Daftar kata serapan dari bahasa Sanskerta dalam bahasa Melayu dan bahasa Indonesia modern
Bahasa Sanskerta sudah ribuan tahun dikenal di Nusantara yang datang dari India. Bukti tertua yang sekarang masih ada ialah prasasti Yupa yang ada di Kutai, Kalimantan Timur dan kurang lebih berasal dari abad ke-4 atau abad ke-5 Masehi.
Karena keberadaan bahasa Sanskerta di Nusantara sudah lama, sudah tentu banyak kata-kata dari bahasa ini yang diserap dalam bahasa-bahasa setempat. Artikel ini membicarakan kata-kata serapan dalam bahasa Melayu tradisional dan dalam bahasa Indonesia modern.
Kosakata dasar
[sunting | sunting sumber]Karena sudah sangat lama dikenal di Nusantara, kata-kata Sanskerta ini sering kali sudah tidak dikenali sebagai kata-kata asing lagi dan sudah masuk ke kosakata dasar. Oleh karena itu seseorang bisa menulis sebuah cerita pendek yang menggunakan kata-kata Sanskerta saja. Di bawah ini disajikan sebuah cerita kecil terdiri dari kurang lebih 80 kata-kata dalam bahasa Indonesia yang ditulis menggunakan kata-kata Sanskerta saja, kecuali beberapa partikel-partikel. Kata-kata Sanskerta di bawah dicetak tebal:
Karena semua dibiayai dana negara jutaan rupiah, sang mahaguru sastra bahasa Kawi dan mahasiswa-mahasiswinya, duta-duta negeri mitra, Menteri Kebudayaan dan Pariwisata suami-istri, beserta karyawan-karyawati lembaga nirlaba segera berdharmawisata ke pedesaan di utara kota kabupaten Probolinggo antara candi-candi purba, berwahana keledai di kala senja dan bersama kepala desa menyaksikan para tani yang berjiwa bersahaja serta berbudi nirmala secara berbahagia berupacara, seraya merdu menyuarakan gita-gita mantra, yang merupakan sarana pujian mereka memuja nama suci Pertiwi, Dewi Bumi yang bersedia menganugerahi mereka karunia dan restu, meraksa dari bahaya, mala petaka dan bencana.
Jumlah kata-kata Sanskerta dalam bahasa Indonesia
[sunting | sunting sumber]Dalam bahasa Indonesia diperkirakan ada sekitar 800 kata-kata dari bahasa Sanskerta. Kata-kata ini ada yang diserap langsung dari bahasa aslinya, namun banyak pula yang diserap dari bahasa Jawa atau bahasa Jawa Kuno. Yang diserap dari bahasa Jawa sering dipakai sebagai pembentukan kata-kata baru dan disebut sebagai neologisme.
Meski kelihatannya hanya sedikit, namun kata-kata ini frekuensinya cukup tinggi dan banyak yang masuk ke kosakata dasar seperti telah dibicarakan di atas ini sehingga tampaknya banyak.
Penyesuaian fonologi
[sunting | sunting sumber]Fonologi bahasa Sanskerta dan bahasa Melayu agak berbeda. Di dalam bahasa Sanskerta dikenal ada 7 vokal pendek dan 6 vokal panjang (secara teoretis ada 7 vokal panjang pula), serta ada 26 konsonan.
- Vokal Pendek:
- /a/, /i/, /u/, /ṛ/, /ḷ/, /e/, dan /o/
- Vokal Panjang:
- /a:/, /I:/, /u:/, /ṛ:/, /ḷ:/, /ai/, dan /au/.
- Konsonan Letupan
- /k/, /g/, /c/, /j/, /ṭ/, /ḍ/, /t/, /d/, /p/, /b/
- Konsonan Letupan yang disertai hembusan
- /kh/, /gh/, /ch/, /jh/, /ṭh/, /ḍh/, /th/, /dh/, /ph/, /bh/
- Konsonan Sengau
- /ng/, /ñ/, /ṇ/, /n/, /m/
- Konsonan Semivokal
- /y/, /r/, /l/, /w/
- Konsonan Sibilan
- /ś/, /ṣ/, /s/, /h/
- Konsonan Lain-lain
- /ḥ/, /ṃ/
Dalam bahasa Melayu tidak ada permasalahan berarti dalam menyesuaikan vokal-vokal Sanskerta. Namun karena dalam bahasa Melayu tidak ada vokal panjang, maka semua vokal panjang berubah menjadi pendek.
