Dyandra Media
Perseroan terbatas | |
Kode emiten | IDX: DYAN |
Industri | Pariwisata |
Didirikan | 24 Juli 2007 |
Kantor pusat | Jakarta, Indonesia |
Wilayah operasi | Indonesia |
Tokoh kunci | Daswar Marpaung[1] (Direktur Utama) Lilik Oetama[2] (Komisaris Utama) |
Jasa |
|
Pendapatan | Rp 284,182 milyar (2020)[3] |
Rp -256,682 milyar (2020)[3] | |
Total aset | Rp 1,043 triliun (2020)[3] |
Total ekuitas | Rp 577,070 milyar (2020)[3] |
Pemilik | PT Teletransmedia (51,47%) PT Mondial Investama Indonesia (5,27%) |
Karyawan | 1.044 (2020)[3] |
Anak usaha | PT Dyandra Promosindo PT Dyamall Graha Utama PT Nusa Dua Indonesia PT Graha Multi Utama |
Situs web | www |
PT Dyandra Media International Tbk adalah sebuah perusahaan pariwisata yang berkantor pusat di Jakarta.[3]
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Perusahaan ini memulai sejarahnya pada tahun 1994 saat PT Dyandra Promosindo didirikan sebagai sebuah perusahaan penyelenggara acara. Pada tahun 2005, PT Dyandra Communication (Dyacomm), PT Dyamall Graha Utama, dan PT Samudra Dyan Praga didirikan untuk berekspansi ke bisnis MICE. Pada tahun 2006, PT Kerabat Dyan Utama (Radyatama) juga didirikan. Pada tahun 2007, perusahaan ini resmi didirikan sebagai induk dari perusahaan-perusahaan tersebut. Pada tahun 2008, perusahaan ini mendirikan PT Graha Multi Utama untuk berbisnis di bidang pengelolaan hotel.
Pada tahun 2009, perusahaan ini mendirikan PT Debindo Mitra Dyantama dan mengakuisisi PT Nusa Dua Indonesia. Pada tahun 2011, perusahaan ini melakukan restrukturisasi dengan membentuk empat subholding. PT Nusa Dua Indonesia dan PT Graha Multi Utama pun menjadi anak usaha dari perusahaan ini. Pada tahun 2012, perusahaan ini berekspansi ke industri hiburan. Perusahaan ini juga mendirikan PT Dyandra Konvensi Internasional (Dyandra Convex), serta mengakuisisi PT Fasen Creative Quality (Quad Event Management) dan PT Visicita Imaji Semesta (Visicomm). Perusahaan ini lalu meresmikan perluasan tahap kedua dari Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC) dan mengubah nama Gramedia Expo menjadi Dyandra Convention Center Surabaya.
Pada tahun 2013, perusahaan ini resmi melantai di Bursa Efek Indonesia dan memisahkan bisnis hiburannya ke PT Dyandra Amaradana. Pada bulan Februari 2014, perusahaan ini mulai mengoperasikan Hotel Amaris Pancoran, dan sebulan kemudian, juga mulai mengoperasikan Hotel Santika Cikarang. Pada bulan April 2014, perusahaan ini mulai mengoperasikan Bali Nusa Dua Hotel & Convention, dan pada bulan Oktober 2014, juga mulai mengoperasikan Hotel Santika Kelapa Gading.
Pada tahun 2015, perusahaan ini mengakuisisi PT Dyan Mas Entertainmen, dan pada bulan Oktober 2015, juga mulai mengoperasikan Hotel Santika Pekalongan. Perusahaan ini kemudian menjual mayoritas saham PT Andalusia Andrawina, pengelola Hotel Amaris Pancoran. Pada tahun 2018, perusahaan ini berekspansi ke bisnis periklanan digital dengan mendirikan PT Visi Sarana Media Digital (Underlined). Pada bulan April 2018, perusahaan ini juga menjual mayoritas saham PT Sima Graha Utama, pengelola Hotel Santika Kelapa Gading dan Hotel Santika Pekalongan. Pada bulan September 2018, Hotel Santika Cikarang juga resmi dijual. Pada tahun 2019, perusahaan ini berekspansi ke bisnis konservasi alam dengan mendirikan PT Mitra Natura Raya untuk mengelola empat kebun raya milik LIPI.[3][4]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ "Dewan Direksi". PT Dyandra Media International Tbk. Diakses tanggal 5 Maret 2022.
- ^ "Dewan Komisaris". PT Dyandra Media International Tbk. Diakses tanggal 5 Maret 2022.
- ^ a b c d e f g "Laporan Tahunan 2020" (PDF). PT Dyandra Media International Tbk. Diakses tanggal 5 Maret 2022.
- ^ Safitri, Kiki (22 Januari 2020). "Lakukan Ekspansi, Dyandra Kelola 4 Kebun Raya". Kompas. Diakses tanggal 13 Mei 2022.