Lompat ke isi

Ghuraba (Islam)

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Ghuraba atau Al-Ghurabaa (الغرباء al-Ghurabā’) adalah sebuah istilah eskatalogi dalam Islam yang disebutkan dalam hadis dan secara implisit menggambarkan bagaimana Muslim yang benar dianggap oleh masyarakat luas. Istilah Ghuraba secara harfiah berarti asing atau aneh.

Gambaran Umum

[sunting | sunting sumber]

Hadis paling otentik yang membahas Ghuraba secara rinci adalah Sahih Muslim. Dalam hadis ini, istilah Ghuraba digunakan baik sebagai kata benda yang dapat dihitung (merujuk pada orang-orang) maupun sebagai kata benda tak terhitung (merujuk pada konsep):[1]

Diriwayatkan dari Abdullaah ibn Mas’ood:

"Sesungguhnya Islam dimulai dalam keadaan asing, dan ia akan kembali menjadi asing seperti semula, maka kabar gembira surga bagi orang-orang yang asing."

Dalam hadis lainnya:

Abu Huraira meriwayatkan: Rasulullah, saw, bersabda, "Islam dimulai dalam keadaan asing dan akan kembali menjadi asing, maka berbahagialah orang-orang yang asing."

Sumber: Sahih Muslim 145

Sahih Bukhari juga menyinggung sikap menjadi "asing" sebagai perilaku yang benar dalam narasi "Hiduplah di dunia ini seakan-akan kamu seorang asing atau seorang musafir." [2] Ulama Saudi, al-Ouda, menggambarkan Ghuraba sebagai orang-orang yang menyendiri atau kesepian.[3] Sebuah jurnal berbahasa Arab mendefinisikan istilah Ghuraba sebagai "orang asing".[4]

Demografi

[sunting | sunting sumber]

Ada hadis lain yang menyebutkan bahwa istilah Ghuraba mengacu pada kelompok kecil atau minoritas dalam masyarakat yang lebih luas. Ketika Nabi Muhammad ditanya siapa Ghuraba, beliau menjawab sebagai berikut:[1]

Diriwayatkan dari Amr Ibn al-Aas:

"Mereka adalah orang-orang yang saleh di tengah banyak orang yang jahat, dan mereka yang menaati mereka jauh lebih sedikit dibandingkan mereka yang mendurhakai mereka."

Hadis lainnya juga menggambarkan mereka sebagai orang-orang yang memperbaiki yang tersesat, sedangkan penentang mereka adalah mayoritas yang sering digambarkan nihilistik, sehingga cenderung kepada kejahatan.[1]

Kitab Suci

[sunting | sunting sumber]

Al-Qur'an juga mengajarkan bahwa sikap paling saleh diwakili oleh arketipe yang eksentrik, aneh, dan tidak konformis, bukan yang konvensional, lazim, atau ortodoks:

وَإِن تُطِعْ أَكْثَرَ مَن فِي الْأَرْضِ يُضِلُّوكَ عَن سَبِيلِ اللَّهِ إِن يَتَّبِعُونَ إِلَّا الظَّنَّ وَإِنْ هُمْ إِلَّا يَخْرُصُونَ

wa-in tut'i akthara man fīl arḍi yuḍillūka ʿan sabīli l-lahi in yattabiʿūna illā ldhana wa-in hum illā yakhruṣūna

"Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah; mereka tidak lain hanyalah mengikuti dugaan belaka, dan mereka hanyalah berdusta." [5]

Subkelompok

[sunting | sunting sumber]

Penjelasan kontemporer dan abad pertengahan tentang hadis Ghuraba telah memberikan berbagai arketipe tentang siapa yang termasuk dalam Ghuraba. Salah satu analis menggambarkan mualaf atau mereka yang kembali kepada Islam sebagai bagian dari Ghuraba jika mereka hidup di tengah masyarakat yang lahir dalam keluarga Muslim.[2] Ibn al-Qayyim menyebutkan Ghuraba sebagai individu eksentrik dan tidak konformis, mengklaim bahwa mereka dianggap aneh bahkan di antara sesama Muslim. Arketipe Ibn al-Qayyim tentang Ghuraba mengikuti pedigree chart dengan tingkatan: Muslim di tengah non-Muslim, Muslim yang teguh di tengah Muslim biasa, dan ulama Islam di tengah Muslim yang teguh.[2][6]

Penggunaan Sejarah

[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 1504, setelah pemaksaan konversi komunitas Muslim oleh Crown of Castile, Fatwa Oran dikeluarkan oleh mufti Ahmad ibn Abi Jum'ah. Fatwa tersebut menyebut komunitas Muslim di Granada sebagai al-ghuraba.[7]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c "Who are the true Ghurabā (The Strangers) in these times? "Islam began as something strange, and it will return to being strange just as it began…"". 19 January 2017. 
  2. ^ a b c "Islam Began as Something Strange". 
  3. ^ alshamsi, Mansoor (2012). Islam and Political Reform in Saudi Arabia. hlm. 34. 
  4. ^ The Criterion - Volume 4 - Page 32, k. Siddique; 1969
  5. ^ Quran 6:116
  6. ^ Basiron, Noor Fazilah Mohd. "Rujukan al-Quran dan al-Hadith dalam Penelitian Fenomena Gempa Bumi." Jurnal Usuluddin 38 (2013): 31-50.
  7. ^ Harvey, L. P. (16 May 2005). Muslims in Spain, 1500 to 1614Perlu mendaftar (gratis). University of Chicago Press. hlm. 60. ISBN 978-0-226-31963-6.