Lompat ke isi

Ekosistem perairan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Ekosistem air)

Ekosistem perairan adalah lingkungan yang terdiri dari komponen biotik dan abiotik serta didominasi oleh air sebagai habitat dari komponennya. Ada bagian dari ekosistem ini yang bukan perairan, tapi jumlahnya kecil. Ekosistem ini dihuni oleh beragam makhluk yang hidupnya di air ataupun di dua alam (air dan darat). Makhluk hidup ini bisa berupa binatang dan tumbuhan. Pada ekosistem ini cahaya matahari terbatas. hal ini karena sulitnya cahaya matahari menembus perairan. Sehingga perubahan suhu tidak ekstrim. Pada ekosistem ini yang bertindak sebagai produsen adalah fitoplankton. Sedangkan yang bertindak sebagai konsumen adalah hewan dan juga predator air.[1]

Macam-macam

[sunting | sunting sumber]
Ekosistem Perairan.
Wilayah pantai dan daratan merupakan bagian dari ekosistem perairan.

Ekosistem air tawar

[sunting | sunting sumber]

Ekosistem air tawar adalah suatu tatanan yang ada di dalam air tawar dan sekitarnya yang terdiri dari makhluk hidup di dalamnya dan lingkungan air tawar itu sendiri. Ekosistem ini disebut juga perairan darat. Ciri-ciri ekosistem ini antara lain variasi suhu tidak mencolok, penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Secara fisik dan biologis ekosistem ini merupakan perantaraan ekosistem darat dan laut, yang sering disebut sebagai air payau (lingkungan estuarin), estuarin merupakan lingkungan perairan setengah tertutup di pinggiran daratan yang terpengaruh oleh pasang surut air laut. Jenis tumbuhan yang subur adalah ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji. Hampir semua filum hewan terdapat dalam air tawar. Ekosistem air tawar dapat dibedakan menjadi ekosistem lentik dan lotik.[2]

Danau merupakan bagian dari ekosistem air tawar.

Merupakan ekosistem yang airnya tenang. Mengalami stratifikasi vertikal karena suhu dan cahaya berbeda. Organisme yang hidup tidak butuh penyesuaian khusus. Substrat berupa lumpur halus. Oksigen sedikit larut sebab arus yang tenang. Organisme pada ekosistem beragam dan tetap.[3] Alga dan tumbuhan air banyak hidup disini.[4] Danau, rawa, kolam, waduk merupakan contoh bentang alamnya.

Danau merupakan suatu kumpulan air yang menggenang dan memiliki bentang yang luas. Berdasarkan produksi materi organiknya, danau dibedakan menjadi oligotropik dan eutropik. Fitoplankton tidak produktif sehingga danau oligotropik kekurangan dalm suplai makanan untuk organisme di dalamnya. Air penyusunnya jernih, organisme yang tinggal sedikit, banyak oksigen pada kandungan airnya karena kondisi kedalamannya. Eutropik adalah danau yang dangkal dan terdapat kandungan makanan, karena fitoplankton produktif. Ciri-cirinya, airnya keruh, terdapat bermacam-macam organisme, dan oksigen terdapat di daerah dasar danau.[5]

Rawa memiliki habitat yang digenangi air tawar dengan mineral pH 6, kondisi permukaan airnya naik atau turun, mengering serta tidak stabil tergantung kondisi cuaca. Merupakan lahan basah, terbentuk dari tatanan alami atau buatan, dengan air yang tidak mengalir. Air tawar, payau, air asin. Lahan rawa merupakan peralihan antara sistem daratan dan perairan (sungai, danau, atau laut). Sebelum di buka untuk lahan pertanian, lahan rawa ditumbuhi tumbuhan air, rumput, vegetasi semak dan kayu. Terdapat zona rawa air payau, zona rawa air tawar, zona rawa lebak.[6]

Kolam termasuk ekosistem lentik. Dapat dibedakan menjadi alami dan buatan.

Kolam adalah ekosistem air tergenang yang dangkal dan memiliki banyak vegetasi. Kolam dibedakan menjadi alami dan buatan. Kolam alami dapat ditinggali hewan-hewan filum invertebrata. Kolam buatan hanya ditinggali hewan-hewan yang dikehendaki saja.

