Etika seksual
Tampilan
Etika seksual, etika seks, atau moralitas seksual adalah cabang filsafat yang mengkaji etika atau moralitas dalam perilaku seksual. Etika seksual berusaha untuk memahami, mengevaluasi, dan mengkritik hubungan interpersonal dan aktivitas seksual dari perspektif sosial, budaya, dan filosofis. Beberapa orang menganggap beberapa aspek seksualitas manusia, seperti identifikasi gender, orientasi seksual, serta persetujuan dalam hubungan seksual atau prokreasi. Topik-topik ini kemudian menjadi permasalahan utama dalam etika seksual.
Secara historis, cakupan etika seksual banyak dikaitkan dengan filsafat dan ajaran agama.[1] Baru-baru ini, gerakan feminisme telah menekankan pilihan dan persetujuan pribadi dalam melakukan aktivitas seksual.
Rujukan
[sunting | sunting sumber]Bacaan lanjutan
[sunting | sunting sumber]- Bertrand Russell. Our Sexual Ethics, 1936
- Janet Smith. Natural Law and Sexual Ethics Diarsipkan 2014-08-20 di Wayback Machine.
- John Jefferson Davis: Evangelical Ethics. Issues Facing the Church Today. Presbyterian and Reformed Pub. Co., Phillipsburg, N.J., 1985. N.B.: Over half of this study is devoted to issues of human sexuality, reproduction, and biology. ISBN 0-87552-222-X
- Philosophy of sexuality. Internet Encyclopedia of Philosophy
- Stephen J. Schulhofer, Unwanted Sex: The Culture of Intimidation and the Failure of Law, Harvard University Press; New edition (May 5, 2000), trade paperback, 336 pages ISBN 0674002032 ISBN 978-0674002036
- Leuba, Clarence James (1948). Ethics In Sex Conduct: A Manual on Youth, Sex, and Marriage. New York: Association Press.
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- Media tentang Sexual ethics di Wikimedia Commons