Lompat ke isi

Ci Liwung

Koordinat: 6°07′00″S 106°49′42″E / 6.11667°S 106.82833°E / -6.11667; 106.82833
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Ci liwung)
Ci Liwung
Sungai Ciliwung, Tji Liwoeng, Tjiliwoeng, Tjiliwung
Ci Liwung hilir di Jakarta
Ci Liwung di Jawa
Ci Liwung
Ci Liwung di Indonesia
Ci Liwung
Peta
Peta
Peta
Koordinat:
Lokasi
NegaraIndonesia
ProvinsiJawa Barat, DKI Jakarta
KotaJakarta, Depok, Bogor
Ciri-ciri fisik
Hulu sungai 
 - lokasiGunung Pangrango, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Indonesia
 - koordinat6°44′23″S 106°56′59″E / 6.739846°S 106.949692°E / -6.739846; 106.949692
 - elevasi3.002 m (9.849 ft)
Muara sungai 
 - lokasiJakarta Utara, DKI Jakarta, Indonesia
 - koordinat6°07′00″S 106°49′42″E / 6.11667°S 106.82833°E / -6.11667; 106.82833
 - elevasi0 m (0 ft)
Panjang119 km (74 mi)
Daerah Aliran Sungai
Luas DAS375 km2 (145 sq mi)
[1]
Ci Liwung (“K. Ciliwung”), bagian tengah bawah pada peta sungai dan kanal Jakarta (2012)
Ci Liwung di daerah Bogor dengan latar belakang Gunung Salak dari akhir abad ke-19. Foto koleksi Tropenmuseum Amsterdam.
Muara Ci Liwung pada tahun 1880-an (litografi berdasarkan lukisan oleh Josias Cornelis Rappard)

Ci Liwung, atau biasa ditulis Ciliwung[2] adalah salah satu sungai terpenting di Tatar Sunda, Jawa, Indonesia; terutama karena melalui wilayah ibu kota, DKI Jakarta, dan kerap menimbulkan banjir tahunan di wilayah hilirnya.

Panjang aliran utama sungai ini adalah hampir 120 km dengan daerah tangkapan airnya (daerah aliran sungai) seluas 387 km².[3] Sungai ini relatif lebar dan di bagian hilirnya dulu dapat dilayari oleh perahu kecil pengangkut barang dagangan. Wilayah yang dilintasi Ci Liwung adalah Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kota Depok, dan DKI Jakarta.

Hulu sungai ini berada di dataran tinggi yang terletak di perbatasan Kabupaten Bogor dan Kabupaten Cianjur, atau tepatnya di mata air Gunung Gede, Gunung Pangrango dan Telaga Saat yang terletak di lereng Pegunungan Jonggol sebelah utara Kawasan Puncak. Setelah melewati bagian timur Kota Bogor, sungai ini mengalir ke utara, di sisi barat Jalan Raya Jakarta-Bogor, sisi timur Depok, dan memasuki wilayah Jakarta sebagai batas alami wilayah Jakarta Selatan dan Jakarta Timur. Ci Liwung bermuara di daerah Luar Batang, di dekat Pasar Ikan sekarang. Di sebelah barat, DAS Ci Liwung berbatasan dengan DAS Ci Sadane, DAS Kali Grogol dan DAS Kali Krukut. Sementara di sebelah timurnya, DAS ini berbatasan dengan DAS Kali Sunter dan DAS Kali Cipinang.[4]

Pengendalian banjir

[sunting | sunting sumber]

Di daerah Manggarai aliran Ci Liwung banyak dimanipulasi untuk mengendalikan banjir. Jalur aslinya mengalir melalui daerah Cikini, Gondangdia, hingga Gambir, namun setelah Pintu Air Istiqlal jalur lama tidak ditemukan lagi karena telah dibuat kanal-kanal semenjak zaman Belanda dulu, seperti kanal di sisi barat Jalan Gunung Sahari dan Kanal Molenvliet di antara Jalan Gajah Mada dan Jalan Hayam Wuruk.[5] Di Manggarai, dibuat Kanal Banjir Barat yang mengarah ke barat, lalu membelok ke utara melewati Tanah Abang, Tomang, Jembatan Lima, hingga ke Pluit. Sedangkan Kanal Banjir Timur direncanakan mulai dari sekitar wilayah Kampung Melayu ke timur, menghubungkan aliran-aliran Ci Liwung, Ci Lilitan, Ci Pinang, Kali Sunter, Kali Buaran, Kali Cakung, hingga ke wilayah Marunda.[6] Dari 13 sungai yang mengalir di Jakarta, Ci Liwung memiliki dampak yang paling luas ketika musim hujan karena ia mengalir melalui tengah kota Jakarta dan melintasi banyak perkampungan, perumahan padat, dan permukiman-permukiman kumuh. Sungai ini juga dianggap sungai yang paling parah mengalami perusakan dibandingkan sungai-sungai lain yang mengalir di Jakarta. Selain karena daerah tangkapan airnya di bagian hulu di wilayah Puncak dan Bogor yang rusak, badan sungai di wilayah Jakarta juga banyak mengalami penyempitan dan pendangkalan yang mengakibatkan daya tampung air sungai menyusut, dan mudah menimbulkan banjir.

Sistem pengendalian banjir sungai ini mencakup pembuatan sejumlah pintu air atau pos pengamatan banjir, yaitu di Katulampa (Kota Bogor), Depok, Manggarai, Karet, serta Pintu Air Istiqlal; serta dengan membagi aliran Ci Liwung melalui kanal-kanal banjir seperti yang diuraikan di atas. Pemerintah telah membangun Waduk Ciawi dan Sukamahi di Megamendung, Bogor sebagai cara untuk mengendalikan aliran sejak dari bagian hulu.

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ DPRI Ciliwung Diarsipkan 2013-12-03 di Wayback Machine.
  2. ^ Nama aslinya adalah Ci (Sd.: air) Haliwung (Sd: keruh) dan disebut dalam naskah Sunda "Bujangga Manik" (abad ke-15).
  3. ^ Hendrayanto. 2008. Transboundary watershed management. A case study of upstream-downstream relationships in Ciliwung watershed[pranala nonaktif permanen]. Proceedings of International Workshop on Integrated Watershed Management for Sustainable Water Use in a Humid Tropical Region, JSPS-DGHE Joint Research Project, Tsukuba, October 2007. Bull. TERC, Univ. Tsukuba, No.8 Supplement, no. 2, 2008
  4. ^ BPDAS Citarum-Ciliwung. 2011. Penyusunan Rencana Tindak Pengelolaan DAS Ciliwung. Fakultas Kehutanan IPB dan BP DAS Citarum-Ciliwung, Kementerian Kehutanan RI. (tidak diterbitkan)
  5. ^ Kanal Molenvliet dibangun pada pertengahan abad ke-17 (lihat Batavia).
  6. ^ Pemda DKI. Pengembangan Kawasan Banjir Kanal Timur[pranala nonaktif permanen], diakses 01/01/2014.

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]