Fadhil al-Bantani
Ahmad Fadhil al-Bantani | |
---|---|
Informasi pribadi | |
Lahir | 1870 |
Meninggal | 18 Maret 1950 |
Makam | Kampung Batu 28, Lenga, Muar |
Agama | Islam |
Anak | 4 (anak kandung) 2 (anak tiri) |
Orang tua |
|
Etnis | |
Wilayah | Johor |
Silsilah | bin Abu Bakar bin Abu Kasim |
Profesi | Ulama |
Pemimpin Muslim | |
Siswa | |
Profesi | Ulama |
Kiai Haji Ahmad Fadhil al-Bantani (1870 – 18 Maret 1950) adalah seorang ulama asal Banten yang berdiaspora ke Johor pada 1915.[1] Dia diberi mandat oleh sultan Johor, Ibrahim, untuk menjadi mufti bagi sultan sejak 1945 hingga kematiannya pada 1950. Fadhil merupakan ahli tarekat Qadiriah wa Naqsyabandiah yang ia pelajari di tanah Jawa.[2] Dari ajarannya itu, ia mempopulerkan Wirid Khaujakan.[3]
Menetap di Johor
[sunting | sunting sumber]Fadhil awalnya bekerja sebagai pembina bagi jemaah haji asal Hindia Belanda dan Malaya Britania Raya dengan didampingi istrinya.[4] Dari pekerjaannya ini, ia dipertemukan dengan seorang penghulu dari Lenga, Muar, Johor, Malaya, yang bernama Daud. Daud mengagumi sosok Fadhil hingga akhirnya ia dibujuk oleh Daud untuk berdakwah di kampung halamannya. Ia pun diundang oleh Daud untuk mendatangi Mukim Lenga dan dipenuhinya pada 1915. Sesampainya di Lenga, ia menjadi guru agama di masjid dan surau. Pascamengajar, Fadhil melakukan wirid yang dikenali sebagai Wirid Khaujakan, yaitu salah satu dari ajaran tarekat Naqsyabandiyah dan tarekat Tijaniyah. Wirid ini ia kembangkan dan diajarkan kepada murid-muridnya di Lenga.
Ketika istrinya meninggal, Fadhil berpindah ke Muar dan menetap di Jalan Bakri, Kampung Bakri Batu 2 1/2. Ia kembali meneruskan pengajarannya sekaligus memperkenalkan Wirid Khaujakan di setiap masjid dan surau di Muar, salah satunya Masjid Jami Muar (saat ini bernama Masjid Jami Sultan Ibrahim).[5]
Catatan
[sunting | sunting sumber]- ^ Fadhil berasal dari Banten Utara (saat ini bagian dari Serang Raya) di mana ayahnya bertugas untuk Kesultanan Banten. Sebagaimana penduduk di Banten Utara mayoritas adalah etnik Jawa Serang.
Referensi
[sunting | sunting sumber]Catatan Kaki
[sunting | sunting sumber]- ^ Hanifa, Afriza (2013-10-21). "Syekh Fadhil Al Bantani, Ulama Ternama Johor". Republika. Diakses tanggal 2024-07-04.
- ^ Abdullah, Wan Mohd Saghir (2004-05-17). "Sheikh Fadhil Banten - Penyebar wirid Khaujakan di Johor". Utusan Malaysia (dalam bahasa Melayu). Diakses tanggal 2024-07-04. [pranala nonaktif permanen]
- ^ "Mengenali Khaujakan". Khaujakan Johor (dalam bahasa Melayu). Diakses tanggal 2024-07-04.
- ^ Sudrajat, A. Suryana (2020-11-16). "Syekh Ahmad Fadhil, Ulama Banten yang Berkiprah di Malaysia & Jadi Penasehat Sultan". Anyer Globe. Diakses tanggal 2024-07-04.
- ^ "Syeikh Fadhil Banten, ulama rohani terkenal Johor". Tokoh Ulama Alam Melayu (dalam bahasa Melayu). 2009-08-07. Diakses tanggal 2024-07-04.