Hak veto Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa
"Hak veto" Dewan Perserikatan Bangsa-Bangsa merujuk kepada hak yang dimiliki oleh lima anggota permanen Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (China, Prancis, Rusia, Britania Raya, dan Amerika Serikat), untuk melakukan veto terhadap adopsi resolusi "substantif" apapun. Abstensi atau absensi dari pemberian oleh seorang anggota permanen tak menghindarkan sebuah pembuatan resolusi dari pengadopsian. Namun, hak veto tak diterapkan pada suara-suara "prosedural", seperti yang ditentukan oleh para anggota permanen sendiri. Para anggota permanen dapat memberikan suara menentang pembuatan resolusi "prosedural" tanpa memblok adopsinya oleh Dewan. Suara negatif dari anggota permanen juga akan memblok pemilihan Sekjen, meskipun ini adalah sebuah "rekomendasi" Majelis Umum ketimbang Resolusi.
Kontrol de facto ini atas Dewan PBB oleh lima pemerintahan dipandang oleh para kritikus sebagai karakter paling tak demokratis dari PBB.[1] Para kritikus juga mengklaim bahwa hak veto adalah sebab utama bagi ketidaksigapan internasional terhadap kejahatan perang dan kejahatan melawan kemanusiaan. Namun, Amerika Serikat menolak untuk bergabung dengan PBB jika tak diberi hak veto.[1] Absensi Amerika Serikat dari Liga Bangsa-Bangsa berkontribusi kepada ketidakefektivannya.
Catatan
[sunting | sunting sumber]- ^ a b II. The Yalta Voting Formula, Author(s): Francis O. Wilcox, Source: The American Political Science Review, Vol. 39, No. 5 (Oct., 1945), pp. 943-956, Stable URL: http://www.jstor.org/stable/1950035 Diarsipkan 2023-04-24 di Wayback Machine., Accessed: 05-05-2015 17:13 UTC
Bacaan tambahan
[sunting | sunting sumber]- Bardo Fassbender, UN Security Council Reform and the Right of Veto: A Constitutional Perspective, Kluwer Law International, The Hague / London / Boston, 1998. ISBN 90-411-0592-1.
- Bardo Fassbender, 'Pressure for Security Council Reform', in: David M. Malone (ed.), The UN Security Council: From the Cold War to the 21st Century, Lynne Rienner Publishers, Boulder, Colorado, and London, 2004, pp. 341–355.
- Bardo Fassbender, 'The Security Council: Progress is Possible but Unlikely', in: Antonio Cassese (ed.), Realizing Utopia: The Future of International Law, Oxford University Press, 2012, pp. 52–60.
- Vaughan Lowe; Adam Roberts; Jennifer Welsh; Dominik Zaum (ed.). The United Nations Security Council and War: The Evolution of Thought and Practice since 1945, Oxford University Press, 2008. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-11-05. Diakses tanggal 2017-08-11. ISBN 978-0-19-953343-5 (hardback); ISBN 978-0-19-958330-0 (paperback). US edition Diarsipkan 2012-11-20 di Wayback Machine.. On Google.
- David Malone (ed), The UN Security Council: From the Cold War to the 21st Century, Lynne Rienner, Boulder, Colorado, 2004. ISBN 1-58826-240-5 (paperback).
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- "Can You Bypass a U.N. Security Council Veto?" Diarsipkan 2011-09-08 di Wayback Machine., Slate magazine
- "Security Council veto power usage" Diarsipkan 2007-11-18 di Wayback Machine., Peace.ca
- "Global Policy Forum" Diarsipkan 2015-04-02 di Wayback Machine., information on use of the veto power
- Malone, D & Mahbubani, K: "The UN Security Council – from the Cold War to the 21st Century" Diarsipkan 2021-01-16 di Wayback Machine., UN World Chronicle, 30 March 2004.