Gebogan
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. Tag ini diberikan pada Oktober 2022. |
Gebogan atau Pajegan merupakan sesaji yang digunakan oleh umat agama Hindu di Bali.[1] Gebogan biasanya terdiri dari kumpulan buah-buahan, jajan atau bunga yang disusun rapi diatas sebuah dulang (sebuah tempat untuk menyusun buah-buahan, jajan dan bunga). Gebogan biasanya di suun (diletakkan diatas kepala) oleh ibu-ibu dan dibawa menuju pura sebagai bentuk persembahan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan).
Makna dan Filosofi
[sunting | sunting sumber]Makna dan filosofi gebogan bisa dilihat dari bentuknya yang mengerucut seperti gunung, makin keatas, makin mengerucut (lancip) dan diatasnya diberi canang sari dan sampyan (hiasan yang ditaruh diatas buah-buahan yang terbuat dari janur) sebagai wujud persembahan dan bhakti kehadapan Tuhan sang pencipta alam semesta.[2] Nilai dari sebuah gebogan tidak dilihat dari tinggi rendahnya gebongan tersebut, tapi dari keikhlasan hati dalam menunjukkan rasa syukur dan selebihnya merupakan pengapresiasian seni. Membuat banten gebogan tidak perlu besar, karena inti dari membuat gebogan adalah Panca Rengga [3] Buah-buahan yang termasuk Panca Rengga adalah
- Buah yang lahir dari bunga seperti mangga, apel, jeruk dan jambu
- Buah yang hanya sekali berbuah, pohonnya langsung mati seperti pisang
- Buah yang lahir langsung dari pohonnya seperti nangka, durian, duku dan leci
- Buah yang bersisik sepertinanas, salak, dan buah naga.
- Buah yang berasal dari akar seperti bengkuang, sabrang dan ketela.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Ratnasari, Bella Cynthia (21 Maret 2019). "Mengenal Makna Gebogan dalam Tradisi Hindu di Bali". Kumparan. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-07-07. Diakses tanggal 1 Januari 2020.
- ^ "Makna Adanya Gebogan Dalam Tradisi Hindu di Bali". INPUTBALI. 20 Januari 2016. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-09-28. Diakses tanggal 1 Januari 2020.
- ^ "Abaikan Panca Rengga dalam Gebogan, Nilai Spiritual Lenyap". JawaPos.com. 16 juli 2017. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-01-01. Diakses tanggal 1 Januari 2020.
Artikel ini tidak memiliki kategori atau memiliki terlalu sedikit kategori. Bantulah dengan menambahi kategori yang sesuai. Lihat artikel yang sejenis untuk menentukan apa kategori yang sesuai. Tolong bantu Wikipedia untuk menambahkan kategori. Tag ini diberikan pada Februari 2023. |