Elevator Eksentrik
Artikel ini terlalu bergantung pada referensi dari sumber primer. |
Pengarang | Lemony Snicket (pseudonim Daniel Handler) |
---|---|
Ilustrator | Brett Helquist |
Perancang sampul | Brett Helquist |
Negara | Amerika Serikat |
Bahasa | Bahasa Inggris |
Seri | A Series of Unfortunate Events |
Genre | Novel fantasi |
Penerbit | HarperCollins |
Tanggal terbit | Marek 2001 |
Jenis media | Print (hardback & paperback) |
Halaman | 259 pp (first edition, hardback) |
ISBN | ISBN ISBN 0-06-440864-7 (first edition, hardback) Invalid ISBN |
Didahului oleh | The Austere Academy |
Diikuti oleh | The Vile Village |
The Ersatz Elevator ialah sebuah novel dalam serial buku A Series of Unfortunate Events oleh Daniel Handler di bawah pseudonim Lemony Snicket. Kisah dalam buku ini terjadi setelah peristiwa dalam Akademi Angker, dan Anak-anak Baudelaire diasuh oleh pasangan kaya Esmé dan Jerome Squalor.
Plot
[sunting | sunting sumber]Kisah dimulai dengan Anak-anak Baudelaire, Violet si Penemu, Klaus si Peneliti, dan Sunny si Penggigit bersama Pak Poe berjalan menyusuri Jalan Gulita 667, merujuk pada kondisi jalan tersebut yang gelap karena tertutupi pohon-pohon rimbun (dengan alasan, dikarenakan gelap sedang "hangat-hangatnya"). Mereka masuk ke dalam sebuah apartemen dibantu oleh penjaga pintu misterius. Di sana, Pak Poe meninggalkan mereka, dikarenakan kesibukannya dalam menangani kasus penculikan triplet Quagmire.
Anak-anak Baudelaire mendapati bahwa mereka harus mendaki tangga naik setinggi 66 lantai menuju penthouse tempat tinggal wali mereka, pasangan Squalor, dikarenakan elevator dimatikan karena sudah "basi". Jerome Squalor menyambut mereka sewaktu Anak-anak Baudelaire tiba, mengenalkan mereka dengan isterinya, Esmé Squalor, penasihat keuangan keenam paling penting di kota tersebut. Esmé sangat terobsesi dengan barang-barang yang "hangat" (anak yatim piatu, kegelapan, dan martini air) dan yang "basi" (cahaya, elevator, perkakas pertukangan).
Violet, Klaus, dan Sunny kemudian mulai menjalani kehidupan mereka seperti biasa di Jalan Gulita 667, yang kebetulan berada di kota yang sama dengan kota asal mereka. Segalanya mulai berubah menjelang Lelang Paling Hangat, sebuah lelang untuk menjual barang-barang paling "hangat", yang pendapatannya diberikan kepada Esmé. Beberapa hari sebelum lelang tersebut Esmé memaksa Jerome dan Anak-anak Baudelaire untuk makan malam di Kafe Salmonella, restoran paling "hangat" di kota, karena dia akan kehadiran seorang juru lelang, Gunther.
Anak-anak sedang berganti baju dengan setelan pinstripe yang "hangat" saat mendapati bahwa Gunther sebenarnya adalah Count Olaf yang menyamar. Mereka berusaha memberitahu Esmé dan Jerome, yang menolak mempercayainya. Dengan terpaksa, Anak-anak Baudelaire makan malam di Jerome. Mereka bertengkar sesaat di sana, yang berakhir dengan keputusan tegas Jerome untuk tidak mendebat Esmé, karena ia tidak suka bertengkar.
Sewaktu mereka kembali ke penthouse, si penjaga pintu menolak menerima mereka, mengklaim bahwa Esmé telah memerintahkan untuk mencegah kehadiran Anak-anak Baudelaire sebelum Gunther pulang. Dengan bantuan Jerome, mereka diperbolehkan naik ke penthouse, mendapati informasi mengejutkan bahwa Gunther telah pergi lama. Kepergian Gunther yang misterius ini membuat Anak-anak Baudelaire memutuskan menggeledah seisi penthouse dan menjelajahi seluruh apartemen tersebut, dengan sia-sia tidak mendapati kehadiran Gunther.