Selain itu ada hal menarik dalam penyesuaian vokal /r/. Vokal ini sekarang di India dilafalkan sebagai /ri/ sementara zaman dahulu diperkirakan vokal ini dilafalkan sebagai /rə/ atau /'ər/, mirip seperti dalam bahasa Jawa. Inilah sebabnya mengapa nama bahasa Sanskrta di Indonesia dilafalkan sebagai Sanskerta, tetapi di India sebagai Sanskrit. Dalam bahasa Melayu pada beberapa kasus vokal ini dilafalkan sebagai /ri/, namun pada kasus-kasus lainnya dilafalkan sebagai /'ər/. Selain itu kata-kata Sanskerta yang diserap dari bahasa Jawa sering kali juga memuat pelafalan /'ər/ atau /rə/.
Beberapa contoh:
- Sebagai /ri/ -> “berita”, “berida”.
- Sebagai /rə/ -> “bareksa”
- Serapan dari bahasa Jawa /'ər/ -> “werda”
Kemudian perbendaharaan konsonan bahasa Melayu tidak sebanyak bahasa Sanskerta. Konsonan retrofleks tidak ada padanannya dalam bahasa Melayu sehingga disesuaikan menjadi konsonan dental. Lalu dari tiga sibilan dalam bahasa Melayu yang tersisa hanya satu sibilan saja, meski dalam huruf Jawi sering kali sibilan retrofleks atau palatal ini ditulis menggunakan huruf syin ش. Misalkan kata kesatria yang dalam bahasa Sanskerta dieja sebagai kṣatriya (kshatriya) dalam tulisan Jawi dieja sebagai کشتريا.
Lalu kasus menarik selanjutnya ialah penyesuaian konsonan yang disertai dengan aspirasi atau hembusan. Dalam bahasa Melayu sering kali hembusan ini juga dilestarikan. Sebagai contoh diambil kata-kata:
- bhāṣa -> bahasa
- chaya -> cahaya
- phala -> pahala
Hal ini justru tidak dilestarikan dalam bahasa Nusantara lainnya, misalkan bahasa Jawa dan bahasa Bali. Di sisi lain tampaknya hal ini justru ada dalam bahasa Madura yang terlestarikan pada konsonan eksplosiva bersuara.
Kemudian semivokal /y/ dan /w/ pada posisi awal berubah menjadi /j/ dan /b/. Contohnya ialah kata-kata “jantera”, “bareksa”, “berita”, dan “bicara”.
Lalu anusvara /ṃ/ (/m./) dalam bahasa Melayu dilafalkan sebagai /ng/ atau sebagai sengau homorgan.
Daftar-daftar kata serapan Bahasa Sanskerta ke Bahasa Indonesia
[sunting | sunting sumber]Di bawah ini diberikan daftar kata-kata serapan dari bahasa Sanskerta dalam bahasa Indonesia beserta ejaan asli dalam bahasa Sanskerta.
A
[sunting | sunting sumber]- adi (ādi): utama, pertama
- adicita (ādicitta)
- adikara (adhikara)
- adipati (ādipati): raja agung
- adiraja (ādirāja): raja utama
- Aditya (Āditya): (Dewa) Matahari
- agama (āgama): din; tradisi suci
- aji: mantra
- aja: hanya
- aksara (akṣara): huruf
- aksi (akṣi): mata, sesuatu yang dilihat
- alpa: teledor, kekurangan
- amerta (amṛta): ambrosia, nektar, air kehidupan
- ancala (acala): gunung
- aneka (aneka): macam-macam
- angka: bilangan
- angkara (ahaṅkāra): murka
- angkasa (ākāśa): langit
- angsa (haṃśa): sowang
- angsoka (aśoka): sejenis pohon
- aniaya (anyāya): siksa
- anitya: ketidakkekalan
- antara (antara): lain
- antariksa (antarikṣa): luar angkasa
- anugerah (anugraha): pemberian
- arca (arcā): patung
- ardi (ardi): gunung
- Arya: bangsawan, orang India Utara
- asa: jiwa (dalam frasa "putus asa")
- asmara (smara): cinta
- asrama (āśrama): tempat padepokan
- asta (aṣṭa): delapan
- astana (āsthāna): tempat pemakaman raja dan kerabatnya. Lihat pula istana.
