Lompat ke isi

Flying Dutchman

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Flying Dutchman
a small tattered sailing vessel on misty broiling seas with occupants looking up at a huge ghostly ship bearing down on them
The Flying Dutchman oleh Albert Pinkham Ryder sekitar tahun 1887 (Smithsonian American Art Museum)
KaptenHendrik van der Dekken

Flying Dutchman (bahasa Belanda: De Vliegende Hollander) adalah kapal hantu yang tidak akan pernah bisa berlabuh, tetapi harus mengarungi "tujuh samudra" selamanya. Flying Dutchman selalu terlihat dari jauh, kadang-kadang disinari dengan cahaya redup.

Asal Usul

[sunting | sunting sumber]

Menurut cerita rakyat, The Flying Dutchman adalah kapal hantu yang tidak akan pernah bisa berlabuh, tetapi harus mengarungi “tujuh lautan” selamanya. Flying Dutchman selalu terlihat dari kejauhan, kadang-kadang disinari dengan sorotan cahaya redup. Banyak versi dari cerita ini. Menurut beberapa sumber, Legenda ini berasal dari Belanda, sementara itu yang lain meng-klaim bahwa itu berasal dari sandiwara Inggris The Flying Dutchman (1826) oleh Edward Fitzball dan novel “The Phantom Ship” (1837) oleh Frederick Marryat, kemudian di adaptasi ke cerita Belanda “Het Vliegend Schip” (The Flying Ship) oleh pastor Belanda A.H.C. Römer. Versi lainnya termasuk opera oleh Richard Wagner (1841) dan “The Flying Dutchman on Tappan Sea” oleh Washington Irving (1855).[butuh rujukan]

Kapten Bernard Fokke

[sunting | sunting sumber]

Beberapa sumber tepercaya menyebutkan bahwa pada abad 17, seorang kapten Belanda bernama Bernard Fokke (versi lain menyebut kapten “Ramhout Van Dam” atau “Van der Decken”) mengarungi lautan dari Belanda ke pulau Jawa dengan kecepatan luar biasa. Ia dicurigai meminta bantuan iblis untuk mencapai kecepatan tadi. Namun ditengah pelayarannya menuju Tanjung Harapan tiba-tiba cuaca buruk, sehingga kapal oleng. Lalu seorang awak kapal meminta supaya pelayaran dihentikan. Tetapi sang kapten tidak mau, kemudian dia berkata “aku bersumpah tidak akan mundur dan akan terus menembus badai untuk mencapai kota tujuanku, atau aku beserta semua awak kapalku akan terkutuk selamanya” Tiba - tiba badai menghantam kapal itu sehingga mereka kalah melawan alam. Dan terkutuklah selama-lamanya. Sang Kapten bersama para awak kapalnya itu menjadi jasad hidup dan berlayar di tujuh lautan untuk selama-lamanya. Konon, Kapal tersebut dikutuk untuk melayari 7 samudra sampai akhir zaman.[butuh rujukan]

Penyakit Berbahaya

[sunting | sunting sumber]

Sumber lain juga menyebutkan munculnya penyakit berbahaya di kalangan awak kapal sehingga mereka tidak diijinkan untuk berlabuh di pelabuhan manapun. Sejak itu, kapal dan awaknya dihukum untuk selalu berlayar, tidak pernah berlabuh/menepi. Menurut beberapa versi, ini terjadi pada tahun 1641, yang lain menebak tahun 1680 atau 1729. Terneuzen (Belanda) disebut sebagai rumah sang legenda Flying Dutchman, Van der Decken, seorang kapten yang mengutuk Tuhan dan telah dihukum untuk mengarungi lautan selamanya, telah diceritakan dalam novel karya Frederick Marryat – The Phantom Ship dan Richard Wagner opera. Banyak saksi yang mengaku telah melihat kapal hantu ini. Pada tahun 1939 kapal ini terlihat di Mulkzenberg. Pada tahun 1941 sekelompok orang di pantai Glencairn menyaksikan kapal berlayar yang tiba – tiba lenyap ketika akan menubruk batu karang. Penampakan The Flying Dutchman kembali terlihat oleh awak kapal laut militer M.H.S Jubilee di dekat Cape Town di bulan agustus 1942. Bahkan ada suatu catatan kisah tentang pelayaran Kristoforus Kolumbus, waktu itu awak kapal Columbus melihat kapal terkatung katung dengan layar mengembang. setelah itu awak yang pertama melihat langsung tewas seketika.[butuh rujukan]

