Lompat ke isi

Boston Consulting Group

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Boston Consulting Group
Swasta
IndustriKonsultansi manajemen
Didirikan1963; 61 tahun lalu (1963)
PendiriBruce Henderson
Kantor pusatBoston, Massachusetts, Amerika Serikat
Cabang
Lebih dari 90 kantor[1]
Wilayah operasi
Seluruh dunia
Tokoh kunci
Rich Lesser (CEO)[2]
Pendapatan$8,5 milyar (2019)[3]
Karyawan
21.000[3]
Situs webwww.bcg.com
Facebook: BostonConsultingGroup X: bcg Instagram: bcg LinkedIn: boston-consulting-group Youtube: UCTMsx_6gWKCjlceyb5rBLnA Modifica els identificadors a Wikidata

Boston Consulting Group (BCG) adalah sebuah biro konsultansi manajemen asal Amerika yang didirikan pada tahun 1963 dan bermarkas di Boston, Massachusetts.[4] Perusahaan ini merupakan salah satu dari tiga biro konsultansi strategi dengan pendapatan terbesar di dunia bersama dengan McKinsey & Company dan Bain & Company.[5] Sejak 2021, biro konsultasi ini dipimpin oleh eksekutif Jerman, Christoph Schweizer.

Perusahaan ini didirikan pada tahun 1963 oleh Bruce Henderson sebagai Divisi Manajemen dan Konsultansi dari The Boston Safe Deposit and Trust Company. Henderson direkrut dari Arthur D. Little untuk mendirikan divisi tersebut. Awalnya divisi tersebut hanya memberi nasehat pada klien yang berbentuk bank, dengan tagihan pada bulan pertama hanya sebesar US$500. Henderson kemudian merekrut konsultan kedua, yakni Arthur P. Contas, pada bulan Desember 1963.[6] Pada tahun 1966, BCG membuka kantor kedua di Tokyo, Jepang.[7]

Pada tahun 1967, Henderson bertemu dengan Bill Bain dan menawarinya jabatan di dalam divisi ini. Bain pun setuju dan resmi bergabung ke divisi tersebut pada tahun 1967 dengan gaji awal sebesar $17.000 per tahun.[8][9][10] Pada awal dekade 1970-an, para pegawai divisi ini menganggap Bain pada akhirnya akan menjadi suksesor Henderson. Namun pada tahun 1973, Bain resmi mengundurkan diri dari BCG untuk mendirikan biro konsultansinya sendiri, yakni Bain & Company, dan merekrut enam mantan pegawai BCG.[8][9]

Pada tahun 1974, Henderson mengatur rencana kepemilikan saham pegawai, sehingga para pegawainya dapat menjadikan divisi ini terpisah dari The Boston Safe Deposit and Trust Company. Pembelian semua saham pun selesai pada tahun 1979.[11]

Pada tahun 1980-an, BCG memperkenalkan konsep persaingan berdasarkan waktu yang yang mempertimbangkan kembali peran manajemen waktu dalam memberikan keuntungan pasar. Konsep tersebut menjadi subjek esai di Harvard Business Review.

Pada bulan Mei 2021, perusahaan ini memilih Christoph Schweizer sebagai CEO, menggantikan Rich Lesser yang akan mengundurkan diri dan menjabat sebagai Ketua Global perusahaan tersebut.

Pada tahun 2022, BCG merilis "Laporan Keberlanjutan Tahunan 2022" yang menyoroti berbagai inisiatif yang berfokus pada dampak sosial dan planet. Sejak tahun 2015, kemajuan yang dicapai adalah 30% lebih sedikit emisi gas rumah kaca, 20% lebih sedikit penggunaan air, 15% lebih sedikit timbulan sampah, dan 10% lebih sedikit konsumsi energi.

