Budaya Māori
Budaya Māori ( bahasa Maori: Māoritanga ) adalah adat istiadat, praktik budaya dan kepercayaan penduduk asli Māori di Selandia Baru. Budaya ini berasal dari dan masih menjadi bagian budaya Polinesia Timur. Budaya Māori merupakan bagian khas dari budaya Selandia Baru. Banyaknya populasi diaspora dan penggunaan motif Māori dalam budaya pop menyebabkan budaya ini tersebar ke seluruh dunia.[1][2] Bagi orang Māori di seluruh dunia dan di Selandia Baru, kata Māoritanga sering digunakan sebagai sinonim frasa "budaya Māori".[3][4] Māoritanga juga dapat diterjemahkan sebagai "cara hidup Māori".[5]
Terdapat empat era budaya yang berbeda tetapi tumpang tindih. Dalam sejarah, keempat budaya ini berkontribusi banyak bagi budaya Māori:
- sebelum budaya Māori membedakan diri dari budaya Polinesia lainnya (periode Arkais)
- sebelum kontak meluas dengan orang Eropa (periode Klasik)
- abad ke-19, saat orang Māori mulai berinteraksi lebih intens dengan pendatang dan penduduk Eropa
- era modern sejak awal abad ke-20
Di zaman modern, Maoritanga dibentuk oleh urbanisasi, hubungan yang lebih erat dengan Pākehā (orang Selandia Baru asal Eropa) dan pemulihan kembali praktik tradisi.
Seni tradisional Māori memainkan peran besar dalam seni Selandia Baru. Antara lain, yang termasuk dalam seni semacam ini adalah whakairo (seni ukir), raranga (seni tenun), kapa haka (seni pertunjukan berkelompok), whaikōrero (oratori), dan tā moko (tato). Pola dan karakter yang digunakan dalam kesenian Māori mencatat kepercayaan dan silsilah orang Māori. Para seniman acapkali mengikuti teknik nenek moyang mereka, tetapi pada abad ke-21, Māoritanga juga merambah ke dalam seni kontemporer seperti film, televisi, puisi dan teater.
Bahasa Māori dikenal sebagai te reo Māori, dapat disingkat menjadi te reo (secara harfiah berarti "bahasa"). Pada awal abad ke-20, tampaknya te reo Māori - serta aspek lain dari kehidupan Māori - mungkin lenyap. Namun demikian, di tahun 1980an, sekolah bersponsor (Kura Kaupapa Māori) mulai mengajar dalam bahasa Māori. Mereka menerima baik orang Eropa maupun Māori.[6]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ "Maori culture increasing in importance to NZers". NZ Herald (dalam bahasa Inggris). 2012-03-15. ISSN 1170-0777. Diakses tanggal 2019-01-11.
- ^ Garl, Denise (2018-10-01). "Hey UK brewers, cultural appropriation is not cool". The Spinoff. Diakses tanggal 2019-01-11.
- ^ Taonga, New Zealand Ministry for Culture and Heritage Te Manatu. "Glossary". teara.govt.nz (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-01-13.
- ^ Ahu, Paenga, Maria Dawn Te (19 November 2016) (dalam bahasa en). Te Māoritanga: wellbeing and identity. Kapa haka as a vehicle for Māori health promotion (Tesis). Auckland University of Technology. http://aut.researchgateway.ac.nz/handle/10292/530. Diakses pada 19 November 2016. "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-04-06. Diakses tanggal 2021-03-03.
- ^ "Māoritanga – Māori Dictionary". maoridictionary.co.nz. Diakses tanggal 2019-04-16.
- ^ "History of the Māori language – Te Wiki o Te Reo Māori – Māori Language Week | NZHistory, New Zealand history online". nzhistory.govt.nz. Diakses tanggal 2019-01-13.