Chuseok
Chuseok | |
---|---|
Nama resmi | Chuseok (추석, 秋夕) |
Nama lain | Hangawi |
Dirayakan oleh | Orang Korea |
Jenis | Kultural, relijius (Buddhis, Konfusian) |
Makna | Merayakan panen |
Kegiatan | Mudik, sembahyang leluhur, pesta panen dengan songpyeon dan arak beras |
Tanggal | hari ke-15 bulan ke-8 kalender lunar |
Frekuensi | tahunan |
Terkait dengan | Festival Musim Gugur |
Chuseok | |
Hangul | 추석 |
---|---|
Hanja | 秋夕 |
Alih Aksara | Chuseok |
McCune–Reischauer | Ch'usŏk |
Chuseok (bahasa Korea: 추석) atau ditulis sebagai Chusok (Hari bulan purnama), awalnya dikenal sebagai hangawi (한가위 dari bahasa Korea kuno untuk 'pertengahan agung (dari musim gugur)'(한ᄀᆞᄇᆡ)) adalah sebuah festival panen utama dan hari libur nasional selama tiga hari di Korea Selatan yang dirayakan secara besar-besaran pada hari ke-15 bulan ke-8 kalender lunar. Seperti halnya festival panen lainnya di seluruh dunia, Chuseok dirayakan sekitar ekuinoks musim gugur.
Perayaan ini berupa pesta makan dalam rangka mengucapkan terima kasih atas keberhasilan panen, sehingga juga disebut juga sebagai Hari Panen, Festival Bulan Musim Panen, atau Hangawi ("han" = 'raya', "gawi" = 'tengah', "hari besar di tengah-tengah musim gugur").
Hari sebelum dan sesudah Chuseok merupakan hari libur resmi di Korea Selatan. Di Asia Timur, perayaan ini bertepatan waktunya dengan perayaan serupa yakni Festival Musim Gugur di Tiongkok dan Vietnam, begitu juga Tsukimi di Jepang. Festival ini secara historis berasal dari Festival Musim Gugur orang Tionghoa, yang terlihat jelas dalam praktik, makanan, dan cerita rakyat yang mirip di antara keduanya.
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Hangawi sudah dikenal sejak periode awal Kerajaan Silla (57 SM - 935) dalam bentuk perlombaan menenun antara dua tim. Pada hari Hangawi, tim dengan hasil tenunan yang paling panjang dinyatakan sebagai pemenang, sedangkan tim yang kalah harus mentraktir tim yang menang dengan berbagai macam makanan yang enak-enak.
Tradisi
[sunting | sunting sumber]Di zaman sekarang, perayaan Chuseok merupakan kesempatan orang Korea untuk pulang ke kampung halaman untuk mengunjungi altar leluhur. Di pagi hari, orang Korea melakukan penghormatan terhadap arwah leluhur dalam bentuk ziarah ke makam untuk merapikan tanaman dan tanah sekitar makam. Arwah leluhur juga disuguhi makanan, buah-buahan dan minuman. Hasil panen tahun itu juga ikut dipersembahkan kepada arwah leluhur.
Perayaan Chuseok juga merupakan kesempatan untuk berterima kasih kepada arwah leluhur. Makanan istimewa liburan Chuseok adalah kue Songpyeon (송편) dari tepung beras diisi kacang atau wijen. Malam sebelum Chuseok, semua anggota keluarga akan duduk bersama membuat songpyeon sambil melihat bulan.[1]
Khususnya, bujangan dan perawan mencoba membuat songpyeon yang sebagus mungkin karena percaya dengan begitu mereka akan mendapatkan pasangan yang cantik atau tampan.[1] Pada hari Chuseok, orang-orang akan saling berbagi makanan dan minuman keras, dan bermain permainan tradisional.[1] Di samping songpyeon, berbagai hasil kebun dan pertanian yang baru dipanen memenuhi meja makan, antara lain wijen, kedelai, kacang merah, chestnut, dan kurma cina.[1] Permainan dan kesenian tradisional diadakan beramai-ramai dan meriah, seperti sonori (permainan sapi), geobuknori (permainan kura-kura), ganggangsullae (tarian melingkar) dan ssireum (bergulat).[1]
Hari Chuseok menurut kalender Gregorian
[sunting | sunting sumber]- 2009: 3 Oktober
- 2010: 22 September
- 2011: 12 September
- 2012: 30 September
- 2013: 19 September
- 2014: 8 September
- 2015: 27 September
- 2016: 15 September
- 2017: 4 Oktober
- 2018: 24 September
- 2019: 13 September
- 2020: 1 Oktober
- 2021: 21 September
- 2022: 10 September
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b c d e (Inggris)Sesi Customs[pranala nonaktif permanen], koreanculture.org. Diakses pada 21 September 2010.
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- (Indonesia) Resep Songpyeon[pranala nonaktif permanen]