Lompat ke isi

Barnabas Sarikrama

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Barnabas Sarikrama.

Barnabas Sarikrama adalah katekis yang berasal dari Dusun Semawung, Desa Banjaroyo, Kapanéwon Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Dia lahir dengan nama kecil Sariman pada 1874 di Dusun Jamblangan (sebelah Timur Dusun Semawung), Banjaroyo, Kalibawang, Kulon Progo. Ketika baru berusia tiga bulan dalam kandungan ibunya, ayahnya meninggal dunia. Menurut adat istiadat yang berlaku di daerah tempat tinggalnya, anak yang lahir dan ayahnya sudah meninggal harus diserahkan kepada mertuanya, sehingga nasibnya “menderita”. Dia dididik dan dibesarkan di dalam keluarga yang berbudaya Jawa.

Dia dibaptis di Muntilan pada 20 Mei 1904, dengan nama Barnabas, bertepatan dengan hari raya Pentakosta oleh Pastur Van Lith. Selain itu, Van Lith juga memberikan nama baru kepadanya, yaitu Sarikrama yang berarti "rakyat jelata yang mampu menerima inti sari ajaran Kristiani”. Dia menjadi katekis pertama di Pulau Jawa, bahkan Nusantara, lantaran saat itu belum ada katekis pribumi. Pada 1928, Paus Pius XI menganugerahkan bintang “Pro Ecciesia et Pontifice” kepadanya.

Riwayat Hidup

[sunting | sunting sumber]

Barnabas menikah dengan Adriana, anak wanita dari Suratirta. Namun, kakinya mengalami sakit di bagian tungkainya ketika anak wanitanya berusia tiga tahun. Selama perawatan di Muntilan, dia memperhatikan Van Lith berkumpul bersama banyak orang untuk belajar tentang ajaran iman Katolik. Secara pribadi, dia semakin tekun mempelajari ajaran dan isi Alkitab. Dia akhirnya mampu memengaruhi Suratirta, mertuanya. Tokoh masyarakat lain, Sukadrana dan Surawijaya, yang berasal dari Semagung dan Tuksanga juga ikut mempelajari Katolik.[1]

Dia dibaptis di Muntilan pada tanggal 20 Mei 1904, dengan nama Barnabas, bertepatan dengan hari raya Pentakosta. Rm. Van Lith, SJ juga memberikan nama baru kepada Sariman dengan nama Sarikrama yang berarti ‘rakyat jelata yang mampu menerima intisari ajaran Kristiani”. Dibaptis pula tiga tokoh masyarakat yang berniat menjadi Katolik, yaitu Suratirta dibaptis dengan nama Lukas, Sukadrana dengan nama Markus, dan Surawijaya dengan nama Yokanan.

  1. ^ Kotan, Daniel Boli (6 Maret 2015). "Barnabas Sarikromo; Katekis Pertama di Pulau Jawa". Komisi Kateketik Konferensi Waligereja Indonesia (KOMKAT KWI). Diakses tanggal 27 Juli 2024.