Waduk adalah perairan menggenang akibat pembendungan sungai secara sengaja untuk kepentingan tertentu.Tujuan dibuat waduk yaitu mencegah banjir, pembangkit listrik, menyuplai air bagi irigasi pertanian, serta untuk kegiatan perikanan dan pariwisata. Waduk menerima air dari sungai yang mengalirinya. Air sungai ini mengandung bahan yang dapat menyuburkan perairan.[7]

Lotik adalah ekosistem air tawar mengalir. Contoh ekosistem ini adalah sungai. Sungai mengalir dari titik yang tinggi menuju titik lebih rendah. Air sungai mengandung sedikit makanan dan sedimen. Aliran airnya membuat komposisi oksigen di dalamnya lebih tinggi.[8] Jenis aliran pada ekosistem ini menentukan komponen biotik yang hidup di dalamnya. Aliran air bergantung pada topografi dan besarnya tempat air mengalir. Air ekosistem berubah mengikuti perubahan musim.[9]

Ekosistem air laut

[sunting | sunting sumber]
Terumbu karang merupakan bagian dari ekosistem laut. Sebagai habitat berbagai jenis organisme.

Ekosistem laut merupakan ekosistem perairan terbesar di bumi. Memiliki kandungan garam tinggi. Berbeda dengan ekosistem air tawar, yang memiliki kandungan garam rendah. Perairan laut menutupi 70% permukaan bumi dan menyumbang 97% pasokan air.[10] Salinitas air laut 35 bagian per seribu air.[11] Ekosistem laut ini terdiri atas beberapa bagian dilihat dari jarak pantai dan kedalamannya. Zona pasang surut, merupakan zona yang paling dangkal dari lautan. Di zona ini, hidup bintang laut, udang, kepiting, bulu babi, hingga cacing laut. Zona neritik dengan kedalaman 200 meter, dapat ditembus oleh cahaya matahari sampai dasar. Merupakan zona yang dihuni tumbuhan ganggang, rumput laut dan ikan. Zona oseanik merupakan ekosistem air laut yang dalam.[12]

Pesisir laut

[sunting | sunting sumber]

Ekosistem pesisir adalah peralihan antara ekosistem darat dengan ekosistem laut. Ekosistem ini terdiri dari estuaria, hutan mangrove, padang lamun dan terumbu karang. Ekosistem ini sebagai sumber daya alam hayati, seperti terumbu karang dan rumput laut, non-hayati seperti minyak bumi dan gas alam.[13]

Permukaan laut

[sunting | sunting sumber]

Ekosistem laut terbagi menjadi daerah litoral, neritik, batial, dan abisal. Berdasarkan permukaan horizontal dibagi menjadi, Epipelagik daerah permukaan dengan kedalaman air 200 meter. Mesopelagik, daerah kedalaman 200-1000 meter, yang dihuni ikan hiu. Batiopelagik, daerah lereng benua kedalaman 200-2500 meter, dihuni gurita. Abisalpelagik, kedalaman 4000 meter, tidak mampu ditembus matahari. Hadalpelagik, bagian dasar laut kedalaman 7000 meter. Dihuni lele laut dan ikan yang mengeluarkan cahaya. Bakteri bersimbiosis dengan kerang menjadi produsen.[14]

Ekosistem perairan memiliki fungsi penting bagi lingkungan. diantaranya, mendaur ulang nutrisi, memurnikan air, mengurangi banjir, mengisi ulang air tanah dan menyediakan habitat bagi satwa liar.[15] Ekosistem perairan juga dimanfaatkan untuk rekreasi, dan sebagai industri pariwisata di wilayah pesisir.[16]

Komponen biotik

[sunting | sunting sumber]

Komponen biotik pada ekosistem adalah makhluk hidup itu sendiri, ekosistem tidak terbentuk tanpa makhluk hidup didalamya. Keberadaan makhluk hidup membentuk rantai makanan di dalamnya.[17] Contohnya hewan air, amfibi, zooplankton, dan tumbuhan di dalam air.[18] Lingkungan perairan memiliki tingkat oksigen rendah, sehingga diperlukan adaptasi organisme yang hidup di dalamnya. Misalnya, tanaman lahan basah memiliki rongga untuk membawa oksigen ke akar. Produsen dan konsumen dalam rantai makanan juga melakukan penyesuaian. Siput, angsa dan mamalia menjadi faktor biotik yang dominan.[19]

Autotrof adalah organisme yang memiliki kemampuan menghasilkan makanan sendiri. Autotrof membutuhkan karbondioksida dan senyawa anorganik untuk memasak makanan. Organisme ini juga menghasilkan nutrisi organik dari senyawa anorganik. Yang termasuk organisme autotrof adalah tumbuhan.[20]

Heterotrof

[sunting | sunting sumber]

Organisme heterotrof memakan organisme autotrof dan menggunakan senyawa organik dalam tubuh untuk sumber energi dan bahan baku membuat makanan.[21]

Komponen abiotik

[sunting | sunting sumber]