- Atharwaweda (atharvaveda): salah satu dari empat kitab Weda
- atma (ātmā atau ātma): jiwa
- atmaja (ātmaja atau ātmajā): anak
- Awatara (avatāra): penjelmaan, penampakan Dewa di dunia.
B
[sunting | sunting sumber]- baca (vaca): mengartikan tulisan
- bada (vāda): bicara
- bagai (bhāga): mirip
- bagi (bhāgī):
- bagian (bhāgya):
- bahagian (bhāgya):
- bahagia (bhāgya): sukacita
- bahasa (bhāṣa): logat
- bahaya (bhaya): sesuatu yang mengancam
- bahna (bhāna): karena
- bahtera (vahitra): kapal
- bahu (bāhu): lengan
- bahureksa (bāhurakṣa): hiasan tangan
- baiduri (vaidūrya): opal
- bakti (bhakti): hormat, loyal
- bala (bala): tentara
- banaspati (vanaspati): pohon besar
- bangsa (vaṃśa): rakyat
- bangsawan
- bangsi (vaṃśi): peluit
- bareksa (vṛkṣa): pohon
- basmi (dari frasa bhasmī bhūta): musnah
- Batara (bhaṭāra): Dewa
- Batari (bhaṭārī): Dewi
- bausastra (bahuśāstra): kamus
- baya (vayas): usia
- bayangkara (bhayaṃkara): penjaga
- bayu (vāyu): angin
- bea (vyaya): ongkos
- biaya (vyaya)
- beda (bheda): diferensi
- beza (Malaysia)
- bedama
- begawan (bhagavān): orang suci
- bejana (bhājana): tempat menampung
- belantara (vanāntara): hutan
- bencana (vāñcana): malapetaka
- benda (bhāṇḍa): objek
- bendahara (bhāṇḍāgāra): penjaga uang
- berhala (bhaṭāra): bentuk Tuhan
- berhana
- berita (vṛtta):
- biara (vihāra): tempat kaum rohaniawan
- biarawan
- biarawati
- bicara (vicāra): omong
- bidadari (vidyādharī): makhluk sorgawi
- biji (bijā): isi buah
- biksu (bhikṣu): seorang rohaniawan Buddha
- biksuni
- binasa (vināśa): hancur
- birahi (virahin): ingin bercinta
- bisa (1) (viṣa): racun
- brahma (brāhma)
- brahmana
- brahmani
- brahmi
- brata (brata): tapa
- buana (bhuvana): dunia
- budaya (buddhaya): berhubungan dengan akal, adab
- Buddha (buddha): seseorang yang telah sadar
- budi (buddhi): akal
- bujangga (bhujaṅga): ilmuwan. Lihat pula pujangga
- bukti (bhukti):
- bulu roma
- bumantara (byomāntara): langit
- bumi (bhūmi): planet ketiga dalam tatasurya, tanah
- bumiputera (bhūmiputra): pribumi
- bupala (bhūpāla): raja
- bupati (bhūpati): raja
- busana (bhūṣaṇa): pakaian bagus
- buta (bhūta): raksasa
- butala (bhūtala): bumi
- butayadnya (bhūtayajña): persembahan atau kurban kepada buta
C
[sunting | sunting sumber]- cabai (cavi): lombok
- cahaya (chāya): sinar
- cakrabuana (cakrabhūvana):
- cakra (cakra): roda
- cakram (cakram): diskus
- cakera padat (Malaysia): diskus
- cakrawala (cakravāla): ufuk, horison
- candala (caṇḍāla): orang buangan; dari kasta terendah; paria
- cendala
- candi (caṇḍi): gedung peninggalan Hindu-Buddha kuno
- candra (candra): bulan (satelit bumi)
- candramawa
- candrasa
- candrasengkala
- cara (ācāra): kelakuan
- caraka (caraka): duta
- catur (1): sebuah permainan papan
- caturangga
- syatranji
- catur (2): empat
- cedera (chidra): luka
- cela (chala): cacat
