Boy Iskak
Boy Iskak | |
---|---|
Lahir | Robertus Armand Iskak 26 November 1939 Bogor, Hindia Belanda |
Meninggal | 2009 (umur 69–70) Sukabumi, Jawa Barat, Indonesia |
Sebab meninggal | Diabetes melitus |
Kebangsaan | Indonesia |
Pekerjaan |
|
Tahun aktif | 1958–1990 |
Suami/istri | Janti Harahap (divorced)Jeanette McLachlan |
Anak | 4, termasuk Reynaldi Iskak |
Orang tua |
|
Kerabat |
|
Robertus Armand (26 November 1939 – 2009),[1] atau yang lebih dikenal sebagai Boy Iskak, adalah seorang aktor dan penyanyi berkebangsaan Indonesia yang aktif pada tahun 1960an.
Kehidupan awal
[sunting | sunting sumber]Boy Iskak dilahirkan sebagai Robertus Armand pada tanggal 26 November 1939 di Bogor, Hindia Belanda, sebagai putra sulung dari 5 bersaudara pasangan R. Iskak (1912–2002) dan Alida van de Kuinder (1917–2014).[1] Ayahnya memiliki keturunan Jawa sedangkan ibunya memiliki keturunan Belanda.[1]
Boy memiliki 4 orang adik yang bernama Indriati Gerard Bernardina (lahir 1942), Josef Budiman, Elizabeth Bebasari Iskak (lahir 1947), dan Irwan Santoso (1950–1990).[1] Dua orang adiknya yakni Indriati dan Elizabeth kemudian menjadi aktris Indonesia yang juga aktif pada tahun 1960an, sedangkan dua keponakannya dari Irwan yang bernama Gary dan Khiva juga ikut menjadi aktor Indonesia.[1]
Kehidupan pribadi
[sunting | sunting sumber]Boy menikah pertama kali dengan seorang wanita bernama Janti Harahap, dari pernikahannya tersebut mereka berdua dikaruniai seorang putra yang bernama Reynaldi Iskak (lahir 1966), Boy dan Janti kemudian memutuskan untuk bercerai.[1]
Setelah bercerai dari Janti, Boy kemudian pindah ke Sydney, Australia, lalu kembali menikah untuk yang kedua kalinya dengan seorang wanita Australia bernama Jeannette McLachlan.[1] Dari pernikahannya tersebut mereka dikaruniai seorang putra yang bernama Sheon dan sepasang anak kembar yang bernama Katriona Armand Iskak dan Nicholas.[1]
Di hari tua, Boy tinggal di Cicurug, Sukabumi. Ia meninggal pada tahun 2009 akibat penyakit diabetes melitus.
Filmografi
[sunting | sunting sumber]- Djuara Sepatu Roda (1958)
- Masih Ada Hari Esok (1961)
- Maut Mendjelang Magrib (1963)
- Sengketa
- Roda Revolusi
- Catatan Si Boy I
- Catatan Si Boy II
- Catatan Si Boy III
- Catatan Si Boy IV
- Catatan Si Boy V
Referensi
[sunting | sunting sumber]Pranala luar
[sunting | sunting sumber]