Borogojol, Lemahsugih, Majalengka
Borogojol | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Jawa Barat | ||||
Kabupaten | Majalengka | ||||
Kecamatan | Lemahsugih | ||||
Kode pos | 45465 | ||||
Kode Kemendagri | 32.10.01.2003 | ||||
Luas | 6,39 km² | ||||
Jumlah penduduk | 3,438 jiwa (2023) | ||||
Kepadatan | 538.02 jiwa/km² (2023) | ||||
|
Borogojol adalah sebuah desa di kecamatan Lemahsugih, Majalengka, Jawa Barat, Indonesia. Desa Borogojol berjarak sekitar 6 km dari Kecamatan Lemahsugih dan 48 km[1] dari Kabupaten Majalengka.
Desa Borogojol menduduki posisi ke-3 sebagai desa terluas di Kecamatan Lemahsugih, di bawah Desa Cipasung (10,30 km²) dan Desa Bangbayang (8,73 km²). Luas Desa Borogojol mencapai 8,13% dari total luas Kecamatan Lemahsugih.[2]
Desa Borogojol merupakan desa yang berada di wilayah ujung selatan Majalengka yang berdekatan dengan wilayah Ciamis. Desa Borogojol memiliki suhu udara yang sejuk karena berada di daerah pegunungan dengan kisaran suhu antara 18°C - 26°C. Mata pencaharian kebanyakan penduduk di Desa ini adalah sebagai petani oleh karena itu juga desa Borogojol juga terkenal sebagai daerah sentra agribisnis di daerah Kabupaten Majalengka. Masyarakat di Desa Borogojol masih erat dengan nilai kebudayaan, kebersamaan, dan gotong royong.
Geografi
[sunting | sunting sumber]Wilayah Desa Borogojol berada di ketinggian 1.004 mdpl dengan topografi pengunungan yang letaknya berada di kaki Gunung Cakrabuana. Suhu di Desa Borogojol bervariasi sepanjang tahunnya berkisar pada angka 17°C hingga 27°C. Desa Borogojol termasuk ke dalam Daerah Aliran Sungai Cimanuk.[3]
Memiliki topografi pegunungan, menjadikan Desa Borogojol memiliki keunggulan dalam bidang pertanian, terkhususnya pada tanaman holtikultura dengan komoditas utamanya, seperti labu siam, cabai, tomat, kubis, bawang daun, dan sebagainya.
Pemerintahan
[sunting | sunting sumber]Desa Borogojol memiliki jumlah Rukun Warga sejumlah 5 dan Rukun Tetangga (RT) sejumlah 17 yang terdapat dalam beberapa dusun sebagai berikut:
- Blok Desa Borogojol
- Dusun Babakan Gintung
- Dusun Sunagara
- Dusun Batu Balay
- Blok Dusun Nangkarea
- Blok Dusun Cikiung
Penduduk
[sunting | sunting sumber]Demografi
[sunting | sunting sumber]Jumlah penduduk Desa Borogojol yang tercatat pada tahun 2023 berjumlah 3,438 jiwa dengan jumlah laki-laki sebanyak 1755 jiwa dan perempuan sebanyak 1683 jiwa dengan sex ratio 104.28%. Jumlah total Kartu Keluarga di Desa Borogojol adalah sebanyak 1083 Kartu Keluarga.
Pendidikan
[sunting | sunting sumber]Tingkat pendidikan masyarakat Desa Borogojol tergolong masih perlu unutuk ditingkatkan dengan mayoritas penduduk tamat SD/sederajat sejumlah 2062 orang dibandingkan dengan tamatan SLTP/sederajat dan SLTA/sederajat sejumlah 673 orang dan 203 orang.
Perekonomian
[sunting | sunting sumber]Pendapatan terbesar penduduk Desa Borogojol berasal dari sektor pertanian. Sebagian besar penduduk Desa Borogojol bekerja pada sektor pertanian (petani, buruh tani, pemilik usaha tani) dengan total sebanyak 2,235 orang. Selain sektor pertanian, penduduk Desa Borogojol juga banyak bekerja pada sektor peternakan (peternakan perorangan, buruh usaha peternakan, pemilik usaha peternakan) dengan jumlah total sebanyak 254 orang. Sektor-sektor lainnya, seperti sektor kehutanan, sektor perdagangan, sektor jasa juga menjadi mata pencaharian penduduk Desa Borogojol.
Kebudayaan
[sunting | sunting sumber]Desa Borogojol memiliki kebudayaan dan tradisi yang masih dijalankan hingga saat ini, diantaranya:
Buku Taun
[sunting | sunting sumber]Buku taun merupakan sebuah tradisi di Desa Borogojol untuk menunjukkan rasa syukur kepada sang pencipta atas seluruh berkah yang diberikan dan sebagai sebuah penghormatan kepada leluhur. Tradisi ini biasanya dilakukan untuk menyambut bulan muharam dan dilaksanakan pada hari senin atau kamis. Tradisi buku taun memiliki nilai kearifan lokal dan erat akan kebersamaan dan gotong royong yang tinggi.
Rangkaian acara buku taun sudah dimulai beberapa hari sebelum puncak acara. Rangkaian awal dari buku taun ini dimulai dari pembuatan makanan khusus yang selalu dibuat setiap tahunnya, yaitu baliung. Baliung sendiri merupakan makanan yang terbuat dari padi tanpa ditambahkan bumbu masakan. Daya tarik baliung sendiri terdapat pada baunya yang menyengat. Pembuatan diawali dengan proses nutu atau menumbuk padi menjadi beras yang dilakukan oleh ibu-ibu. Kemudian beras tersebut dicuci hingga menjadi bersih dan dipeyeum atau didiamkan setelah ditutup dengan daun kajar selama kurang lebih 2 hari. Beras yang sudah didiamkan kemudian dihaluskan hingga menjadi tepung. Nantinya, tepung tersebut akan dicampur dengan air hingga menjadi mirip sebuah adonan yang masih cair. Adonan tersebut kemudian dibungkus menggunakan daun congkok sebelum direbus.
Puncak kegiatan buku taun adalah 'Ngalaksa' yang berasal dari bahasa sunda 'ngalaksanakeun' atau 'laksanakan'. Ngalaksa sendiri memiliki makna sebagai sedekah bumi atau memberi sedekah kepada orang lain. Ngalaksa dilaksanakan di makam keramat eyang borogati. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh elemen masyarakat Desa Borogojol
Uar
[sunting | sunting sumber]Uar atau ngarumat bumi, merupakan tradisi yang dilaksanakan untuk menyambut 1 muharam. Dilaksanakan setiap satu tahun sekali, kegiatan ini dilakukan dengan pembacaan do'a yang bertujuan agar dijauhkan dari marabahay, diberi keberkahan hidup, dan lain sebagainya.
- ^ "Kecamatan Lemahsugih Dalam Angka 2020 - Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka". majalengkakab.bps.go.id. Diakses tanggal 2024-08-23.
- ^ "Kecamatan Lemahsugih Dalam Angka 2023 - Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka". majalengkakab.bps.go.id. Diakses tanggal 2024-08-23.
- ^ "Yuk Mengenal Desa Borogojol Kecamatan Lemahsugih dan Potensinya". Diakses tanggal 2024-08-23.