Budaya perusahaan

[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 2019, BCG menempati peringkat kesepuluh dalam daftar "100 Tempat Kerja Terbaik" yang disusun oleh Fortune.[12]

Majalah Working Mother mengakui BCG sebagai salah satu dari 100 tempat kerja terbaik pada tahun 2019 untuk tiga belas tahun berturut-turut, dengan menekankan pada kebijakan cuti keluarga dan opsi kerja yang fleksibel. BCG juga diakui sebagai tempat kerja terbaik untuk ayah pada tahun 2019 dan tempat kerja terbaik untuk eksekutif wanita oleh NAFE pada tahun 2020.[13]

Human Rights Campaign pun mengakui BCG sebagai salah satu tempat kerja terbaik untuk LGBT pada tahun 2020.[14]

Rekrutmen

[sunting | sunting sumber]

BCG biasanya merekrut untuk posisi asisten konsultan atau konsultan, dari universitas dan sekolah bisnis terkemuka.[15] Perusahaan ini juga menawarkan magang musim panas.[16][17]

Internal perusahaan memperkirakan bahwa BCG Amerika Utara tiap tahunnya menerima sekitar 10.000 lamaran untuk posisi asisten konsultan.[18]

Asisten konsultan senior memiliki kesempatan untuk bekerja di luar negeri melalui program pertukaran.[19][20] Sejumlah asisten konsultan juga dibiayai oleh BCG untuk melanjutkan studinya di sekolah bisnis.[21][22] Sama seperti di biro konsultansi strategi terkemuka lain, BCG pun menerapkan sistem "naik atau keluar," atau pengurangan paksa, di mana para pegawainya harus keluar dari perusahaan ini jika gagal mendapat promosi dalam jangka waktu yang telah ditentukan.[23]

Proses wawancara

[sunting | sunting sumber]

BCG menggunakan metode kasus untuk mengadakan wawancara. Teknik ini dirancang untuk mensimulasikan tipe-tipe masalah yang umum ditemui di bidang konsultansi manajemen dan untuk menguji kemampuan kualitatif dan kuantitif yang dianggap penting dalam pekerjaan sehari-hari nantinya.[24] Umumnya, proses wawancara dilakukan dalam dua tahap.[25]

Matriks BCG

[sunting | sunting sumber]

Pada dekade 1970-an, BCG membuat dan mempopulerkan "matriks BCG," sebuah grafik untuk membantu perusahaan besar memutuskan bagaimana mengalokasikan uang di semua unit bisnisnya. Perusahaan didorong untuk mengkategorisasi unit bisnisnya sebagai "Bintang," "Sapi Perah," "Tanda Tanya," atau "Anjing," dan kemudian mengalokasikan uang perusahaan sesuai kategori tersebut, dengan memindah uang yang didapat dari Sapi Perah ke Bintang dan Tanda Tanya yang memiliki tingkat pertumbuhan lebih tinggi, sehingga memiliki potensi yang lebih besar juga.[26][27]

Unit bisnis diperluas BCG

[sunting | sunting sumber]

Pada bulan Desember 2022, BCG mengkonsolidasikan banyak unit bisnis alternatifnya di bawah satu entitas, yang diberi nama BCG X. Hal ini mencakup beberapa unit bisnis yang berfokus pada penyediaan layanan konsultasi terkait digital dan teknologi untuk klien:

  • BCG Digital Ventures yang bermitra dengan perusahaan lain untuk melakukan riset, perancangan, dan peluncuran produk dan layanan baru.[28] Ware2Go (sebuah platform logistik yang dikembangkan bersama United Parcel Service), Tracr (sebuah pelacak rantai pasok berbasis rantai blok yang dikembangkan bersama De Beers) dan OpenSC (sebuah pelacak rantai pasok yang dikembangkan bersama World Wide Fund for Nature) adalah tiga contoh proyek yang didukung oleh BCGDV.[29][30][31][32]
  • BCG GAMMA yang menerapkan ilmu data, analisis, dan kecerdasan buatan untuk mengidentifikasi keunggulan kompetitif.[33]
  • BCG Platinion yang menangani sisi teknologi, arsitektur, implementasi, dan perancangan yang fokus pada manusia dari transformasi digital. Platinion menawarkan keahlian teknologi dalam dengan platform teknologi inti seperti CRM, ERP, dan sistem rantai pasok, beserta keahlian komputasi awan.[34][35]

