Frédéric Jousset
Frédéric Jousset | |
---|---|
Lahir | 3 Mei 1970 Paris, Republik Keempat Prancis |
Kebangsaan | Prancis |
Almamater | HEC Paris |
Pekerjaan | Pebisnis |
Gelar | Chairman dan CEO, Webhelp |
Penghargaan
|
Frédéric Jousset (lahir 3 Mei 1970) adalah seorang pengusaha dan dermawan Prancis. Dia adalah pendiri dan salah satu presiden Webhelp, sebuah perusahaan alihdaya bisnis yang berbasis di Prancis. Ia juga menjadi administrator Museum Louvre sejak Desember 2016.[1]
Biografi
[sunting | sunting sumber]Jousset adalah putra Marie-Laure Jousset, kepala kurator Beaubourg, dan Hubert Jousset, presiden GEFIP dan École normale de musique. Jousset lulus dari HEC Paris pada tahun 1992.[2]
Jousset memulai karirnya pada tahun 1994 untuk Kérastase di L'Oréal. Empat tahun kemudian ia mendirikan perusahaan pertamanya, Clientis SA, penerbit perangkat lunak untuk salon kecantikan. Dia bergabung dengan perusahaan konsultan strategis Amerika Bain & Company, di mana dia bekerja sebagai konsultan strategis.[3]
Pada bulan Juni 2000, ia mendirikan bersama Olivier Duha Webhelp SA, yang awalnya menawarkan layanan dukungan TI dan kemudian diperluas untuk mengoperasikan pusat panggilan dan layanan bisnis outsourcing. Grup ini memiliki 55.000 karyawan dan memiliki omset sebesar 1.450 juta euro pada tahun 2019.[4]
Pada tahun 2012, Jousset menerima Mercury Honor for Business Creation di HEC dan, bersama dengan Olivier Duha, terpilih sebagai Manager of the Year pada tahun 2013 oleh Nouvel Economiste/Financial Times.[5]
Dia telah menjadi administrator École nationale supérieure des arts décoratifs sejak Juli 2019.[6]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Frédéric Jousset, l’art effréné des affaires
- ^ Frédéric Jousset (H.92) : L’art des affaires
- ^ Frédéric Jousset « Avant de vouloir monter une grande entreprise, il faut accepter d'en monter une petite »
- ^ Omniprésent dans la culture, l’entrepreneur Frédéric Jousset épate la galerie
- ^ Frédéric Jousset : « Je veux élargir les publics de la culture »
- ^ Frédéric Jousset, entrepreneur mécène: "La culture, c’est du temps long qui exige du capital patient"