Cnidoscolus aconitifolius
Cnidoscolus aconitifolius (Pepaya jepang) | |
---|---|
Cnidoscolus aconitifolius | |
Status konservasi | |
Risiko rendah | |
IUCN | 146774680 |
Taksonomi | |
Superkerajaan | Eukaryota |
Kerajaan | Plantae |
Divisi | Tracheophytes |
Ordo | Malpighiales |
Famili | Euphorbiaceae |
Genus | Cnidoscolus |
Spesies | Cnidoscolus aconitifolius I.M.Johnst., 1923 |
Tata nama | |
Basionim | Jatropha aconitifolia (en) |
Cnidoscolus aconitifolius adalah tanaman sayuran yang relatif baru dikenal di Indonesia. Awam mengenalnya sebagai pepaya jepang. Tanaman ini berasal dari Amerika Tengah (Semenanjung Yukatan di Meksiko) dan dikenal sebagai chaya di tempat asalnya. Dalam bahasa Inggris, ia dijuluki sebagai tree spinach. Penyebutan "pepaya" karena bentuk dan tekstur daunnya menyerupai daun pepaya, pun demikian pengolahannya, meskipun secara kekerabatan lebih dekat dengan singkong. Tidak diketahui alasan mengapa disebut sebagai "pepaya jepang".
Tanaman pohon kecil yang bisa tumbuh hingga ketinggian 6 meter, namun biasanya ditebang dan dipelihara dengan ketinggian 2 meter untuk memudahkan pemanenan daunnya sebagai sayuran. Sebagai sayuran, daun chaya populer digunakan dalam kuliner Amerika Tengah.
Seperti daun singkong, daunnya berpotensi mengeluarkan asam sianida yang beracun bagi manusia. Daun harus dimasak dengan direbus terlebih dahulu sekitar 5-15 menit sebelum dikonsumsi agar asam sianida dan turunannya terurai. Konsumsi daun sebagai lalap (tanpa pemanasan) dalam jumlah terbatas (sekitar lima helai) masih dianggap cukup aman.[1][2][3]
Galeri
[sunting | sunting sumber]Rujukan
[sunting | sunting sumber]- ^ Grubben, G. J. H. (2004). Vegetables. PROTA. hlm. 200. ISBN 9789057821479.
chaya.
- ^ http://people.umass.edu/psoil370/Syllabus-files/Chaya.pdf
- ^ http://miraclesinaction.org/wp-content/uploads/2012/06/Chaya_broch_eng_r2.pdf