Batuhampar, Akabiluru, Lima Puluh Kota
Batuhampar | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Sumatera Barat | ||||
Kabupaten | Lima Puluh Kota | ||||
Kecamatan | Akabiluru | ||||
Kodepos | 26252 | ||||
Kode Kemendagri | 13.07.13.2003 | ||||
Luas | 10.35 Ha | ||||
Jumlah penduduk | 3143 jiwa | ||||
Kepadatan | 700 jiwa/km2 | ||||
|
Batuhampar merupakan salah satu nagari di kecamatan Akabiluru di Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat, Indonesia. Pondok Pesantren Al-Manaar yang dibina oleh keluarga Syekh Abdurrahman Batuhampar terletak di nagari ini.
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Batuhampar berasal dari kata batu dan hampar, dimana di wilayah ini dahulunya memang banyak batu yang berhamparan.
Geografi
[sunting | sunting sumber]Nagari Batuhampar terletak di kawasan perbatasan antara Kabupaten Lima Puluh Kota dan Agam. Dewasa ini ia termasuk salah satu di antara tujuh nagari di Kecamatan Akabiluru, Limapuluh Kota. Nagari ini berjarak km 23 dari Bukittinggi atau sekitar 10 km menuju Payakumbuh pada lintasan jalan utama Bukittinggi ─ Payakumbuh, tepatnya sekitar 2 ½ km arah selatan lintasan tersebut.
Secara geografis, nagari ini berbatasan dengan Nagari Sariek Laweh di utaranya, dan dengan Nagari Kotatangah Batuhampar di selatannya; di sebelah barat dengan Bukit Sulah bagian dari Bukit Barisan yang curam (± 500m) bertindak sebagai dinding pembatas dengan nagari disebelahnya, Padang Tarok, sedangkan di sebelah timur berbatasan dengan Nagari Durian Gadang, yang dahulunya merupakan salah satu di antara tiga ”jorong” Batuhampar. (Dua yang lainnya ialah Batuhampar dan Kotobaru Batuhampar). Jorong Batuhampar adalah yang paling besar dan menjadi induk nagari itu sejak lama.
Pembagian Wilayah jorong
[sunting | sunting sumber]Pembagian Wilayah Jorong Nagari Batuhampar terbagi dalam 5 (lima) jorong, yaitu :
1. Jorong Menara Agung
2. Jorong Beringin Indah
3. Jorong Simpang Ganti
4. Jorong Koto Ramai
5. Jorong Koto Baru
Sarana pendidikan
[sunting | sunting sumber]Di Nagari Batuhampar terdapat 3 tingkat pendidikan, pertama tingkat Sekolah Dasar dengan 3 sekolah (SDN 1, SDN 2 Dan SDN 3) dan tingkat SLTP yaitu Madrasah Tsanawiyah Al-Manaar dan 1 Tingkat SLTA yaitu Madrasah Aliyah (MA) Al-Manaar.
Tingkat Pendidikan Masyarakat Batuhampar
No | Tingkat Pendidikan | Jumlah (Jiwa) |
---|---|---|
1 | Buta Aksara | 10 |
2 | TK | 50 |
3 | Tidak tamat SD | 147 |
4 | Tamat SD/sederajat | 503 |
5 | Tamat SLTP /Sederajat | 711 |
6 | Tamat SLTA /Sederajat | 1212 |
7 | Sarjana D3 | 350 |
8 | Sarjana S1 | 156 |
9 | Sarjana S2 | 1 |
10 | SLB A | 3 |
Total | 3143 |
Sumber: Profil Nagari Batuhampar
Perekonomian
[sunting | sunting sumber]Masyarakat Batuhampar mayoritas bekerja sebagai petani dengan penghasilan utama adalah padi, kelapa, cabe, jeruk manis, buah naga, lemon dan ada juga sebagai pegawai negeri sipil atau pedagang, peternak dan lain-lain.
Jenis Pekerjaan Masyarakat Batuhampar tahun 2010
No | Jenis Pekerjaan | Jumlah Penduduk |
---|---|---|
1 | Petani | 1970 |
2 | Buruh Tani | 50 |
3 | PNS | 134 |
4 | Peternak | 300 |
5 | Montir | 10 |
6 | Tukang Bangunan | 14 |
7 | Tukang kayu | 6 |
8 | Tukang Sumur | 6 |
9 | Tukang jahit | 4 |
10 | Tukang Bekam | 2 |
11 | Pedagang | - |
Tokoh
[sunting | sunting sumber]Tokoh yang terkenal dari nagari ini adalah Muhammad Hatta, salah seorang Proklamator Indonesia. Ayahnya berasal dari negeri ini, dan kakeknya Syekh Abdurrahman mendirikan pusat pendidikan Islam Al-Manaar.[1] Selain itu, sejarawan Mestika Zed juga dilahirkan di nagari ini.
Bangunan bersejarah
[sunting | sunting sumber]Di Nagari Batuhampar terdapat situs sejarah perkembangan islam di Sumatera Barat yaitu bangunan kubah dengan arsitektur India Arab. Bangunan ini disebut gobah, di dalam komplek gobah ini ada makam dari ayahanda proklamator Indonesia Muhammad Hatta. Bangunan ini merupakan simbol kejayaan Islam yang masih tersisa di wilayah Kabupaten Lima puluh Kota. Gobah juga merupakan salah satu objek wisata relegius yang ramai dikunjungi setiap bulan Ramadhan. Selain itu, di dalam komplek kawasan Gobah juga terdapat sebuah tempat Suluk yang juga ramai dikunjungi selama bulan Ramadhan.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Majalah Tempo, Sebuah Surau Dalam Memoar, 10 Mei 1980