Dominasi (politik)
Tampilan
Pada filsafat politik, dominasi (bahasa Inggris: domination) adalah sebuah paham politik untuk melakukan penalukan atau penguasaan dalam suatu hal. Dominasi bisa terjadi melalui eksploitasi [1] terhadap agama, ideologi, kebudayaan dan wilayah[2][3][4][5] dengan maksud agar mendapatkan keuntungan secara ekonomi atau kekuasaan.[6] Bila dirumuskan adalah dapat sebagai berikut:
- dan , bila nilai performa adalah 8 maka performa dan preforma akan menjadi
sehingga performa pertama akan melemah dan hilang lalu digantikan oleh pengaruh performa kedua atau performa kedua menggantikan menjadi yang baru.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Reiman, J., “Exploitation, Force, and the Moral Assessment of Capitalism: Thoughts on Roemer and Cohen,” Philosophy and Public Affairs (1987), 16, pp. 3-41.
- ^ Alan Wertheimer, Coercion, Princeton University Press (1987), ISBN 0-691-07759-2 ISBN 978-0-691-07759-8
- ^ Philip Pettit, A Theory of Freedom: From the Psychology to the Politics of Agency , Oxford University Press (2001), ISBN 0-19-521832-9 ISBN 978-0-19-521832-9
- ^ Susan Moller Okin, Justice, Gender, and the Family , Basic Books (1989), ISBN 0-465-03702-X ISBN 978-0-465-03702-5
- ^ Jeffrey H. Reiman, The Rich Get Richer and the Poor Get Prison: Ideology, Class, and Criminal Justice, Macmillan Pub. Co., (1990), ISBN 0-02-399241-7 ISBN 978-0-02-399241-4
- ^ Bernd Hamm, Russell Charles Smandych, Cultural Imperialism: Essays on the Political Economy of Cultural Domination, Broadview Press, 2005, ISBN 1-55111-707-X ISBN 978-1-55111-707-2
Daftar pustaka
[sunting | sunting sumber]- Richard L. Lippke, Radical Business Ethics, Rowman & Littlefield (1995), ISBN 0-8476-8070-3 ISBN 978-0-8476-8070-2
- David Harvey, The New Imperialism, Oxford University Press (2003), ISBN 0-19-926431-7 ISBN 978-0-19-926431-5
- Professor Edward W Said, Culture and Imperialism, Knopf (1994), ISBN 0-679-75054-1 ISBN 978-0-679-75054-3