Gudo, Jombang
Gudo | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Jawa Timur | ||||
Kabupaten | Jombang | ||||
Pemerintahan | |||||
• Camat | Arief Hidajat, SH., M.Si | ||||
Populasi | |||||
• Total | 58.953 jiwa | ||||
Kode pos | 61463 | ||||
Kode Kemendagri | 35.17.02 | ||||
Kode BPS | 3517030 | ||||
Luas | 34,39 km² | ||||
Desa/kelurahan | 18 | ||||
|
Gudo adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Jombang yang terletak di selatan. Gudo berbatasan langsung dengan Kabupaten Kediri di sebelah selatan dan dilalui jalan raya penghubung Kecamatan Jombang dengan Kediri.[1] Gudo dikenal dengan adanya Klenteng Hong San Kiong yang merupakan tempat peribadatan umat Tridharma (Buddha dan Konghucu) tertua di Jombang, berdiri di abad ke-19.[2] Klenteng ini menjadi lokasi ditemukannya wayang potehi tertua di Indonesia. Wayang potehi adalah kesenian yang dibawa oleh imigran dari Tiongkok selatan yang bekerja di pabrik gula zaman Belanda dan sampai sekarang masih dilestarikan.[3]
Gudo terpisah dari Kecamatan Kunjang di Kediri oleh Kali Konto yang berhulu di Gunung Kelud dan bermuara di Sungai Brantas. Pada zaman kolonial Belanda, dibangun bendungan ikonik yang dinamakan Rolak 70 di perbatasan Gudo dengan Kunjang untuk mengatasi banjir termasuk aliran lahar dingin Kelud. Namun, Rolak 70 sekarang sudah terbengkalai akibat perubahan aliran sungai dan fungsi bangunan tersebut digantikan oleh Bendung Gude.[4]
Desa Plumbon Gambang di Gudo dikenal sebagai sentra produksi manik-manik yang dibuat dari limbah kaca. Usaha ini pertama kali dirintis sekitar tahun 1978 dan sekarang sudah ada puluhan rumah produksi di Gudo yang produknya sudah banyak diekspor ke negara lain.[5]
Geografi
[sunting | sunting sumber]Secara geografis, Gudo berupa dataran rendah yang dominan lahan persawahan. Gudo dipisahkan dari Kecamatan Kunjang di Kediri dengan adanya Kali Konto yang dibendung dengan Bendungan Rolak 70 dan Bendung Gude. Kali Konto berhulu di Gunung Kelud dan bermuara di Sungai Brantas. Kali Konto juga menjadi lokasi aliran lahar dingin Kelud sehingga di beberapa titik seperti Desa Bugasur Kedaleman marak aktivitas penambangan pasir ilegal yang beresiko merusak lingkungan sekitar dan bencana banjir.[6]
Batas wilayah Kecamatan Gudo adalah sebagai berikut:[1]
Utara | Kecamatan Perak dan Kecamatan Diwek |
Timur | Kecamatan Diwek dan Kecamatan Ngoro |
Selatan | Kali Konto dan Kabupaten Kediri (Kecamatan Kunjang dan Purwoasri) |
Barat | Kecamatan Perak |
Daftar desa dan dusun
[sunting | sunting sumber]Kecamatan Gudo terdiri dari 18 desa yang dibagi menjadi beberapa dusun atau dukuh, yakni sebagai berikut:[7][1]
No. | Nama Desa | Nama Dusun atau Dukuh | Ref |
---|---|---|---|
1 | Blimbing | Blimbing, Cangkringan, Ketawang, Sukomulyo | [1][7] |
2 | Bugasur Kedaleman | Berjel, Bugasur, Kedaleman, Kedungsari, Mojosono, Sumbermiri, Sumbersono, Watesrejo | [1][7] |
3 | Gempollegundi | Balong Kebek (Cingklak), Gempolan, Legundi, Metuk, Pilang | [1][7] |
4 | Godong | Godong I, Godong II, Karanglo, Santren | [1][7] |
5 | Gudo | Gudo, Bumiarjo, Kademangan, Tukangan | [1][7] |
6 | Japanan | Japanan, Kalongan | [1][7] |
7 | Kedungturi | Karang Tengah, Kedung Bentul, Turi I, Turi II | [1][7] |
8 | Krembangan | Krembangan, Gempolkerep, Pesantren, Sentanan | [1][7] |
9 | Mejoyolosari | Cangkringan, Losari, Mejoyo, Siwalan | [1][7] |
10 | Mentaos | Mentaos, Dermo, Jampirogo | [1][7] |
11 | Pesanggrahan | Pesanggrahan, Cikaran, Surak | [1][7] |
12 | Plumbon Gambang | Gambang, Juwok, Keturus, Plumbon, Pojok | [1][7] |
13 | Pucangro | Pucangro, Berjel, Cangkringmalang, Gamongan, Kwayuhan, Sidodadi, Sidomukti, Sidomulyo | [1][7] |