Mitos Kapal Flying Dutchman

[sunting | sunting sumber]

Mitos akhir-akhir ini juga mengisahkan apabila suatu kapal modern melihat kapal hantu ini dan awak kapal modern memberi signal, maka kapal modern itu akan tenggelam / celaka. Bagi seorang pelaut, pertemuan yang tak diduga dengan kapal hantu The Flying Dutchman akan mendatangkan bahaya bagi mereka dan konon, ada suatu cara untuk mengelak dari kemungkinan berpapasan dengan kapal hantu tersebut, yakni dengan memasangkan tapal kuda di tiang layar kapal mereka sebagai perlindungan. Selama berabad – abad, legenda The Flying Dutchman menjadi sumber inspirasi para sastrawan dan novelis. Sejak tahun 1826 Edward Fitzball telah menulis novel The Phantom Ship (1837) yang diangkat dari pengalaman bertemu dengan kapal seram ini. Banyak pujangga terkenal seperti Washington Irving dan Sir Walter Scott juga tertarik mengangkat legenda ini.[butuh rujukan]

Laporan Penampakan

[sunting | sunting sumber]

Beberapa Laporan Penampakan The Flying Dutchman yang sempat didokumentasikan:

1823: Kapten Oweb, HMS Leven mengisahkan telah dua kali melihat sebuah kapal kosong terombang ambing ditengah lautan dari kejauhan, namun dalam sekejap mata kapal tersebut kemudian menghilang.

1835: Dikisahkan pada tahun itu, sebuah kapal berbendera Inggris yang terkepung oleh badai ditengah samudera, didatangi oleh sebuah kapal asing yang disebut-sebut sebagai Kapal Hantu The Flying Dutchman, kemudian secara tiba-tiba kapal asing tersebut mendekat dan seakan-akan ingin menabrak kapal mereka, namun anehnya sebelum keduanya saling berbenturan kapal asing tersebut kemudian lenyap seketika.

1881: Tiga orang anak kapal HMS Bacchante termasuk King George V telah melihat sebuat kapal tak berawak yang berlayar menentang arus kapal mereka. Keesokan harinya, salah seorang daripada mereka ditemui mati dalam keadaan yang mengerikan.

1879: Anak kapal SS Pretoria juga mengaku pernah melihat kapal hantu tersebut.

1939: Kapal ini terlihat di Mulkzenberg, beberapa orang yang menyaksikannya terkejut kerana kapal usang tersebut tiba-tiba menghilang

1941: Beberapa saksi mata dipantai Glencairn melaporkan sebuah kapal usang yang menabrak batu karang dan terpecah belah, namun setelah dilakukan penyelidikan di TKP, tidak ada tanda-tanda dari bangkai kapal tersebut.

1942: Empat orang saksi telah melihat sebuah kapal kosong memasuki perairan Table Bay kemudian menghilang.Seorang pegawai telah mendokumentasikan penemuan tersebut di dalam catatan hariannya.

1942: Penampakan The Flying Dutchman kembali terlihat oleh awak kapal laut militer M.H.S Jubilee di dekat Cape Town di bulan agustus 1942

1959: Awak kapal Straat Magelhaen kembali melaporkan melihat sebuah kapal misterius yang terombang-ambing ditengah lautan dalam keadaan kosong dengan teleskopnya.

Penggunaan istilah

[sunting | sunting sumber]
  • Pemain ternama asal Belanda, Robin Van Persie dijuluki The Flying Dutchman setelah Ia mencetak gol untuk Belanda pada laga Piala Dunia 2014 dalam fase grup melawan Spanyol.
  • Ironisnya, bintang veteran negeri Belanda, Dennis Bergkamp justru dikenal sebagai orang yang phobia atau takut untuk terbang, sehingga ia dijuluki The Non-Flying Dutchman.
  • Maskapai Penerbangan Belanda, KLM Juga Menamai Tiap-Tiap Pesawatnya Di Bagian Belakang Yang Bertuliskan "The Flying Dutchman".
  • Tokoh Flying Dutchman juga muncul beberapa kali dalam serial SpongeBob SquarePants

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Bacaan lanjutan

[sunting | sunting sumber]

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]