Namun Klaus menemukan bahwa ada satu elevator untuk tiap lantai, sedangkan di penthouse ada dua. Hal ini membuktikan bahwa ada satu terowongan elevator artifisial. Dengan tali buatan Violet, ketiga Baudelaire menuruni elevator artifisial tersebut, dengan terkejut menemukan Isadora dan Duncan Quagmire terkurung di sana. Di sana, kedua Quagmire memberitahukan rencana Olaf untuk menyelundupkan mereka dalam barang lelang di Lelang Paling Hangat. Pertemuan penuh air mata mereka harus berhenti saat Violet tidak menemukan cara membebaskan keduanya selain naik ke atas penthouse dan membuat pembuka sendiri, sebuah obor las artifisial untuk melelehkan besinya.
Saat ketiga Baudelaire kembali dengan obor las artifisial, Olaf telah membawa Duncan dan Isadora pergi. Dengan sedih ketiganya kembali dan berusaha menemukan barang lelang tempat triplet Quagmire disembunyikan, diduga berada dalam Lot #50 yang berinisial P.K.S. Violet, Klaus, dan Sunny kemudian memberitahukan semuanya kepada Esmé. Esmé berjanji akan menolong mereka; namun ia berkhianat dengan melemparkan Violet, Klaus, dan Sunny ke dalam elevator artifisial, memerangkap mereka dalam jaring. Esmé mengungkapkan bahwa ia telah berkolaborasi dengan Olaf untuk mendapatkan kekayaan lebih banyak lagi.
Sunny kemudian memanjat dinding elevator dengan giginya, dan kembali membawa tali buatan Violet untuk menyelamatkan diri. Ketiganya memutuskan untuk melewati sebuah jalan rahasia yang dilalui Olaf di dasar elevator, bersenjatakan obor las. Mereka justru menghadapi jalan buntu; namun setelah mendapati bahwa atap di atas mereka adalah tangga tingkap, mereka melaluinya. Dengan terkejut Violet, Klaus, dan Sunny mendapati bahwa lorong rahasia di apartemen keluarga Squalor membawa mereka menuju reruntuhan Kediaman Baudelaire, rumah mereka yang terbakar di buku pertama.
Tanpa menunggu apapun lagi, Ketiga Baudelaire pergi menuju Veblen Hall, tempat Lelang Paling Hangat diadakan. Mereka bergabung dengan kerumunan orang-orang "hangat" dan bertemu Jerome serta Pak Poe di sana. Ketiga Baudelaire meminta Pak Poe menawar Lot #50; Pak Poe kalah, tetapi dengan segera Sunny menawarkan 1.000 dollar, memenangkan lot tersebut. Anak-anak Baudelaire segera membuka lot tersebut, mendapati isinya bukanlah anak-anak Quagmire, melainkan Pelengkap Koleksi Serbet.
Gunther alias Olaf menertawakan anak-anak Baudelaire, tetapi terpeleset serbet dan tanpa sengaja memperlihatkan tato mata di mata kakinya. Kerumunan yang marah segera mengejar Olaf--namun terpeleset serbet, sama seperti Olaf. Olaf dan Esmé segera kabur, diikuti anak-anak Baudelaire. Di depan Veblen Hall, mereka mendapati anak-anak Quagmire disembunyikan dalam patung ikan herring merah--suatu kebetulan ironis, mengingat herring merah berarti "petunjuk untuk mengecoh seseorang". Olaf, Esmé, dan penjaga pintu misterius yang ternyata adalah Si Tangan Kait melarikan diri dalam van bersama Duncan dan Isadora Quagmire.
Pak Poe memanggil polisi dan Jerome segera merawat anak-anak Baudelaire. Meskipun ia masih bersedia menjadi wali mereka, tetapi Jerome ingin membawa mereka pergi sejauh mungkin dari Olaf, bukannya membantu menemukan anak-anak Baudelaire. Violet, Klaus, dan Sunny menolak, dan Jerome justru meninggalkan mereka, membuktikan dirinya sebagai wali yang artifisial. Sementara Pak Poe justru menelepon restoran Vietnam dan bukannya kantor polisi, ketiga Baudelaire duduk di tangga Veblen Hall, merenungkan hal yang telah terjadi.
Trivia
[sunting | sunting sumber]- Kafe Salmonella merupakan Bahasa Prancis untuk salmon, sekaligus nama Salmonella sp.
- Tiga tempat favorit anak-anak Baudelaire di kota diambil dari nama-nama orang terkenal. Museum Penemuan Verne merujuk pada Jules Verne; Toko Buku Akhmatova merujuk pada pujangga Rusia; dan Rumah Sakit Pincus, tempat Sunny lahir, secara ironis merujuk pada penemu pil kontrasepsi, Gregory Goodwin Pincus.
- Pada gambar epilog, seekor gagak terbang di atas anak-anak Baudelaire, memberikan petunjuk untuk buku selanjutnya, Desa Durjana.
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]