Doktrin Fukuda
Doktrin Fukuda adalah sebuah doktrin yang berdasarkan pada sebuah pidato dari Perdana Menteri Jepang Takeo Fukuda. Pada 197, saat perjalanan keliling ke negara-negara anggota Perbara, perdana menteri tersebut membuat sebuah pidato di Manila dimana ia menyatakan soal kebijakan luar negeri Jepang yang kemudian dikenal sebagai Doktrin Fukuda.
Perdana Menteri Fukuda menyatakan bahwa Jepang, sebuah negara yang menjunjung perdamaian, tak akan pernah menjadi kekuatan militer dan bahwa Jepang akan menjalin hubungan saling menguntungkan dan terpercaya dengan negara-negara Asia Tenggara dalam sejumlah besar bidang, dan bahwa Jepang akan berkerjasama secara positif dengan Perbara dan negara-negara anggotanya dalam upaya mereka sendiri, sebagai mitra setara. Doktrin Fukuda dijadikan sebagai fondasi diplomat kini dan mendatang dari Jepang terhadap wilayah belahan Asia.
Referensi
[sunting | sunting sumber]
Kesusastraan
[sunting | sunting sumber]- Lam Peng Er, ed. (2013). Japan's Relations with Southeast Asia: The Fukuda Doctrine and Beyond. Routledge.
- Sueo Sudo. “Japan-ASEAN Relations: New Dimensions in Japanese Foreign Policy”, Asian Survey 28, no. 5 (1988): 509–25.
- Sueo Sudo (1992). The Fukuda Doctrine and ASEAN: new dimensions in Japanese foreign policy. Singapore: Institute of Southeast Asian Studies.
- Mendi Wolf (2001). Japan and South East Asia. Vol.2, The Cold War era 1947-1989 and issues at the end of the Twentieth century. London: Routledge.
- Akihiko, Tanaka. ""The World and Japan" Database (". Database of Japanese Politics and International Relations. National Graduate Institute for Policy Studies (GRIPS); Institute for Advanced Studies on Asia (IASA), The University of Tokyo. Diakses tanggal Jan 17, 2018.