Bukit Suban, Air Hitam, Sarolangun
Bukit Suban | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Jambi | ||||
Kabupaten | Sarolangun | ||||
Kecamatan | Air Hitam | ||||
Kode pos | 37491 | ||||
Kode Kemendagri | 15.03.07.2007 | ||||
Luas | 150 km² | ||||
Jumlah penduduk | 6012. jiwa | ||||
Kepadatan | ... jiwa/km² | ||||
|
Bukit Suban adalah desa yang berada di kecamatan Air Hitam, Kabupaten Sarolangun, Jambi, Indonesia.
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Nama Desa Bukit Suban diambil dari nama sebuah Bukit Dua Belas yang berdekatan dengan Bukit Pal di Dusun Bukit Pal Makmur Desa Bukit Suban yang konon dahulu dikenal oleh orang – orang rimba di huni oleh Burung – burung yang diberi namaSuban yang sangat dikenal oleh orang – orang rimba yang berada di dekat Bukit Dua Belas yang saat ini menjadi perbatasan antara Desa Bukit Suban.
Penghuni pertama kali adalah para Suku Anak Dalam ( Kubu ) dan Kemudian diadakan program pemerintah Tranmigrasi dari Pulau Jawa ( Sunda, jawa Timur, dan jawa tengah) sekitar tahun 1984an, tepatnya di KUPT. Hitam Ulu X ( SP.I ). Yang saat itu masih bergabung dengan Kabupaten Sarolangun Bangko ( Sarko ) Kecamatan Pauh Propinsi Jambi.
Maksud kedatangan penduduk ke desa ini pertama kali adalah sebagai peserta Tranmigrasi yang dikirim oleh Pemerintah dalam upaya meningkatkan hasil perkapita yang saat orde Baru disebut dengan Repelita Pembangunan. Pada saat menetap ini untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga akan beras di beri jatah oleh pemerintah selama 1 tahun, kemudian mereka mulai mengolah lahan untuk tanaman pangan (padi) dan selanjutnya pada tahun 1990 an Lahan usaha yang mereka dapatkan dicarikan oleh Bapak Angkat sebuah Perusahaan PT.SAL untuk membuka lahan yang ditanami kelapa sawit yang ternyata hasilnya cukup baik dan berkembang sampai saat sekarang. Perkembangan penduduk desa mengalami arus kenaikan dari periode ke periode .
Sesuai perkembangan sistem administrasi pemerintahan di Indonesia, sebutan desa sewaktu berdiri adalah KUPT (Unit ) yang dikepalai oleh seseorang yang disebut dengan Kepala KUPT. Setelah diberlakukan UU No. 5 tahun 1979 tentang pemerintah desa, maka pada tahun 1986 ditunjuklah seorang Penjabat Sementara Kepala Desa telah tercatat 5 orang pemimpin desa seperti disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Perkembangan Kepemimpinan Desa Bukit Suban
No | Nama | Tahun Menjabat | Sebutan |
1 | SUTARDI | 1984-1985 | Kepala KUPT |
2 | NAWAWI | 1986 | PJS Kepala Desa |
3 | DAUD.PM | 1986-1987 | PJS Kepala Desa |
4 | SUGIMIN | 1987-2003 | Kepala Desa |
5 | PUJIYONO | 2004-2015 | Kepala Desa |
6 | MUJITO | 2014- 2016 | PJS Kepala Desa |
8 | AHMAD KAMEL | 2016 - 2016 | PJS Kepala Desa |
7 | MUJITO | 2016 - 2021 | Kepala Desa |
Pemimpin pertama desa secara administratif pada tahun 1984 dengan kepala KUPT, sesuai dengan perkembangan peraturan tentang pemerintahan desa, ditunjuk seorang PJS kepala desa yang memimpin desa sampai tahun 1986 – 1987 awal, dan setelah itu diadakan pemilihan kepala desa definitif oleh masyarakat, dan sudah terjadi 6 kali pemilihan kepala desa sampai sekarang.
Demografi
[sunting | sunting sumber]Pada tahun 1984 terdapat 445 KK dan 850 an jiwa ( dan terjadi kenaikan penduduk sampai tahun 2011 ) jumlah penduduk di Desa ini adalah sebanyak 6.012 orang/jiwa yang terdiri dari 3.110 jiwa laki – laki dan 2.909 Jiwa Perempuan dan 1.690 KK. Penduduk berasal dari berbagai suku bangsa yang hidup berdampingan secara damai dengan komposisi sebahgian besar (80%) beragama Islam dan sisanya 20% beragama lainnya yaitu Budha (Animisme,Kristen Protestan/Katolik (Tabel 2).
Agama
[sunting | sunting sumber]No | Agama | Jumlah (KK) | Jumlah (Jiwa) | Presentase % |
1 | Islam | 1.352 | 4.810 | 80,0 |
2 | Kristen | 181 | 685 | 11,4 |
3 | Hindu | 0 | 0 | 0,0 |
4 | Budha | 0 | 0 | 0,0 |
5 | Lainnya | 157 | 517 | 8,6 |
Jumlah | 1.690 | 6.012 | 100 |
Mata pencaharian
[sunting | sunting sumber]Mata pencaharian utama penduduk adalah petani dan perkebunan yang menunjukkan sebagai desa pertanian dan perkebunan. Lebih dari separuh (58,2%) merupakan petani (kelapa sawit dan padi sawah) dan sekitar 20,7% merupakan Pekerja srabutan. dan (13,7%) penduduk bekerja sebagai karyawan diperkenunan milik PT.SAL, sedangkan sisanya sekitar 7,4% bekerja sebagai pegawai negeri (guru dan pegawai kesehatan) dan pedagang, TNI, Polri dan tukang. Sumber pendapatan lain masyarakat desa diluar sektor pertanian dan perikanan laut adalah usaha rumah walet dan perdagangan dan Wisata.