BCG Omnia

[sunting | sunting sumber]

BCG Omnia menerjemahkan keahlian strategi ke solusi data dan perangkat lunak.[36]

BCG BrightHouse

[sunting | sunting sumber]

BrightHouse adalah sebuah konsultansi kreatif yang berfokus pada konsultasi tujuan bisnis.[37] BCG Brighthouse membantu organisasi dalam mendefinisikan dan menyelaraskan tujuan, nilai, dan dampak sosial mereka dengan membantu bisnis mengidentifikasi dan mengungkapkan misi yang lebih luas selain tujuan keuangan serta mengintegrasikan tujuan tersebut ke dalam strategi dan operasional mereka secara keseluruhan.

BCG Lembaga Henderson

[sunting | sunting sumber]

Lembaga Henderson adalah wadah pemikir BCG. Namanya diambil dari Bruce Henderson, pendiri BCG. Fokus utama lembaga ini adalah melakukan penelitian mutakhir dan menghasilkan wawasan mengenai isu-isu strategis dan manajerial penting yang berdampak pada bisnis dan perekonomian global.

BCG Expand

[sunting | sunting sumber]

Expand menawarkan riset dan pembandingan tersindikasi untuk lembaga keuangan.[38]

BCG INVERTO

[sunting | sunting sumber]

INVERTO adalah sebuah biro konsultansi manajemen internasional dan merupakan salah satu spesialis untuk pembelian strategis dan manajemen rantai pasok di Eropa.[39]

Kontroversi

[sunting | sunting sumber]

Sebuah artikel yang diterbitkan oleh The New York Times pada tanggal 19 Januari 2020 menyebut BCG telah memfasilitasi eksploitasi Isabel dos Santos terhadap sumber daya alam Angola, padahal negara tersebut mengalami kesusahan akibat kemiskinan, kurangnya literasi, dan kematian bayi.[40] Berdasarkan artikel tersebut, BCG dikontrak oleh BUMN Angola yang bergerak di bidang minyak bumi, Sonangol, serta produsen perhiasan, De Grisogono, yang dimiliki oleh suami Isabel dos Santos melalui perusahaan cangkang di Luxembourg, Malta, dan Belanda. BCG pun diberitakan menerima pembayaran melalui perusahaan lepas pantai di surga pajak seperti Malta.[40]

Arab Saudi

[sunting | sunting sumber]

The New York Times juga memberitakan bahwa BCG merupakan salah satu biro konsultansi, bersama McKinsey dan Booz Allen, yang membantu Pangeran Mohammed bin Salman untuk mengkonsolidasikan kekuatan di Arab Saudi.[41] Walaupun seorang juru bicara BCG menyatakan bahwa mereka menolak proyek yang berkaitan dengan strategi intelijen dan militer, BCG terlibat dalam perancangan cetak biru ekonomi untuk negara tersebut, yang diberi nama Vision 2030.[41]

Pada bulan Juni 2021, BCG dipekerjakan untuk memeriksa kelayakan negara tersebut menjadi tuan rumah Piala Dunia FIFA 2030. Penawaran tersebut dinilai sebagai kesepakatan yang menguntungkan, karena kebijakan rotasi benua FIFA menghalangi semua negara Konfederasi Sepak Bola Asia untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia hingga tahun 2034, setelah Qatar dijadwalkan menjadi negara Timur Tengah pertama yang menjadi tuan rumah turnamen pada tahun 2022.

