Lompat ke isi

D-dimer

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

D-dimer atau fragmen D-dimer (bahasa Inggris: fibrin degradation fragment) adalah jenis uji sampel darah di laboratorium dengan tujuan untuk membantu diagnosis penyakit dan kondisi yang menyebabkan hiperkoagulabilitas: suatu kecenderungan darah untuk membeku melebihi ukuran normal. Salah satu kondisi yang umum ditemukan adalah pada trombosis pembuluh balik dalam (TPBD) (DVT, deep vein thrombosis), sehingga menyebabkan penyumbatan aliran darah di kaki yang menimbulkan nyeri dan kerusakan jaringan. TPDB juga dapat menimbulkan gumpalan kecil yang terpecah dan mengalir mengikuti aliran darah menuju bagian lain di tubuh, dan jika menuju ke pembuluh balik paru-pari maka akan terjadi embolisme paru (EP) (PE, pulmonary embolism - bekuan darah di paru-paru).

Uji laboratorium terkait dengan D-dimer adalah produk degradasi fibrin (FDP, fibrin degradation products), waktu protrombin (PT, prothrombin time), waktu tromboplastin parsial (PTT, partial thromboplastin time atau aPTT), fibrinogen dan hitung plasma.

Kebanyakan bekuan darah terjadi di pembuluh balik, tetapi pembekuan juga dapat terjadi pada pembuluh nadi. Gabungan dari dua jenis trombosis ini diistilahkan dengan tromboembolisme vena (venous thromboembolism, VTE). Jika bekuan darah menyumbat aliran darah ke organ-organ vital seperti ginjal, otak atau jantung, dapat menyebabkan kerusakan yang tidak bisa disembuhkan dan dapat menyebabkan gagalnya organ tersebut. Uji D-dimer biasanya dipakai untuk memonitor dan menjaga agar tingkat pembekuan darah tidak meningkat. Uji D-dimer dipakai dokter untuk meniadakan gejala DVT, PE, VT, and AT.

Uji D-Dimer juga dipakai untuk membantu melakukan diagnosis DIC (Disseminated Intravascular Coagulation), kondisi akut yang kompleks yang dapat timbul dari berbagai situasi seperti beberapa prosedur pembedahan, gigitan ular berbisa, penyakit hati dan kondisi setelah melahirkan. Dengan DIC, faktor-faktor pembekuan darah diaktifkan secara serempak di sekujur tubuh. Hal ini menyebabkan pembekuan darah di bagian tubuh yang dapat berisiko pendarahan berlebihan.

Kebanyakan hasil uji laboratorium menyatakan nilai 0-300 ng/ml sebagai rentang nilai normal. Nilai di atas 250, 300 atau 500 ng/ml (berbeda tergantung alat uji) dinyatakan sebagai positif.

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]