Bernardo del Carpio
Bernardo del Carpio (juga dieja Bernaldo del Carpio) adalah pahlawan legendaris Spanyol pada Abad Pertengahan. Berbeda dengan El Cid, dia bukanlah tokoh yang nyata. Hingga akhir abad ke-XIX dan kerja keras Ramón Menéndez Pidal, dia dianggap sebagai pahlawan utama Spanyol Kristen abad pertengahan dan diyakini sebagai tokoh bersejarah.
Kisah
[sunting | sunting sumber]Bentuk paling awal dari legenda Bernardo ditemukan dalam Chronicon mundi karya Lucas de Tuy (1236), diikuti oleh Historia Gothica dari Rodrigo Jiménez de Rada (1243) dan Estoria de España (1270).[1]
Menurut bentuk legenda yang ditemukan dalam tawarikh abad ke-XIII, Bernardo adalah putra pernikahan rahasia Sancho Díaz, comte Saldaña, dan Jimena, putri Raja Alfonsu II dari Asturias (bertakhta 791-835), meskipun desas-desus mengatakan bahwa ibundanya adalah Timbor, saudara perempuan raja Franka Charlemagne. Dia lahir pada awal pemerintahan Alfonsu, tetapi ketika raja mengetahui tentang pernikahan terlarang itu, dia memenjarakan Sancho dan Jimena ditempatkan di sebuah biara. Bernardo dibesarkan di istana kerajaan.[1]
Ketika Alfonsu bertambah tua, ia tunduk pada Charlemagne sebagai imbalan perlindungan terhadap Moor. Bernardo memimpin perlawanan terhadap penyerahan ini, memaksa Alfonsu untuk mengingkari. Charlemagne kemudian menyerbu Asturias. Bernardo, memimpin pasukan Asturias, dan sekutu Moornya, Raja Marsilius, mengalahkan kaum Franka pada Pertempuran Jalur Gunung Roncevaux, di mana Roland terbunuh.[1]
Setelah kemenangannya, Bernardo mengetahui bahwa ayahandanya masih hidup. Dia berkabung untuk ayahandanya yang masih hidup, tetapi Alfonsu masih menolak untuk membebaskannya. Ketika Charlemagne kembali untuk membalas dendam pada Marsilius, Bernardo bergabung dengannya melawan sekutu lamanya. Charlemagne menghadiahinya dan membawanya kembali ke Prancis. 24 Tahun kemudian ia kembali ke Asturias dan bertempur bersama Raja Alfonso III di Toledo.[1]
Ketika sepupunya, Don Bueso, datang dari Prancis dengan pasukan, Bernardo mengalahkannya dalam duel dan kemudain mengalahkan pasukannya. Dia kemudian menuntut kebebasan ayahandanya, tetapi ditolak. Setahun kemudian, dia berjuang untuk ratu pada sebuah turnamen, tetapi permintaannya untuk membebaskan ayahandanya kembali ditolak. Dia kemudian memutuskan untuk menjarah, merebut wilayah dan meneror kerajaan selama dua tahun. Dia membangun rombongan besar dan sebuah puri yang disebutnya El Carpio dekat Salamanca sebagai markas besarnya. Ketika Alfonso III pergi ke El Carpio, Bernardo menuntut pembebasan ayahandanya. Ini dikabulkan tetapi ayahandanya telah meninggal tiga hari sebelumnya. Bernardo kehilangan puri dengan sia-sia.[1]
Bernardo kembali ke Prancis untuk sementara waktu sebelum Charlemagne mengirimnya kembali dengan tentara dan kuda untuk melawan Moor. Dia membebaskan Berbegal, Barbastro dan Sobrarbe sebelum menetap untuk menikahi Doña Galinda, putri Comte Alardos de Latre. Dia mengisi kembali Canal de Jaca.[1]
Asal-usul
[sunting | sunting sumber]Meskipun disajikan dalam tawarikh sebagai sejarah, kisah tentang Bernardo adalah fiktif, penuh dengan anakronisme dan secara kronologis tidak mungkin. Dia akan berusia 82 tahun ketika dia mengalahkan Don Bueso dan ayahandanya pasti berusia 110 tahun saat kematiannya. Primera Crónica sering mengungkapkan keraguan tentang kisahnya. Tokoh sejarah yang kemungkinan besar asal usul legenda tersebut adalah Bernat dari Septimania.[1]
Legenda asli Bernardo del Carpio dinyanyikan oleh para Ménestrel (penyanyi, tukang deklamasi, penghibur) dari Kerajaan León. Belakangan, penyair Kastila Pero Ferrús (fl. 1380) menyebut Bernardo del Carpio dalam salah satu cantigas-nya, yang menggabungkan tema kehidupan yang baik di Kastila dengan serangkaian loores, atau lirik paeans, hingga serangkaian Yunani, Romawi, pahlawan alkitabiah, kesatria, dan Arab.
Pada 1624 Bernardo de Balbuena menerbitkan El Bernardo, sebuah puisi epik yang mengisahkan eksploitasi Bernardo.
Dalam pembukaan Don Quixote, Miguel de Cervantes memiliki protagonis yang sangat mengagumi Bernardo karena dia menghancurkan Roland dengan tangannya sendiri, meskipun konteksnya jelas bahwa Quixote terlalu percaya pada kisah-kisah romansa yang fantastis.
Cervantes menyebut salah satu karyanya sebagai "Bernardo". Karya yang belum selesai ini hilang, seperti juga hampir semua naskah Cervantes. Daniel Eisenberg menyatakan bahwa dalam Cervantes Spanyol sebuah buku tentang "Bernardo" pasti tentang Brnardo del Carpio. Berbeda dengan Roland/Orlando, Bernardo adalah pahlawan Spanyol, pahlawan nasional, dan Cervantes lebih suka merayakan pahlawan Spanyol, atau lebih merayakannya.
Referensi
[sunting | sunting sumber]Bacaan selanjutnya
[sunting | sunting sumber]- Burton, David. The Legend of Bernardo del Carpio: From Chronicle to Drama.
- Fitzmaurice-Kelly, James. Chapters on Spanish Literature. Glasgow: Good Press, 2019, at pp. 49-56.