Lompat ke isi

Bencana di Etiopia

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Bencana di Etiopia utamanya berupa bencana kekeringan dan bencana kelaparan. Kedua jenis bencana ini mulai terjadi di Etiopia sejak akhir abad ke-20 Masehi. Penyebab utama bencana di Etiopia ialah kondisi wilayah dengan curah hujan tahunan yang sangat rendah dan pengubahan bentuk pemerintahan dari kekaisaran menjadi republik oleh Rezim Derg. International Emergency Disasters Database melaporkan bahwa pada tahun 2004, rata-rata korban jiwa akibat bencana di Etiopia pada periode 1974–2003 sebanyak 5.259 jiwa per 100.000 penduduk. Bencana kelaparan di Etiopia mulai diatasi pada tahun 2000 melalui program perawatan terapi komunitas.

Bencana kekeringan

[sunting | sunting sumber]

Bencana kekeringan merupakan bencana alam yang paling sering terjadi di Etiopia.[1] Penyebab bencana kekeringan di Etiopia ialah fenomena alam yakni El Niño. Fenomena ini membuat wilayah Etiopia tidak mengalami hujan sama sekali selama 12–18 bulan. Bencana kekeringan di Etiopia membuat sumber air mengering, lahan pertanian mengalami kerusakan, dan hewan ternak mengalami kematian.[2]   

Bencana kelaparan

[sunting | sunting sumber]

Bencana kelaparan pernah terjadi di Etiopia ketika Rezim Derg berkuasa sejak tahun 1974–1987. Rezim Derg merupakan junta militer berkeyakinan komunisme yang telah mengubah bentuk negara Etiopia dari kekaisaran menjadi republik. Kejadian bencana kelaparan berlangsung pada dekade 1980-an.[3] Skala bencana kelaparan di Etiopia telah meluas sejak awal tahun 1982. Namun pemberitaannya baru diketahui secara mancanegara pada Juli 1984.[4] Pemberitaan ini diadakan oleh Independent Television News dan British Broadcasting Corporation dengan menampilkan liputan secara audio visual.[5] Korban jiwa dari bencana kelaparan di Etiopia pada masa Rezim Derg sekitar 1 juta jiwa.[6] Penyebab bencana kelaparan pada masa ini ialah kemarau berkepanjangan dan tidak ada mata air yang mengalir di Etiopia. Selain itu, bencana kelaparan juga terjadi akibat kegagalan kebijakan-kebijakan Pemerintah Etiopia dalam menangani bencana kelaparan.[7]

Etiopia merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki tingkat risiko bencana gunung berapi dengan tingkat bahaya.[8] Selain itu, Etiopia juga menjadi salah satu negara di dunia yang memiliki risiko bencana gempa bumi yang menimbulkan kematian dengan persentase sebesar >1%.[9]

Korban jiwa

[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 2004, International Emergency Disasters Database membuat sebuah laporan mengenai jumlah rata-rata korban jiwa akibat bencana tahunan di beberapa negara berkembang dan negara miskin. Dalam laporan ini tercatat bahwa pada periode 1974–2003, jumlah korban jiwa akibat bencana di Etiopia rata-rata sebanyak 5.259 jiwa per 100.000 penduduk.[10]

Penanganan

[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 2000, Etiopia menjadi negara pertama yang menerapkan program perawatan terapi komunitas. Program ini diadakan untuk mengatasi bencana kelaparan di Etiopia.[11]

Referensi

[sunting | sunting sumber]

Catatan kaki

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Hermon, Dedi (2015). Geografi Bencana Alam. Depok: PT Rajagrafindo Persada. hlm. 23. ISBN 978-979-769-820-1. 
  2. ^ Yulianto, Dian (2021). Samsuri, ed. Buku Pintar Penanggulangan Kekeringan. Yogyakarta: Diva Press. hlm. 64–65. ISBN 978-623-293-331-6. 
  3. ^ Mahasiswa Pendidikan Sejarah Angkatan 2015 2018, hlm. 116-117.
  4. ^ McNair, Brian (2019). Pengantar Komunikasi Politik [An Introduction Political Communication]. Diterjemahkan oleh Muttaqien, Imam. Bandung: Penerbit Nusa Media. hlm. 74. ISBN 978-602-6913-01-2. 
  5. ^ McNair, Brian (2021). Media Politik: Seri Pengantar Komunikasi Politik [An Introduction to Political Communication]. Diterjemahkan oleh Muttaqien, Imam. Nusamedia. hlm. 16. 
  6. ^ Mahasiswa Pendidikan Sejarah Angkatan 2015 2018, hlm. 116.
  7. ^ Mahasiswa Pendidikan Sejarah Angkatan 2016 Universitas Sanata Dharma (2020). Kurniawan, Hendra, ed. Catatan Pinggir Mosaik Afrika: Tanggapan terhadap Kumpulan Tulisan Mosaik Afrika. Sukabumi: CV. Jejak. hlm. 109. ISBN 978-623-247-102-3. 
  8. ^ Mulyaningsih, Sri (2018). Pengantar Geologi Lingkungan (PDF) (edisi ke-3). AKPRIND Press. hlm. 173. ISBN 978-602-7619-68-5. 
  9. ^ Aksa, F. I., dkk. Hanum, Zuraida, ed. Geografi Bencana. Banda Aceh: Syiah Kuala University Press. hlm. 52. ISBN 978-623-264-300-0. 
  10. ^ Salim, I., dan Ni'am, L., ed. (2012). Merancang-bangun Sistem Keselamatan Warga: Pengalaman Kelola Bencana di Lima Kabupaten (Maluku Tenggara, Sinjai, Ende, Bengkulu Utara, Bengkulu Tengah). Sleman: INSISTPress. hlm. ii. ISBN 978-602-8384-49-0. 
  11. ^ Helmyati, S., dkk. (2018). Manajemen Gizi dalam Kondisi Bencana. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. hlm. 93. ISBN 978-602-386-174-3. 

Daftar pustaka

[sunting | sunting sumber]