BCG menerima kritik tajam atas keterlibatannya dalam pembangunan Rumah Sakit Baru Universitas Karolinska Solna setelah adanya investigasi dari Dagens Nyheter. Terutama karena potensi konflik kepentingan, di mana mantan pegawai BCG yang kemudian menjadi pimpinan rumah sakit tersebut, menyetujui banyak pengeluaran tanpa nota yang cukup dan mengeluarkan biaya yang cukup tinggi untuk konsultan eksternal, termasuk BCG.[42] Pada buku jurnalisme investigatif Konsulterna - Kampen om Karolinska (yang berarti Konsultan - Susah Payah untuk Rumah Sakit Universitas Karolinska), penulis dan jurnalis Dagens Nyheter, Anna Gustavsson dan Lisa Röstlund berargumen bahwa model perawatan kesehatan berbasis nilai yang direkomendasikan oleh BCG belum pernah diinvestigasi secara layak dan mengakibatkan pertumbuhan pesat di administrasi dan kurangnya tanggung jawab untuk pasien.[43]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ ""Boston Consulting Group Hits $6.3 Billion in Sales"". 8 Mar 2018. 
  2. ^ ""Rich Lesser"". 
  3. ^ a b ""Boston Consulting Group Revenues Reach $8.5 Billion"". 12 Mar 2020. [pranala nonaktif permanen]
  4. ^ "BCG History - The History of Boston Consulting Group". bcg.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-10-10. 
  5. ^ Szczerba, Marta (5 March 2014). "The Big Three: meet the world's top consulting firms" (72). The Gateway. Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 September 2014. Diakses tanggal 18 October 2014. 
  6. ^ "Bruce Henderson, 77, Consultant And Writer on Business Strategy". nytimes.com. Diakses tanggal 13 April 2020. 
  7. ^ "Tokyo 2020 welcomes Boston Consulting Group K.K. as Official Supporter". Tokyo 2020. Diakses tanggal 6 August 2020. 
  8. ^ a b Gallese, Liz Roman (September 24, 1989). "Counselor To The King". The New York Times. Diakses tanggal August 10, 2019. 
  9. ^ a b "Wine Festival 2008: McNulty/Bain". Naples Daily News. January 28, 2008. Diarsipkan dari versi asli tanggal October 30, 2012. Diakses tanggal August 10, 2019. 
  10. ^ Hagerty, James R. (January 17, 2018). "William Bain Jr. Founded Consulting and Private-Equity Firms, and Groomed Mitt Romney". The Wall Street Journal. Diakses tanggal August 10, 2019. 
  11. ^ Gant, Tina (December 2003). International Directory of Company Histories. St. James Press. ISBN 978-1-55862-503-7. Diakses tanggal 13 April 2020. 
  12. ^ "Boston Consulting Group". fortune.com. Diakses tanggal 6 August 2020. 
  13. ^ "Boston Consulting Group". workingmother.com. Diakses tanggal 6 August 2020. 
  14. ^ "Best Places to Work 2020". hrc.org. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-08-05. Diakses tanggal 6 August 2020. 
  15. ^ "Interview Insider: How to Get Hired at the Boston Consulting Group". cosmopolitan.com. Diakses tanggal 15 April 2020. 
  16. ^ "Through the Revolving Doors: My Experience as a BCG Summer Associate". linkedin.com. Diakses tanggal 15 April 2020. 
  17. ^ "Internships". bcg.com. Diakses tanggal 15 April 2020. 
  18. ^ https://mconsultingprep.com/bcg-case-interview/
  19. ^ "Four Things You Gain When You Leave Your Comfort Zone". linkedin.com. Diakses tanggal 15 April 2020. 
  20. ^ "Lotte Is an Imaginative Visionary". bcg.com. Diakses tanggal 15 April 2020. 