14 | Sepanyul | Sepanyul, Balong Ampel, Balong Gading, Beron, Ngadiluwih, Sugihwaras | [8] |
15 | Sukoiber | Iber-iber, Klepek Utara, Klepek Selatan, Sukowati | [9] |
16 | Sukopinggir | Kepuhrejo, Sekaru, Sukorejo, Pinggir | [1][7] |
17 | Tanggungan | Tanggungan, Kemuning, Karang Pakis | [1][7] |
18 | Wangkalkepuh | Kasemen, Kepuh, Wangkal | [1][7] |
Tempat terkenal
[sunting | sunting sumber]- Klenteng Hong San Kiong[2] - di dalamnya juga terdapat Museum Potehi Gudo Jombang
- Bendung Gude dan Rolak 70 di Kali Konto[4] - terletak di perbatasan Kediri-Jombang
- Pasar Gudo
- Pasar Blimbing
- Sentra produksi manik-manik kaca Desa Plumbon Gambang[5]
- Kolam renang Tirta Agung di Desa Sukoiber
- Kolam renang Nuansa Samudra di Desa Pucangro
- Puskesmas Plumbon Gambang
- Puskesmas Blimbing
Kebudayaan
[sunting | sunting sumber]Wayang potehi adalah kesenian yang dibawa oleh imigran dari Tiongkok selatan yang menetap di Indonesia sejak lama dan sekarang berkembang menjadi bagian dari kekayaan budaya Nusantara. Wayang potehi merupakan boneka yang terbuat dari kayu dan kain dan dipentaskan dalam sebuah panggung. Dalam Serat Nawaruci karya Mpu Siwamurti abad ke-16, wayang dari Cina sudah berkembang di Nusantara di zaman itu yang terdiri dari wayang kulit mirip wayang Jawa dan wayang potehi. Namun bukti fisik keberadaan wayang potehi terawal di Indonesia baru ada sekitar tahun 1900-an di Klenteng Hong San Kiong Gudo. Di dalam klenteng tersebut sekarang terdapat Museum Potehi agar kesenian tersebut tetap lestari. Pada masa Orde Baru, pertunjukan wayang potehi dibatasi sehingga kurang berkembang di kota besar. Namun, kondisi politik Gudo yang kondusif memungkinkan wayang potehi tetap dipentaskan. Memang di Gudo banyak warga Tionghoa yang menetap sebagai pegawai pabrik gula yang saat itu masih beroperasi.[3][10]
Tokoh terkenal
[sunting | sunting sumber]- Timur Pradopo - Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia tahun 2010-2013, berasal dari Desa Gempol Legundi.[11]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s Kecamatan Gudo Dalam Angka 2022. BPS Kabupaten Jombang. 2022-09-26.
- ^ a b Rojiful Mamduh (2022-02-04). "Tentang Kelenteng Hong San Kiong Gudo Jombang". RADAR JOMBANG.
- ^ a b Sulistiani (2023-01-27). "Wayang Potehi Terawat di Gudo". HISTORIA.
- ^ a b "Fungsi Rolak 70 Kunjang Kabupaten Kediri Sebagai Antisipasi Terjadinya Luapan Banjir". www.bhayangkaranews.net. 2018-01-27.
- ^ a b Falia Feb (2024-12-23). "Gudo, Surga Kecil Penghasil Manik-manik Kaca yang Mendunia". PORTALJTV.com.
- ^ Anggi Fridianto (2023-11-28). "Aktivitas Tambang Pasir Ilegal di Jombang Marak, Ini Respons Aktivis Lingkungan". RADAR JOMBANG.
- ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q "Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Jombang Nomor 1466 Tahun 2024 tentang Pedoman Teknis Pelaksanaan Kampanye Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Jombang Tahun 2024".
- ^ Hayyin Iffatul Hana; Adeliya Siti Napi'ah; Dwi Setiyorini (2022). "PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA SEPANYUL DALAM PROGRAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN RELIGIUS". BHAKTI: JURNAL PENGABDIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT. Universitas Islam Tribakti Lirboyo Kediri. 1 (1).
- ^ Wenny Rosalina (2024-04-25). "Pemdes Sukoiber, Gudo Jombang Bakal Bangun Gantangan Burung Sebagai Daya Tarik Desa". RADAR JOMBANG.
- ^ Dwi Woro Retno Mastuti (2014). Wayang Potehi Gudo: Seni Pertunjukan Peranakan Tionghoa di Indonesia. Jakarta: PT Sinar Harapan Persada. ISBN 978-602-95696-8-1.
- ^ "Timur Jadi Kapolri, Keluarga di Jombang Gembira". DETIK. 2010-10-05. Diakses tanggal 2025-01-16.