Deus otiosus
Deus otiosus adalah sebuah konsep tentang Tuhan yang menciptakan dunia dan kemudian membiarkan dunia tersebut berjalan seperti apa adanya.[1][2] Konsep ini menggambarkan Tuhan sebagai pembuat jam.[1] Pembuat jam yang membuat jam lalu membiarkan jam itu berputar sebagaimana cara jam tersebut bekerja.[1] Ketika jam itu rusak maka sang pembuat jam akan membiarkan jam tersebut.[1] Konsep deus otiosus membuat manusia dapat memahami mengapa kejahatan masih berkuasa di dunia.[1] Konsep deus otiosus berhubungan dengan konsep deus absconditus.[1] Konsep deus absconditus adalah konsep yang menggambarkan Tuhan yang tersembunyi.[1] Teolog-teolog Kristen yang mengembangkan konsep ini adalah Thomas Aquinas dan Martin Luther.[1] Mereka melihat bahwa Tuhan yang tersembunyi itu dapat ditemukan dalam Yesus.[1]
Arti dan Makna
[sunting | sunting sumber]Deus otious dalam Bahasa Latin yaitu des osheoses.[3] Dalam Bahasa Inggris, kata ini diterjemahkan dengan inactive God.[3] Dalam Bahasa Indonesia, kata ini dapat diterjemahkan dengan arti Tuhan yang tidak aktif atau ketidakaktifan Tuhan.[3] Ketidakaktifan Tuhan dilihat setelah Tuhan menciptakan dunia.[3] Tuhan menciptakan dunia beserta isinya.[3] Ia juga menciptakan segala bentuk pemerintahan mulai dari kerajaan-kerajaan sampai pada bentuk pemerintahan dalam dunia modern.[3] Setelah menciptakan dunia beserta isinya, Tuhan kemudian menyerahkan kekuasaan kepada para pendahulu atau nenek moyang.[3] Ia juga menyerahkan kekuasaan kepada roh-roh yang ada di dalam dunia ini.[3] Kekuasaan yang dimaksud adalah kekuasaan dalam menjalankan dunia ini.[3] Nenek moyang manusia serta roh-roh ini merupakan perantara antara Tuhan dengan manusia.[3] Dalam konsep ini, Tuhan juga menahan diri untuk tidak turut campur dalam pergolakan sejarah umat manusia.[3]
Perspektif
[sunting | sunting sumber]Konsep deus otiosus dapat dilihat dari berbagai perspektif.[1] Konsep ini dapat dilihat dari perspektif kaum ateisme.[1] Ateisme merupakan sebuah kepercayaan bahwa tidak ada sosok yang bernama Tuhan dalam dunia ini dan manusia hanya sendiri dalam kosmos.[4] Kaum ateisme memahami bahwa konsep deus otious adalah sebuah alibi untuk memungkinkan penjelasan mengapa kejahatan berkuasa di dunia.[1] Konsep ini juga dapat dilihat dari perspektif kaum deisme.[1] Secara sederhana, Deisme adalah pemahaman yang mengakui bahwa Tuhan adalah pencipta alam semesta.[5] Akan tetapi kaum deisme menolak agama karena ajaran agama tidak didasarkan pada akal dan kenyataan hidup.[5] Bagi kaum deisme, konsep deus otiosus berperan penting dalam kehidupan manusia.[1] Tuhan yang menarik diri ini memberikan kepercayaan diri kepada manusia untuk memelihara dunia.[1] Deisme juga memandang bahwa gambaran Tuhan dalam konsep otiosus memberikan semacam kemandirian moral serta psikologis di dalam diri manusia.[1]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b c d e f g h i j k l m n o p (English) David A. Leeming. 2010. Encyclopedia of psychology and religion. New York: Spring Science. Hlm 233.
- ^ (English) Orlando O. Espin. 2007. An Introductory Dictionary of Theology and Religious Studies. Minnesota:Liturgical Press. Hlm 336.
- ^ a b c d e f g h i j k (English) Wendy Doniger and others. 1999. Merriam Webster's Encyclopedia of World Religion's. United States of America: Meriam Webster's incorporated. Hlm 288.
- ^ Harry Hamersma. 1981. Pintu Masuk ke Dunia Filsafat. Yogyakarta:Kanisius. Hlm 27.
- ^ a b J.S.Badudu. 2003. Kamus Kata-kata serapan asing dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Penerbit Buku Kompas. Hlm 50.