  21. ^ "BCG Fellows MBA Scholarship Program". bcg.com. Diakses tanggal 15 April 2020. 
  22. ^ "BCG Company Guide". transparentcareer.com. Diakses tanggal 15 April 2020. 
  23. ^ Perlow, Leslie (2012). Sleeping With Your Smartphone: How to Break the 24/7 Habit and Change the Way You Work. hlm. 228. ISBN 9781422144046. 
  24. ^ "Consultant Interview Preparation and Practice Cases". bcg.com. Diakses tanggal 15 April 2020. 
  25. ^ "What's Different Between a First Round and Final Round Interview at Bain, BCG or McKinsey". casecoach.com. Diakses tanggal 15 April 2020. 
  26. ^ "How to use the BCG Matrix model". smartinsights.com. Diakses tanggal 19 April 2020. 
  27. ^ "What Is a BCG Matrix?". businessnewsdaily.com. Diakses tanggal 19 April 2020. 
  28. ^ "BCG DV". 
  29. ^ Chhabra, Esha (January 31, 2019). "The WWF backs blockchain to unpick messy food supply chains". Wired.com. Wired. Diakses tanggal January 17, 2020. Funded by BCG Digital Ventures, an investment and incubation arm of Boston Consulting Group, OpenSC is designed as a self-sustaining “profit-for-purpose” venture. 
  30. ^ Redmayne, James (January 23, 2019). "From bait to plate: Blockchain platform tracks food's journey". Reuters.com. Reuters. Diakses tanggal January 17, 2020. OpenSC evolved from a WWF-led project that used blockchain to track tuna caught in the Pacific Ocean. BCG Digital Ventures was brought in to help build the platform. 
  31. ^ Kilian, Annie (May 24, 2018). "Signet joins De Beers' Tracr blockchain platform pilot". miningweekly.com. Mining Weekly. Diakses tanggal January 17, 2020. It is being developed by De Beers, with support from BCG Digital Ventures, and is expected to launch later this year. 
  32. ^ Brennan, Morgan (August 28, 2018). "UPS launches Ware2Go, a platform aimed at helping small- and mid-sized businesses expand". cnbc.com. CNBC. Diakses tanggal January 17, 2020. Ware2Go will be based in Atlanta and is partially owned by BCG Digital Ventures. 
  33. ^ "BCG Gamma". 
  34. ^ "BCG Platinion". 
  35. ^ [thecambridgeconsultant.com/where-next-for-consulting/ "What Is The Future of Consulting?"] Periksa nilai |url= (bantuan). 
  36. ^ "Accelerating Insights with Data and Software Solutions". Boston Consulting Group. Diakses tanggal 2 April 2020. 
  37. ^ "BCG - BrightHouse". Diakses tanggal 12 March 2020. 
  38. ^ "Expand Research - About Us". Diakses tanggal 12 March 2020. 
  39. ^ "INVERTO, a BCG Company". 
  40. ^ a b Forsythe, Michael; Gurney, Kyra; Alecci, Scilla; Hallman, Ben (2020-01-19). "How U.S. Firms Helped Africa's Richest Woman Exploit Her Country's Wealth". The New York Times (dalam bahasa Inggris). ISSN 0362-4331. Diakses tanggal 2020-01-19. 
  41. ^ a b Forsythe, Michael; Mazzetti, Mark; Hubbard, Ben; Bogdanich, Walt (2018-11-04). "Consulting Firms Keep Lucrative Saudi Alliance, Shaping Crown Prince's Vision". The New York Times (dalam bahasa Inggris). ISSN 0362-4331. Diakses tanggal 2020-06-22. 
  42. ^ Knoxborn, Ellinor (4 September 2018). "Skandalerna som kantat Nya Karolinska". Sveriges Television (dalam bahasa Swedish). Diakses tanggal 2020-08-21. 
  43. ^ Gustafsson, Anna; Röstlund, Lisa (2019). "1. Kapningen". Konsulterna : Kampen om Karolinska (dalam bahasa Swedish). Mondial. hlm. 20. ISBN 9789189061217.