- celaka (chalaka): musibah
- cempaka (campaka): nama sebuah bunga (Michelia Champaka)
- cendana (candana): nama sebuah tumbuhan
- cendekia
- cendekiawan
- cendera
- cendrawasih (candra + vāsi): nama burung di Papua
- cengkerama (caṅkrama): bersantai
- cerita (carita): kisah
- ceritera (caritra): kisah
- cerna
- cinta (cintā): kasih
- cintamani
- cita (citta): pikiran
- cipta: inovasi
- citra (citra): gambar
- cuci (śuci): membersihkan
- cuka (cukra): bahan pengasam
- cula (cūlā atau cūḍā): tanduk
- curiga (churikā): mendakwa
D
[sunting | sunting sumber]- dara (dhara): anak perempuan; anak gadis; perawan.
- dadih: air susu sapi, kerbau, dsb. yang pekat yang kental
- dahaga: haus, perlawanan terhadap pemerintah
- daksina: selatan
- dana: uang
- dasa (daśa): sepuluh
- dasawarsa (daśawarṣa): dekade, sepuluh tahun
- delima: tumbuhan Punica Granatum
- denda (daṇḍa): hukuman
- dendam (daṇḍa mungkin dari bahasa Tamil): rasa ingin membalas sesuatu yang dialami
- derita (dhṛta): kesengsaraan
- desa (deśa): daerah non-urban; daerah administratif terkecil
- Dewa: Tuhan
- Dewata: sifat kedewaan
- Dewi: dewa perempuan
- Dewayadnya (dewayajña): persembahan atau kurban kepada para Dewata dalam agama Hindu
- dewadaru: kenikir
- dewangga: kain yang bergambar indah
- dewasa: akil balig
- dharma (dharma): kewajiban dan sebagainya
- darma: kewajiban
- derma: sumbangan
- dirgantara (digantara): langit
- dirgahayu (dīrghāyuṣa): panjang umur
- dosa (doṣa): kesalahan
- duli: kehormatan terhadap raja
- dupa: kemenyan yang apabila dibakar berbau harum
- dusta: tidak benar
- duta (dūta): wakil, caraka
- dwi: dua
E
[sunting | sunting sumber]- eka: satu
- ekabahasa (eka + bhāṣā): monolingual
- ekamatra
- ekasila
- embara (digambara): berkelana
- kembara (Malaysia)
- erti (artha): arti, makna
G
[sunting | sunting sumber]- gada
- gaharu
- gajah (gaja): suatu hewan besar
- gala
- galuh
- ganda
- gandapura
- gandaria
- gandarusa
- gandasturi
- gandasuli
- gandarwa
- gandewa (gaṇḍīva): busur, terutama busur sang Arjuna
- gandola
- gandi
- Gangga (gaṅgā): sungai di India dan personifikasinya sebagai Dewi Gangga
- gangsa
- gapura
- garba
- Garuda (garuḍa): burung mitologis, wahana Dewa Wisnu
- gatra: baris
- gaya
- gembala
- genta
- gergaji
- gergasi: raksasa
- gerhana
- giri (giri): gunung
- gita: tembang
- goni
- graha (gṛha): rumah, gedung
- grahita
- gua
- gula: pemanis
- gulana (glāna): rasa gundah
- gulma
- guna (guṇa): manfaat
- gunawan (guṇa + sufiks vant)
- gurindam pantun yang terdiri dari dua baris,baris pertama sampiran dan baris kedua isi
- guru (guru): pengajar
- gusti: tuhan
H
[sunting | sunting sumber]- harsa (harṣa): sukacita
- harta (artha): uang, kekayaan material
- hasta: tangan
- hatta (ātha): syahdan, maka (kata penghubung)
- hima: kabut (harafiah salju)
- Himalaya (himâlaya): nama pegunungan di India, secara harafiah artinya "tempat salju"
