Betet-kelapa buru
Betet-kelapa buru
| |
---|---|
Tanygnathus gramineus | |
Status konservasi | |
Rentan | |
IUCN | 22685016 |
Taksonomi | |
Kelas | Aves |
Ordo | Psittaciformes |
Superfamili | Psittacoidea |
Famili | Psittacidae |
Genus | Tanygnathus |
Spesies | Tanygnathus gramineus Gmelin, 1788 |
Tipe taksonomi | Tanygnathus |
Betet-kelapa buru (Tanygnathus gramineus) merupakan salah satu jenis burung bengkok dari keluarga Psittaculidae dan genus Tanygnathus. Burung ini termasuk salah satu jenis burung endemik Indonesia dengan ciri khas yang hampir dikujur tubuhnya di dominasi dengan warna hijau. Burung ini salah satu ke jenis burung langka indonesia atau sebagian noktural. Ini pertama kali dilaporkan dalam literatur ilmiah oleh ahli burung Belanda Hendrik Cornelis Siebers (1890–1949) pada tahun 1930.
Deskripsi
[sunting | sunting sumber]Memiliki panjang tubuh sekitar 40–42 cm[1] dengan bulu pada umumnya berwarna hijau, termasuk tunggir dan bahu; kekang hitam.
Pesebaran
[sunting | sunting sumber]Endemik di Pulau Buru, Maluku selatan. Menurut catatan, bahwa populasi burung ini terus menurun dan ditemukannya jenis yang kurang dikenal pada pencarian baru-baru ini meskipun jenis tersebut masih meragukan.
Tempat hidup
[sunting | sunting sumber]Hidup di hutan pegunungan dan perbukitan. Biasanya terlihat sendiri. Lebih sering terdengar daripada terlihat. Aktif sepajang hari dan sebagian besar (mungkin hampir secara eksklusif) aktif pada pada malam hari, tetapi hal ini belum tentu dapat dibenarkan karena tidak memiliki penjelasan yang terdokumentasi.
Makanan
[sunting | sunting sumber]Makanan utama dari burung betet buru ini diantaranya yaitu seperti buah-buahan, biji-bijian, dan juga bunga. Pada umumnya mereka akan mencari makan dalam sebuah kelompok yang berisi sampai dengan10 ekor. Selain itu mereka juga sering berpindah-pindah tempat untuk mengikuti ketersediaan buah-buahan yang ada di wilayah hutan pegunungan.
Reproduksi
[sunting | sunting sumber]Musim kawin dari burung betet buru terjadi antara bulan Desember sampai dengan Februari. Dalam sekali musim kawin mereka bisa menghasilkan telur sampai dengan 5 butir. Lain halnya dengan jenis betet lainnya, sebagian besar termasuk jenis nokturnal (yang mana aktif di malam hari).
Sebagian besar hutan pegunungan di Bur juga masih bisa dikatakan relatif aman, meskipun tidak ada yang dilindungi.[2]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ "Black-lored Parrot (Tanygnathus gramineus)". www.hbw.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-09-29.
- ^ "Black-lored Parrot (Tanygnathus gramineus) – Planet of Birds". www.planetofbirds.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-09-29.