Bebek pernikahan
Bebek pernikahan | |
Nama Korea | |
---|---|
Hangul | 원앙세트 |
Hanja | |
Alih Aksara | Won-ang seteu |
McCune–Reischauer | Wŏnang setŭ |
Templat:Korean membutuhkan parameter
|hangul=
.
Bebek pernikahan (Hangul: 원앙세트; lit. Sepasang bebek mandarin) adalah sepasang bebek ukiran (secara tradisional Bebek mandarin) yang digunakan dalam upacara pernikahan Korea, dan sering diberikan sebagai hadiah pernikahan. Bebek mandarin dipilih karena dipercayai, tidak seperti jenis bebek lainnya, mereka kawin untuk hidup, dan jika salah satu pasangannya mati, pasangan satunya akan berkabung. Untuk orang Korea, Bebek mandarin mewakili kedamaian, kesetiaan, dan keturunan yang berlimpah.[1]
Sejarah dan ukiran
[sunting | sunting sumber]Pada mulanya, seorang pria yang ingin menikah akan membeli sepasang bebek atau angsa berleher pendek hidup untuk diberikan sebagai hadiah bagi keluarga dari calon pengantin wanita. Tradisi tersebut telah berganti menjadi bebek kayu sebagai pengganti dari hewan hidup. Jika satu pasangan akan menikah, mereka harus memilih seorang pria untuk mengukir bebek pernikahan mereka yang terhormat dan merupakan seorang teman baik. Selain itu, orang tersebut harus memiliki "lima keberuntungan" agar dapat menjadi pengukir yang cocok karena dipercaya bahwa keberuntungan ini akan diberikan kepada kedua bebek dan berpindah ke pasangan yang menerimanya. Kelima keberuntungan dari pengukir yang harus dimiliki adalah:
- Memiliki kekayaan.
- Sehat.
- Memiliki seorang istri yang baik.
- Tidak pernah bercerai, dan tidak memiliki saudara yang telah bercerai.
- Memiliki banyak putra.
Keberuntungan kelima mengenai putra tersebut konsisten dengan ajaran Konfusius mengenai kekuatan keluarga dan proliferasi. Keberuntungan ini juga menandakan bahwa pria tersebut harus menjaga hubungan baik dengan semua putranya. Jika pria tersebut memiliki banyak anak, namun hanya dua yang bersamanya saat ia meninggal dunia, ia hanya bisa mengatakan ia memiliki dua orang anak.
Selama mengukir, pria tersebut akan berdoa untuk kebahagiaan, kedamaian, kemakmuran, dan keturunan yang melimpah. Pengukir tersebut akan melakukan pekerjaannya secara cuma-cuma karena dianggap sebagai sebuah kehormatan untuk diminta mengukir bebek pernikahan. Ia juga tidak diperbolehkan untuk mengukir lebih dari sepasang bebek selama hidupnya karena setiap ukiran berarti ia membagi sebagian dari lima keberuntungannya.
Hari Modern
[sunting | sunting sumber]Bebek pernikahan modern biasanya diproduksi secara massal. Bebek betina biasanya berwarna merah, sementara bebek jantan berwarna biru. Bebek betina bisa memiliki seutas pita diikatkan pada paruhnya sebagai tanda bahwa seorang istri harus diam dan mendukung suaminya. Hal ini juga umum saat melihat pita diikatkan pada kedua paruh bebek yang menandakan bahwa keheningan adalah kebajikan.[2] Bebek pernikahan biasa dibeli sebagai cenderamata oleh para turis dan dapat ditemukan di beberapa tempat wisata di Korea Selatan.
Lihat juga
[sunting | sunting sumber]Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Susan Chira (5 October 1986). "TIPS FOR THE SOPHISTICATED TRAVELER: SUPER SOUVENIRS; The Happy Couple: Korean Wedding Ducks". The New York Times Magazine. Diakses tanggal 30 June 2013.
- ^ "Wedding ducks". traditionscustoms. Diakses tanggal 30 June 2013.[pranala nonaktif permanen]