Gula Saparua
Gula Saparua adalah gula berbahan nira yang berasal dari Negeri Tuhaha, Saparua, Maluku. Waktu pasti gula Saparua pertama kali dibuat tidak dapat dipastikan. Berdasarkan tradisi oral masyarakat setempat, gula Saparua pertama kali dibuat antara "puluhan hingga ratusan tahun lalu" tetapi ada pula yang mengatakan bahwa gula ini telah ada sejak awal abad ke-20. Pembuatan gula dilakukan masyarakat Negeri Tuhaha untuk memenuhi kebutuhan gula menggunakan kekayaan alam di sekitar mereka.[1]
Gula Saparua dibuat dengan menampung kucuran air nira dalam bambu atau ember yang sudah dimodifikasi.[1] Air nira yang tertampung kemudian dikumpulkan ke dalam walang atau tempat memasak seperti panci untuk diproses. Setelah masak, gula dicetak dengan batok kelapa atau bambu. Bentuk gula Saparua saat dijual bulat dan dibungkus daun pisang meskipun beberapa sudah dijual dengan kemasan modern.[1][2] Harga satu buahnya berkisar antara Rp.20.000 hingga Rp.25.000 dan bisa melonjak dua kali lipat menjelang hari raya.[2] Kegiatan ekonomi ini sangat membantu terutamanya ibu-ibu rumah tangga di Saparua.[1]
Gula Saparua kerap digunakan untuk membuat hidangan khas Ambon seperti sagu gula, talam sagu, bubur ne, wajik, dan sebagai bumbu rujak.[2]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b c d Penetapan Warisan Budaya Takbenda Indonesia Tahun 2018. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2018. hlm. 346–347.
- ^ a b c GATRAcom. "Gatracom - Mengenal Gula Merah Saparua". www.gatra.com. Diakses tanggal 2019-02-25.[pranala nonaktif permanen]