- hina: rendah
I
[sunting | sunting sumber]- idam
- indra
- indria
- inggu
- intisari
- irama (virama): ritma
- istana (āsthāna): tempat tinggal raja. Lihat astana
- istimewa (āstām eva): khusus
- istri (strī): mitra pernikahan wanita
J
[sunting | sunting sumber]- jaga (jagarti tapi dalam bahasa Prakerta jaga): bangun
- jagat (jagat): dunia
- jagat raya (dari jagattraya: "tiga dunia"): alam semesta
- jaksa (adhyakṣa): sang penuntut dalam mahkamah pengadilan
- jala (jala): jaring untuk menangkap ikan
- jambu (jambu): semacam pohon dan buahnya
- japa (japa): mantra
- jampi (japa)
- jana: manusia
- janda (raṇḍa): seorang wanita yang tidak memiliki suami lagi
- jantera (yantra): alat yang berputar, roda
- jasa (yaśa): perbuatan terpuji
- jati (jāti): sejenis pohon
- jatmika (adhyātmika): hormat
- jaya: menang
- jebad
- jeladri
- jelata (janatā): rakyat
- jelita (lalita): cantik
- jelma (janma): orang
- jempana (jampana): pelangkin
- jenggala (jaṅgala): gurun
- jenitri (gaṇitrikā): sejenis pohon dan buahnya (elaecorpus ganitrus)
- jiwa (jīva): roh
- juita (jīvita): manis
- jumantara (vyomāntara): langit
- juta (ayuta): 1.000.000
- jutawan: sangat kaya
K
[sunting | sunting sumber]- kabupaten (dari kata bhūpati): wilayah pemerintahan seorang bupati
- kakawin (dari kata kāvya): sebuah sajak dalam metrum India
- kala (kāla): waktu
- kaka:
- kalpataru (kalpataru): pohon kehidupan, pohon kelimpahan
- kama (kāma): cinta
- Kamajaya (Kāmajaya): nama lain Dewa Smara atau Dewa Cinta
- kanji
- kapas (karpāsa): sejenis bahan
- karena (kāraṇa): sebab
- karma (karma): hasil
- karna (karṇa): telinga
- karunia (kāruṇya): anugerah
- karya (karya): buatan
- kata (katha): satuan kalimat
- kawi (kāvya): penyair
- kecapi (kacchapī): alat musik petik
- keling (Kaliṅga): India bagian selatan
- keluarga (kulavarga): famili
- kemala
- kendala
- kendi (kuṇḍi atau kuṇḍikā): bejana air
- kenya (kanyā): gadis
- kepala (kapāla): bagian tubuh yang teratas
- keranda
- kerja (karya): sesuatu yang diperbuat
- kesatria (kṣatriya): lihat kesatria
- kesturi (kastūrikā): jebat, musang
- kesumba
- ketika
- kirana (kiraṇa): sinar
- kokila: sejenis burung
- kota (kuṭa): benteng, wilayah urban
- koti (koṭi): 100.000
- krama: cara, aturan
- kresnapaksa (kṛṣṇapakṣa): paruh gelap bulan
- krida (krīḍā): tindakan terpuji
- kesatria (kṣatriya): kasta kedua, bangsawan, seorang laskar
- kuasa (dari kata waśa):
- kulasentana (kulasantāna): suku
- kulawangsa (kulavaṃśa): klan
- kunarpa: mayat, bangkai
- kunci (kuñcikā): menutup
- kunta
- kusa
- kusta
- kusuma (kuṣuma): bunga
L
[sunting | sunting sumber]- laba (labha): untung
- lagu (laghu): nyanyian
- laksa (lakṣa): 10.000
- laksana (lakṣaṇa)
- lengkara
- lingga (liŋga)
- logam
- loka
- lokakarya
- lokananta
- lokapala
- lintas
M
[sunting | sunting sumber]- madia (madya): tengah
