Bedaya Srigati
Bedaya Srigati adalah tarian yang tumbuh dan berkembang di Desa Babadan, Kecamatan Paron, Kabupaten Ngawi, Provinsi Jawa Timur. Tarian ini menjadi bagian dalam pelaksanaan Upacara Ganti Langse di Palereman Alas Ketangga Srigati, mulai dari mengganti kain hingga penyerahan kain mori lama, yang rutin dilaksanakan setiap tahunnya oleh masyarakat setempat. Bedaya Srigati merupakan tari bedaya yang disusun di luar keraton (Kesunanan Surakarta dan Kesultanan Ngayogyakarta). Tarian tersebut disusun oleh Imam Joko Sulistyo pada 2010 dan mulai ditarikan di Pesanggrahan Srigati pada 2011. Tema yang diangkat dalam penyusunan tari ini adalah cerita tentang Pesanggrahan Srigati, yang dipercaya sebagai tempat peristirahatan Prabu Brawijaya V ketika Kerajaan Majapahit diserbu oleh bala tentara Kerajaan Demak pimpinan Raden Patah. Brawijaya V di tempat itu melepaskan semua tanda kebesaran kerajaan, yaitu jubah, mahkota, dan benda pusaka, tetapi semua itu raib.[1]
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]Rujukan
[sunting | sunting sumber]- ^ Ardyanti, Alwida; Romandoni, Hendrisa Rizqie; Mushofiroh, Uun Unzila; Setiono, Zahra Aurista; Darmadi (2022). "Mengulas Filosofi Alas Ketonggo Srigati (Petilasan Prabu Brawijaya V) di Desa Babadan, Kecamatan Paron, Kabupaten Ngawi (Kajian Filosofi dan Nilai Budaya)". Innovative: Journal Of Social Science Research. 2 (1): 731–737. ISSN 2807-4238.