Danau Tahai
Danau Tahai terletak di Desa Tahai, Kelurahan Tumbang Tahai, Kecamatan Bukit Batu, Kotamadya Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah. Danau ini terletak kurang lebih 30 km dari Kota Palangkaraya menuju ke daerah Sampit.[1] Kata Tahai sendiri berasal dari bahasa Dayak yang berarti danau.[2]
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Berdasarkan cerita yang berkembang di masyarakat sekitar ada 2 versi yang berkembang mengenai asal-muasalnya danau ini. Versi pertama menyatakan bahwa Danau Tahai ini terbentuk karena akumulasi genangan air di lokasi penambangan pasir. Sedangkan versi kedua adalah karena adanya perubahan aliran Sungai Kahayan, sehingga mengakibatkan genangan air yang tidak mengikuti aliran sungai tersebut. Namun, dari kedua versi tersebut sampai saat ini belum ada data resmi mengenai terbentuknya Danau Tahai ini. Memang di daerah Kalimantan banyak sekali terdapat danau. Namun kebanyakan masyarakat lebih memilih Danau Tahai sebagai salah satu tujuan wisatanya. Hal ini dikarenakan di danau ini memiliki beberapa keistimewaan tersendiri daripada danau-danau lainnya di daerah Kalimantan. Keistimewaan tersebut adalah danau ini memiliki warna air yang berbeda yakni berwarna merah.[1] Berdasarkan hasil penelitian, warna merah tersebut terbentuk karena airnya berasal dari air tanah gambut dan akar-akar pohon di lahan gambut tersebut. Keistimewaan lainnya adalah pemandangan di sekitar danau yang sangat memukau karena para wisatawan dapat menyaksikan pemandangan yang unik, yakni pemandangan rumah-rumah terapung yang oleh masyarakat sekitar disebut dengan rumah lanting.[1]
Panorama
[sunting | sunting sumber]Di kawasan objek wisata Danau Tahai ini terdapat jembatan kayu yang mengelilingi kawasan danau dan juga menghubunggkan danau ke kawasan hutan, sehingga para wisatawan dapat berjalan-jalan ke tengah danau sambil menikmati pemandangan alam yang sangat mempesona. Bagi para wisatawan yang memiliki hobi berpetualang, bisa menyusuri kawasan hutan di dekat danau dengan trekking yang lumayan menantang karena di samping kanan dan kiri banyak ditumbuhi pohon-pohon yang masih alami dan terjaga kelestariannya. Namun para pengunjung tidak perlu khawatir karena di dalam hutan tersebut telah dibuat trek dari kayu yang dapat dilalui oleh para wisatawan.[1] Memasuki kawasan hutan, para wisatawan akan disuguhi pemandangan yang sangat indah, udara yang sejuk dan dilengkapi dengan suara-suara merdu dari kicauan burung. Jika beruntung, wisatawan dapat bertemu dengan Uwak-Uwak, yaitu salah satu jenis kera yang hanya terdapat di kawasan hutan tersebut dan dilindungi oleh pemerintah karena populasinya yang hampir punah. Nah, bagi pengunjung yang lelah setelah trekking di dalam hutan, di kawasan objek wisata ini juga telah disediakan beberapa gazebo di area jembatan tersebut yang dapat digunakan untuk duduk-duduk sekadar melepas lelah.[3] Di danau ini juga disediakan berbagai fasilitas yang dapat digunakan atau disewa, seperti sepeda angsa, perahu dayung, tempat karaoke, rumah makan, musholla, lahan parkir yang memadai dilengkapi pos keamanan dan bagi para pengunjung yang ingin menginap.[4] Di lokasi objek wisata ini juga terdapat penginapan berupa rumah dengan kisaran harga mulai dari Rp 75.000,- hingga Rp 200.000,- per malam.Berjarak sekitar 1 km dari Danau Tahai ini juga terdapat penangkaran Orang Utan Nyaru Menteng. Penangkaran ini milik Yayasan BOS (Borneo Orangutan Survival). Namun sayangnya penangkaran ini dibuka untuk umum hanya pada hari Minggu atau hari libur. Jadi bagi yang ingin melengkapi liburan di Danau Tahai ini bisa berkunjung pada hari libur.[5]
Akses
[sunting | sunting sumber]Lokasi danau ini memang sedikit agak masuk ke dalam, tepatnya sekitar 3 km dari pinggir jalan raya. Namun wisatawan tidak perlu cemas, karena untuk menuju ke lokasi bisa aksesnya sudah cukup mudah. Wisatawan bisa menggunakan kendaraan umum berupa bis jurusan Palangka Raya tujuan Sampit turun di Desa Tahai kemudian berjalan kaki menuju lokasi Danau Tahai. Selain angkutan umum, pengunjung juga dapat menuju lokasi dengan menggunakan kendaraan pribadi baik roda dua maupun roda empat. Aksesnya memang sangat mudah karena jalan menuju objek wisata ini sudah beraspal dan cukup bagus.[1]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b c d e "utiket.com".
- ^ "jalanjalan.com".
- ^ "kalimantan-news.com". Diakses tanggal 18 maret 2015. [pranala nonaktif permanen]
- ^ "1001wisata.com".
- ^ "centralborneo.net". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-04-02. Diakses tanggal 2015-03-18.