Lompat ke isi

Distosia bahu

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Distosia bahu
Tindakan penekanan area suprapubic dilakukan untuk menangani kondisi distosia bahu
Informasi umum
SpesialisasiObstetri
Faktor risikoDiabetes gestasional, sebelumnya ibu pernah mengalami kondisi serupa, proses kelahiran vaginal melalui operasi, obesitas ibu, ukuran kepala bayi terlalu besar, dan bius epidural[1]
Aspek klinis
Gejala dan tandaRetraction of the babies head back into the vagina[2]
KomplikasiBayi mengalami cidera bahu, patah tulang selangka, robek vagina atau area pireneal, perdarahan post partum[3]
DiagnosisTubuh bayi gagal keluar dalam waktu 1 menit setelah kepala muncul[1]
PerawatanIbu diminta mendorong kaki ke arah luar dan atas, mendorong perut bawah sedikit di atas tulang pubis, memutar bahu bayi secara manual, dan meminta ibu mengambil pose merangkak[3][1]
Prevalensi~ Sekitar 1 persen dari kelahiran melalui vagina[1]

Distosia bahu adalah kondisi bayi terhalang proses lahirnya melalui vagina, saat bahu bayi terhalang oleh tulang pubis ibu[4][5]. Salah satu gejalanya adalah kepala bayi masuk kembali ke dalam vagina, yang dikenal dengan kondisi "gejala kura-kura"[2]. Komplikasi bisa terjadi dalam bentuk cidera brachial plexus (rangkaian gerak di sekitar bahu, termasuk otot, syaraf, sendi, dan tulang), atau patah tulang selangka yang dialami bayi[1][6]. Sementara ibu bisa mengalami robek vagina atau perineal, perdarahan post partum, atau pecah atau robeknya rahim.[3][7].

Kondisi ini digolongkan kedaruratan obstetri, yang berarti bisa mengancam jiwa ibu maupun anak.[8][9] Upaya mengatasi kondisi ini termasuk di antaranya adalah: ibu diminta untuk mendorong kakinya ke arah luar dan atas, tenaga kesehatan mendorong perut bawah, sedikit di atas tulang pubis, atau melakukan Episiotomi.[8] Jika cara-cara ini tidak juga berhasil, maka dilakukan usaha secara manual untuk memutar bahu bayi atau ibu diminta mengambil pose merangkak bisa dicoba. Distosia bahu terjadi di sekitar 0.4% sampai 1.4% kelahiran melalui vagina.[10] Meskipuan digolongkan kedaruratan obstetri, namun realitanya kematian akibat kondisi ini sangat jarang terjadi.[11]

Faktor risiko yang menyertai kondisi ini diabetes gestasional, sebelumnya pernah mengalami kondisi ini, operasi melahirkan melalui vagina, obesitas ibu, ukuran bayi terlalu besar, dan bius epidural.[12] Diagnosa terhadap kondisi ini ditegakkan begitu badan bayi tidak kunjung keluar dalam satu menit sejak kepala bayi keluar.[12] Kondisi ini digolongkan sebagai proses melahirkan yang terhalangi (obstructed labour).[13]

Salah satu karakter yang muncul, walau sebenarnya jarang, adalah gejala kura-kura. Dalam kondisi ini, kepala bayi masuk kembali ke dalam vagina setelah sempat keluar, mirip dengan gerakan kura-kura yang memasukkan kepalanya ke dalam tempurung saat merasa terancam. Muka bayi juga terlihat merah dan membengkak.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c d e Dahlke, JD; Bhalwal, A; Chauhan, SP (June 2017). "Obstetric Emergencies: Shoulder Dystocia and Postpartum Hemorrhage". Obstetrics and Gynecology Clinics of North America. 44 (2): 231–243. doi:10.1016/j.ogc.2017.02.003. PMID 28499533. 
  2. ^ a b Gherman, Robert B.; Gonik, Bernard (2009). "Shoulder Dystocia". The Global Library of Women's Medicine. doi:10.3843/GLOWM.10137. 
  3. ^ a b c "Shoulder dystocia" (PDF). Royal College of Obstetricians and Gynaecologists. 2013. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 24 October 2020. Diakses tanggal 3 October 2018. 
  4. ^ "Shoulder dystocia" (PDF). Royal College of Obstetricians and Gynaecologists. 2013. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 24 October 2020. Diakses tanggal 3 October 2018. 
  5. ^ Gherman, Robert B.; Gonik, Bernard (2009). "Shoulder Dystocia". The Global Library of Women's Medicine. doi:10.3843/GLOWM.10137. 
  6. ^ Gherman, Robert B.; Gonik, Bernard (2009). "Shoulder Dystocia". The Global Library of Women's Medicine. doi:10.3843/GLOWM.10137. 
  7. ^ Gherman, Robert B.; Gonik, Bernard (2009). "Shoulder Dystocia". The Global Library of Women's Medicine. doi:10.3843/GLOWM.10137. 
  8. ^ a b "Shoulder dystocia" (PDF). Royal College of Obstetricians and Gynaecologists. 2013. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 24 October 2020. Diakses tanggal 3 October 2018. 
  9. ^ Isabella, CM, dkk (2023-01). "KEGAWATDARURATAN MATERNAL DAN NEONATAL" (PDF). repositori.widyagamahusada.ac.id. 
  10. ^ Dahlke, JD; Bhalwal, A; Chauhan, SP (June 2017). "Obstetric Emergencies: Shoulder Dystocia and Postpartum Hemorrhage". Obstetrics and Gynecology Clinics of North America. 44 (2): 231–243. doi:10.1016/j.ogc.2017.02.003. PMID 28499533. 
  11. ^ Gherman, Robert B.; Gonik, Bernard (2009). "Shoulder Dystocia". The Global Library of Women's Medicine. doi:10.3843/GLOWM.10137. 
  12. ^ a b Dahlke, JD; Bhalwal, A; Chauhan, SP (June 2017). "Obstetric Emergencies: Shoulder Dystocia and Postpartum Hemorrhage". Obstetrics and Gynecology Clinics of North America. 44 (2): 231–243. doi:10.1016/j.ogc.2017.02.003. PMID 28499533. 
  13. ^ Buck, Carol J. (2016). 2017 ICD-10-CM Standard Edition - E-Book (dalam bahasa Inggris). Elsevier Health Sciences. hlm. 108. ISBN 9780323484572. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-04-30. Diakses tanggal 2018-10-03.