- madya
- madu (madhu): cairan manis produk lebah
- madukara
- maha (mahā): besar
- Maharaja (mahārāja): Kaisar
- mahkota:
- makara:
- mala:
- malapetaka:
- manah:
- mandala:
- mangsa:
- mangsi:
- manik:
- manikam:
- mantra:
- mantri:
- manusayadnya:
- manusia:
- mara:
- marabahaya:
- marga:
- margasatwa:
- Mergastua (Malaysia)
- masa:
- meterai:
- matra:
- maya: semu
- mayapada: bumi
- mega (megha): awan
- melati:
- menteri:
- mercapada:
- merdeka: kebebasan
- mahardika:
- merdu:
- merica:
- merpati:
- mesra:
- mesti:
- mestika:
- mina: ikan
- mintuna:
- mitra: teman,rekan
- moksa (mokṣa): kelepasan dari sengsara
- muda (mūḍha): tidak tua
- muka: wajah
- mula:
- mustika:
- mutiara:
N
[sunting | sunting sumber]- nada: bunyi
- naga:
- nama (nāma): sebutan atau panggilan
- nara:
- narapati:
- narapidana (narapīḍana)
- nata:
- nawa (sembilan):
- negara: (nagārā )
- negeri: bagian dari negara
- neraca (nârâcî):
- neraka (naraka):
- netra (netra): mata
- nila:
- nirmala:
- nirwana (nirvana): stadium kelepasan jiwa
- niscaya:
- niskala:
- nista:
O
[sunting | sunting sumber]- ojah
P
[sunting | sunting sumber]- pada
- padma
- padmi
- padam
- patma
- fatma
- pahala
- paksa
- paksi (pakṣi): burung
- peksi
- paksina
- pala
- panca (pañca): lima
- pancaka
- pancasila (1) (pañcaśīla): lima kaidah falsafah Buddhis
- Pancasila (2) (pañcaśīla): ideologi negara Indonesia
- Pancatantra (pañcatantra): sebuah karya sastra dari India Kuno
- pandai
- pandita
- panitia
- papa
- para
- parameswara
- parameswari
- parisada
- parwa (pūrwa)
- pasca (paścat): setelah
- pataka
- patera
- patih
- pawaka: api
- pawana: angin
- payudara (payodhara): buah dada wanita
- pedanda
- pedati
- pekerti
- pendapa
- pendeta
- penjara
- perada
- perbawa
- percaya (pratyaya)
- perdana
- peribahasa
- peristiwa
- perkara
- permaisuri
- permata
- persada
- pertama
- pertiwi (pṛṭiwi)
- perwara
- petaka
- pidana
- pitayadnya
- prabu
- prahara
- prakarsa (prakarśya)
- prakarya
- prakata
- pramuka (pramukha)
- prameswari (prameśvāri)
- pramugara
- pramugari
- pramuria:wanita nakal
- pramuwisata:pemandu wisata
- pranala (praṇāla): pautan atau tautan di internet
- pranata
- prasangka
- prasarana
- prasasti (praśasti)
- prasetya
- prawacana
- pria (priya)
- pribumi:penduduk asli
- puasa
- puja
- pujangga:penyair
- puji
- penggawaprajurit
- pura (pura)
- purba
- purbakala
- puri
- purnama (pūrṇama)
- purwa
- purwarupa: prototipe
- pusaka
- puspa
- puspadanta
- puspita (puṣpita)
- pustaka
- putra
- putri
R
[sunting | sunting sumber]- raga (râga):
- rahasia (rahasya)
- raja (rājā)
- rajaberana
- rajah
- rajalela
- rajawali
- raksa
- raksasa
- raksasi
- ramai
- rasa
- rasa
- rasi
- rata
- ratna
- reca
- rela
- remaja
- rencana
- renjana
- resi
- restu
- Rgweda: kitab suci umat Hindu
- rona
- rupa
- Rupiah (rūpya): mata uang Indonesia