Ekosistem terdiri dari komponen biotik yang terstruktur oleh interaksi biologis dan faktor lingkungan abiotik. Faktor lingkungan abiotik yang penting dari ekosistem perairan adalah substrat, kedalaman air, tingkat nutrisi, suhu, salinitas, dan aliran.[19][15] Fungsi komponen abiotik adalah sebagai faktor kemampuan reproduksi dan kelangsungan hidup spesies organisme dalam ekosistem.[22]

Perubahan secara fisika, kimia dan biologi pada lingkungan dapat menurunkan kesehatan ekosistem perairan. Perubahan suhu air, aliran air dan ketersediaan cahaya secara fisika. Peningkatan zat racun yang dapat memakan oksigen secara kimia. Populasi manusia dan hewan yang berlebih secara biologi.[15]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Pengertian Ekosistem Air: Ciri-Ciri, Komponen, dan Jenisnya - Bobo". bobo.grid.id. Diakses tanggal 2022-04-13. 
  2. ^ Ardian (2020-07-18). "Ekosistem Air Tawar - ICEMA Official". icema.co.id (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-04-13. 
  3. ^ Odum, Eugune P. (1993). Fundamentals of ecology. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. hlm. 577. ISBN 9794202843. 
  4. ^ Khaq, maylina A. R. "Laporan Ekologi Akuatik Lotik Lentik dan Intertidal dI Pantai Bama Situbondo". 
  5. ^ Ramli, Haji Dzaki (1989). Ekologi. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan. 
  6. ^ Irwan, Djamal (2007). Prinsip-prinsip ekologi : Ekosistem, lingkungan dan pelestariannya. Jakarta: Bumi Aksara. ISBN 9795261649. 
  7. ^ Wiadnya, D.G (1993). Manajemen Sumberdaya Perairan Dengan Kasus Perikanan Tangkap di Jawa Timur. Malang: Fakultas Perikanan. Universitas Brawijaya. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-04-13. Diakses tanggal 2022-04-13. 
  8. ^ Campbell, Neil A (2009). Biology : concepts and connections. San Francisco: Pearsons Benjamin Cummings. hlm. 2,3,4. ISBN 9780321526502. 
  9. ^ Maslina, Lidia (2018-09-11). "Ekosistem Air Tawar Lentik dan Lotik". MateriIPA.com. Diakses tanggal 2022-04-13. 
  10. ^ "Find out about the world's ocean habitats and more". Environment (dalam bahasa Inggris). 2019-03-21. Diakses tanggal 2022-04-13. 
  11. ^ "Facts and figures on marine biodiversity | United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization". www.unesco.org. Diakses tanggal 2022-04-13. 
  12. ^ "Ekosistem Air Laut : Pengertian, Ciri-ciri dan Jenisnya". IlmuGeografi.com. 2016-05-16. Diakses tanggal 2022-04-13. 
  13. ^ "Ekosistem Pesisir - Ciri-ciri, Komponen dan Fungsinya". IlmuGeografi.com. 2016-11-04. Diakses tanggal 2022-04-13. 
  14. ^ Itsnaini, Faqihah Muharroroh (2021-05-01). "Ekosistem Laut: Pembagian dan Jenis-Jenis Makhluk Hidup di Dalamnya". detikcom. Diakses tanggal 2022-04-13. 
  15. ^ a b c Stanford, L. Loeb (1994). Biological Monitoring of Aquatic Systems. CRC Press. 
  16. ^ Daily, Gretchen C (1997). Nature's Services. Island Press. ISBN 1-55963-476-6. 
  17. ^ atap (2020-04-23WIB19:50:06+07:00). "Ekosistem: Pengertian, Komponen, Macam, Dan Definisi Ahli". Diakses tanggal 2022-04-13. 
  18. ^ "Ekosistem Air: Pengertian, Ciri-ciri, Komponen, dan Jenisnya". kumparan. Diakses tanggal 2022-04-13. 
  19. ^ a b Keddy, Paul A (2010). Wetland Ecology. Principles and Conservation. Cambridge University Press. hlm. 497. ISBN 978-0-521-51940-3. 
  20. ^ "Autotrof dan Heterotrof (Pengertian, Perbedaan, dan Contoh)". Pusat Ilmu Pengetahuan. 2020-02-29. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-06-18. Diakses tanggal 2022-04-13. 
  21. ^ Manahan, Stanley E (2005). Environmental Chemistry. CRC Press. ISBN 1-56670-633-5. 
  22. ^ "Komponen Abiotik - Pengertian, Peran dan Fungsi, serta Contoh". RimbaKita.com. 2021-10-31. Diakses tanggal 2022-04-14.