Dedek Wahyudi
Antonius Wahyudi Sutrisna atau lebih dikenal dengan nama Dedek Wahyudi (lahir di Klaten, Jawa Tengah, 1960; umur 64 tahun) adalah seniman berkebangsaan Indonesia. Namanya dikenal sebagai musikus dan penata musik untuk ilustrasi drama, wayang, dan tari-tarian tradisional. Dedek merupakan salah satu penerima penghargaan rekor MURI atas perannya sebagai penata musik gamelan Coro Balen selama 36 jam, 36 menit, 36 detik dalam rangka hari ulang tahun ke-36 Taman Mini Indonesia Indah, tahun (2011).[1][2]
Latar belakang
[sunting | sunting sumber]Dedek Wahyudi lahir dan dibesarkan di lingkungan seni. Sejak usia muda, dia sudah mengakrabi dunia pedalangan, karawitan, dan bergaul dengan para seniman profesional di tanah kelahirannya, Klaten, Jawa Tengah. Pada tahun 1982 dia tercatat sebagai salah satu mahasiswa di Akademi Seni Karawitan Indonesia (ASKI) Surakarta, tapi hingga kariernya melesat, dia tak pernah memiliki ijazah dari perguruan tinggi tersebut. Bahkan akhirnya ASKI mengangkat dirinya menjadi karyawan di kampus itu dan ditugaskan sebagai penanggungjawab studio, karena kemampuannya dinilai melebih dari sekadar selembar ijazah. Pada tahun 1994 Dedek diundang sebagai komposer tamu oleh Gamelan Pasifica Group di Seatle, Amerika Serikat, kemudian pada tahun 1997 diundang oleh South Bank Gamelan Group di London, Inggris. Selama kurun waktu itu, beberapa karyanya juga dipentaskan di Indonesia Dance Festival (1993 dan 1995), Chang Mu Festival I di Korea Selatan (1995), Tournament of Roses di USA (1995), World and Musik Festival di Inggris (1997). Ia juga banyak melakukan kolaborasi dengan pemusik lintas-budaya. Di antaranya, mengikuti program Asia Pasific Performing Exchange di Los Angeles, USA (2006). Sebelumnya, pada tahun 1998, terlibat dalam proyek Or LOKAL berkolaborasi dengan seniman dari Inggris, Belanda, dan Jerman. Dedek juga kerap dilibatkan sebagai komposer untuk pementasan wayang kulit Ki Enthus Susmono. Selain itu, ia juga menjadi penata musik drama wayang produksi Yayasan Senawangi dan Yayasan Swargaloka Art Department Jakarta. Pada tahun 2000 ia membentuk Dedek Gamelan Orchestra (DGO). Kelompok ini didirikan untuk menyalurkan gairah kekaryaan dan juga menyajikan karya-karya yang dilahirkan oleh para anggotanya yang terdiri para musisi, penari, dalang, sastrawan, dan pemain teater. DGO banyak melahirkan karya, baik untuk konser musik, maupun untuk mengiringi tari, teater, film, sinetron, dan wayang.[3][4]
Karya
[sunting | sunting sumber]- 2012, musik untuk drama wayang “Abimanyu Ranjab”, sutradara Irwan Riyadi
- 2012, komposisi musik “Umbul Donga”
- 2011, musik untuk tari “Ejecting Human”, koreografer Mugiyono Kasido
- 2011, musik untuk tari “Memory Shinta”, koreografer Mugiyono Kasido
- 2011, musik untuk drama wayang “Ciptoning”, sutradara Dewi Sulastri
- 2011, musik untuk wayang multi media “Serat Nusa Raya”, sutradara Anton Ratumakin
- 2010, drama musikal “Kidung Dewi Sri”
- 2010, drama musikal “Ruwat Reruwet”
- 2010, musik untuk wayang “Minggatnya Cebolang”, dalang Ki Slamet Gundono
- 2010, musik untuk tari “Samodra Raksa”, koreografer Eko Supriyanto
- 2010, musik untuk tari “Sangkakala”, koreografer S.Pamardi
- 2010, musik untuk drama wayang ”Srikandi Senopati” sutradara Dewi Sulastri
- 2010, musik untuk drama wayang, “Maha Barata”, sutradara Dewi Sulastri
- 2009, musik untuk wayang “Dewa Ruci”, dalang Ki Enthus Susmono
- 2009, musik untuk wayang “Minggatnya Cebolang”, dalang Ki Slamet Gundono
- 2009, musik untuk konser “Indahnya Kebersamaan”
- 2008, musik untuk tari “Bedaya Sarpa Rodra”, koreografer Saryuni Padminingsih
- 2008, musik untuk tari “Alas Karoban”, koreografer Jonet Sri Kuncoro
Penghargaan
[sunting | sunting sumber]- Komposer Terbaik dan Penulis Komposisi Terbaik pada Kontes Karawitan Kreatif di Yogyakarta (1990)
- Komposer dan Penulis Lagu Terbaik dalam Festival Dramatari se Jawa Tengah (2002)
- Komposer Terbaik pada Festival Ketoprak se Jawa Tengah (2004)
- Komposser Terbaik pada Festival Tari Tradisional di Jakarta
- Komposer Unggulan pada Parade Tari Nusantara di TMII Jakarta (2007)
- Penghargaan Musium Rekor Dunia Indonesia (MURI) atas perannya sebagai penata musik gamelan Coro Balen selama 36 jam, 36 menit, 36 detik dalam rangka HUT ke-36 TMII, tahun (2011)
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Yayasan Kelola[pranala nonaktif permanen], diakses 12 Februari 2015
- ^ Joglosemar: Karya Dedek Wahyudi, gamelan rasa musik tadisi manca[pranala nonaktif permanen], diakses 12 Februari 2015
- ^ Dedek Wahyudi hadirkan tukang sulap di pentas Art of Summit 2013, diakses 12 Februari 2015
- ^ Solopos: Blacius Subono dan Dedek Wahyudi Siap Bertanding dalam Konser Gamelan[pranala nonaktif permanen], diakses 12 Februari 2015