S
[sunting | sunting sumber]- sabda (sabda): kata, firman
- sad (ṣaḍ): enam
- sadaya
- sahaja (sahaja): sederhana
- sahaya (sahāya): hamba
- saka
- sakala
- saksi (sakṣi)
- sakti (śakti): kekuatan supranatural
- sama
- samapta
- samsara (saṃsāra): lahir kembali di dunia, lihat pula sengsara
- samudra (samudra): laut besar
- sandi
- sandiwara
- sanggama (saṃgama): hubungan seksual
- sanggamara
- sangka (śangkha):
- sangkala (śṛngkhalā)
- sangsi (saŋsi)
- Sanskerta (saṃskṛta): bahasa yang sempurna
- sanskrit (Malaysia)
- santri (śāstri): seorang pelajar agama Islam, biasa tinggal di sebuah asrama
- pesantren
- santi
- santika
- sapta (tujuh)
- saptadarma
- saptamarga
- sarana
- sari
- sari
- saripati
- sarira
- sarjana (sajjana): seorang akademikus
- sasakala
- sasian
- sastra
- satria
- satru
- satwa
- satyalancana
- satyawacana
- saudara
- sayembara (svayambara): kontes
- seba
- sederhana (sārdhāna): simpel
- sedia
- sediakala
- sedianya
- segala
- segara
- sejahtera
- selesma
- selsema (Malaysia)
- selira
- seloka (śloka): larik puisi
- semadi
- semboyan
- sementara
- sempurna
- semua
- senantiasa
- senapati
- sendawa
- sendi (sandhi): penghubung
- sengketa
- sengsara (saṃsāra): keadaan derita. Lihat pula samsara
- senjata (sajjita): alat perang
- sentosa
- serati
- seraya
- serba
- seribumi
- serigala
- sesira
- setanggi
- seteru (śatru): musuh
- setia (satya): loyal
- siksa
- sila (śīla): asas
- singa (siṃha): semacam kucing raksasa
- singgasana (siṃhâsana): takhta
- sisa
- siswa (siṣya): murid
- sorga (svarga)
- sri
- sridanta
- srikaya
- stupa
- su- (su): baik
- suami
- suara (svara): bunyi
- suasana
- suci (śuci): keramat
- sudah (suddha): telah
- sudamala
- sudara
- sudi
- sudra
- suka
- sukarela
- suklapaksa
- sukma
- sula
- sunyata
- sunyi
- suralaya
- surya
- suryakanta
- susila
- sutra
- sutradara
- swa-
- swakarsa
- swakarya
- swapraja
- swasembada
- swatantra
- swasta
T
[sunting | sunting sumber]- tabik
- tabe
- tabil
- tala
- tani (tanni):
- tantra:
- taru
- taruna (taruņa):
- teruna (Malaysia)
- tata
- tata acara
- tata surya
- tata bahasa
- tata busana
- tata cara
- tata guna
- tata krama
- tata laksana
- tata nama
- tata negara
- tega (tyaga): tidak perduli
- teja
- telaga (taḍâga):
- tembaga (tâmraka):
- tentara
- tepaslira
- terka
- tetapi (tathâpi):
- tirta (tîrtha): air
- tri (tri): tiga
- trimatra
- trimurti
- trisna
- trisula (triśūla): Tiga ujung. Senjata (semacam tombak) dengan tiga mata yang tajam.
- triwikrama
- tuli (tulya):
- tuna (tunna): Kehilangan (tadinya memiliki menjadi tidak) / tidak memiliki.
- tuna netra: buta
- tuna rungu: tuli
- tuna wicara: bisu
- tuna daksa: tidak memiliki tangan dan/atau kaki
- tuna laras: kelainan perilaku
- tuna grahita: kelainan mental
- tuna wisma: tidak memiliki rumah
- tuna karya: pengangguran Tidak memiliki pekerjaan.
