^ Vorobiev, Nikolaĭ Nikolaevich; Martin, Mircea (2002), "Chapter 1", Fibonacci Numbers, Birkhäuser, hlm. 5–6, ISBN 978-3-7643-6135-8
- ^ a b (Inggris) Weisstein, Eric W., "Fibonacci Number", MathWorld
Kutipan ilmiah
[sunting | sunting sumber]- Ball, Keith M (2003), "8: Fibonacci's Rabbits Revisited", Strange Curves, Counting Rabbits, and Other Mathematical Explorations, Princeton, NJ: Princeton University Press, ISBN 978-0-691-11321-0.
- Beck, Matthias; Geoghegan, Ross (2010), The Art of Proof: Basic Training for Deeper Mathematics, New York: Springer, ISBN 978-1-4419-7022-0.
- Bóna, Miklós (2011), A Walk Through Combinatorics (edisi ke-3rd), New Jersey: World Scientific, ISBN 978-981-4335-23-2.
- Borwein, Jonathan M.; Borwein, Peter B. (July 1998), Pi and the AGM: A Study in Analytic Number Theory and Computational Complexity, Wiley, hlm. 91–101, ISBN 978-0-471-31515-5
- Lemmermeyer, Franz (2000), Reciprocity Laws: From Euler to Eisenstein, Springer Monographs in Mathematics, New York: Springer, ISBN 978-3-540-66957-9.
- Livio, Mario (2003) [2002], The Golden Ratio: The Story of Phi, the World's Most Astonishing Number (edisi ke-First trade paperback), New York City: Broadway Books, ISBN 0-7679-0816-3
- Lucas, Édouard (1891), Théorie des nombres (dalam bahasa Prancis), 1, Paris: Gauthier-Villars.
- Sigler, L. E. (2002), Fibonacci's Liber Abaci: A Translation into Modern English of Leonardo Pisano's Book of Calculation, Sources and Studies in the History of Mathematics and Physical Sciences, Springer, ISBN 978-0-387-95419-6
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- The Golden Mean and the Physics of Aesthetics
- The Golden Section: Phi Diarsipkan 2006-12-05 di Wayback Machine.
- Menghitung bilangan Fibonacci pada Mesin Turing Diarsipkan 2005-02-06 di Wayback Machine.
- Hemachandra's application to Sanskrit poetry Diarsipkan 2012-07-16 di Wayback Machine.
- Deret Fibonacci Diarsipkan 2005-01-22 di Wayback Machine.
- Representasi Bilangan Bulat menggunakan bilangan Fibonacci Diarsipkan 2007-10-30 di Wayback Machine.