- tuna aksara: buta huruf
- tuna susila: tindakan amoral
U
[sunting | sunting sumber]- udara (udara): zat di atmosfer bumi
- umpama: lihat upama
- unta (uṣṭra): sejenis hewan yang hidup di gurun pasir
- upacara
- upaduta
- upah
- upama: contoh
- upaya (upāya): daya, siasat
- upeti (utpatti): sesuatu yang harus diberikan kepada pembesar, semacam pajak
- ufti (Malaysia)
- urna
- usaha (utsaha)
- usia (yuṣa): umur
- utama (uttama): paling unggul
- utara (uttara): mata angin yang arahnya sebelah kiri terbitnya matahari
V
[sunting | sunting sumber]- vihara (vihāra): rumah ibadah kaum Buddhis
W
[sunting | sunting sumber]- wacana (vacana)
- wahana (vāhana): medium, kendaraan
- waisak
- wesak (Malaysia)
- waisya
- walimana (vimāna): burung mitis
- waluh
- -wan (-vant): sebuah imbuhan sufiks yang menyatakan pelaku pria
- -wati (-vatī): sebuah imbuhan sufiks yang menyatakan pelaku wanita
- wana: hutan
- wanara (vaṇara): kera
- wangsa (vaṃśa): dinasti
- wanita (wanitā) : perempuan (terhormat)
- waranggana
- warga: kaum
- warna (varṇa): kelir
- warsa (varṣa): tahun
- warta (vṛtta): berita
- warta berita
- wartawan: jurnalis
- waruna
- waspada
- wati
- weda: kitab suci
- wedana
- werda
- wibawa
- wicara
- widara
- widya: pengetahuan, ilmu atau pembelajaran
- widyakarya
- widyawisata
- wihara
- wijaya
- wiku
- wimana
- windu
- wira
- wiracarita: epos
- wirama
- wiraswasta
- wirawan
- wisata
- wisatawan
- wisaya
- wisma: rumah
- wisuda
- wiwaha (vivāha): pernikahan besar
- wiyaga: burung
- wiyatabhakti
- wredatama
Y
[sunting | sunting sumber]- Yajurweda (yajurveda): salah satu dari kitab Catur Weda
- yantra (yantra): alat. Lihat pula jentera
- yayasan (berdasarkan yaśa): lembaga. Lihat pula jasa.
- yoga (yoga): bentuk tapa-samadi
- yogi (yogin): seseorang yang beryoga
- yoni (yoni): rahim, vagina, alas lingga
- yogya (yogya): sesuai tatakrama
- yojana (yojana): ukuran, jarak kurang lebih 15 kilometer
- yuda (yuddha): perang
Bilangan
[sunting | sunting sumber]Bilangan Sanskerta banyak yang berupa bentuk terikat dalam bahasa Melayu.
- 1 eka-
- 2 dwi-
- 3 tri-
- 4 catur-
- 5 panca-
- 7. sapta-
- 8. asta-
- 9. nawa-
- 10. dasa-
- 10.000. laksa
- 100.000. keti
- 1.000.000. juta
Referensi
[sunting | sunting sumber]- (Inggris) Jan Gonda, 1952, Sanskrit in Indonesia, New Delhi: International Academy of Indian Culture.
- (Inggris) Johannes Gijsbertus de Casparis, 1997, Sanskrit loan-words in Indonesian: An annotated check-list of words from Sanskrit in Indonesian and Traditional Malay, Jakarta: Badan Penyelenggara Seri NUSA, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya.
- (Indonesia) Professor Dr. Mukunda Madhava Sharma M.A., Ph.D., D. Litt., Kavyatirtha, 1985, Unsur-Unsur Bahasa Sanskerta dalam Bahasa Indonesia. Denpasar: Wyāsa Sanggraha.
- (Inggris) Sir Monier Monier-Williams, 1899, A Sanskrit - English Dictionary. Oxford
- (Indonesia) Edi Sedyawati, Ellya Iswati, Kusparyati Boedhijono, dan Dyah Widjajanti D., 1994, Kosakata Bahasa Sanskerta dalam Bahasa Melayu Masa Kini. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
- (Indonesia) P.J. Zoetmulder, 1995, Kamus Jawa Kuno - Indonesia, Jakarta: Gramedia
- (Indonesia) Sutanto, 1989, Dwidasa = 12, Intisari Mei 1989, Jakarta: Yayasan Intisari
- (Inggris) Malay Words of Sanskrit Origin