Hominid (novel)
Pengarang | Klaus Ebner |
---|---|
Judul asli | Hominide |
Negara | Austria |
Bahasa | Jerman |
Genre | Novel, satire |
Penerbit | FZA Verlag |
Tanggal terbit | Oktober 2008 |
Jenis media | Buku |
Halaman | 100 |
ISBN | ISBN 978-3-9502299-7-4 |
Didahului oleh | Auf der Kippe |
Diikuti oleh | Vermells |
Hominid adalah novel yang dikarang oleh penulis Austria, Klaus Ebner. Mengambil tempat jutaan tahun lalu, novel ini menceritakan tentang suatu suku Hominid yang sudah punah yang mendiami Afrika Tengah. Novel ini diterbitkan oleh penerbit asal Vienna FZA Verlag pada Oktober 2008.
Sinopsis
[sunting | sunting sumber]Hominid mengambil tempat pada beberapa juta tahun lalu di Afrika Tengah yang sedang mengalami transisi dari Hutan hujan menjadi savana. Karakter utama dari novel ini adalah Australopithecus afarenses, yang sudah punah, yaitu hominid yang tinggal di pohon yang sudah ada sebelum penggunaan alat-alat sederhana dan api.[1] Cerita ini diceritakan dengan sudut pandang orang pertama oleh karaktek Protagonis, Pitar. Dengan hati-hati dan cermat pada lingkungan sosial (status sosialnya) dan alam, Pitar memutuskan untuk membawa sukunya menuju peradabah::[2] "Hence I decided to shed some light on the darkness, to light a candle following the motto Let there be light and so on".[3] Kemampuan bahasa, pikiran dan perkataan Pitar sangat mirip dengan manusia modern, hal ini termasuk pengetahuan akan sejarah, politik, filsafat, dan literatur. Sahabat karib Pitar adalah Carpediem, yang berucap frasa Latin dan kutipan dari penulis pada Era Klasik, dan Lao, yang sering merujuk pada filsafat Tiongkok.
Walaupun sulit untuk meyakinkan para anggota suku Hominidaenya untuk mengikuti dirinya, Pitar berhasil membujuk kepala suku, Costello, yang mengambil alih kepimpinan suku dari kepala suku lama, Thorn yang sudah meninggal. Suku ini kemudian membangun Penahan Angin (windbreak) sehingga mereka lebih mudah turun dari atas pohon, yang juga mempunyai konsekuensi lebih besar untuk diserang predator di bawah pohon. Sebuah persaingan muncul antara Costello dan anggota suku lain, Re, yang tidak meragukan kepemimpinan pejantan alfa, tetapi menginginkan betina Costello. Untuk meredakan debat otoritas yang semakin meningkat, Pitar mencoba mengimplementasikan sebuah parlemen untuk membuat perselisihan selesai. Sementara itu Costello menganggap bahwa parlemen tersebut adalah tempat ia dapat mengumpulkan kekuasaannya, mengutip dari pidato oleh Winston Churchill dan Abraham Lincoln, sementara anggota suku yang lain merusak ide cemerlang tersebut dengan ketidakdisiplinannya dan berperilaku cuek atas ide tersebut.[4]
Salah satu subplot dari novel ini menceritakan kisah percintaan antara teman baik, Pitar dan Maluma, anggota suku perempuan. Costello mempersepsikan semua anggota perempuan adalah harem pribadinya, tetapi ketika Maluma jatuh cinta pada Pitar, Maluma memutuskan hubungan dengan pemimpinnya. Setiap hari, karakter dalam cerita ini menemukan penemuan dan artifak baru. Pada hari ke-tujuh, semua anggota suku sangat lelah atas kerja keras mereka dan ingin beristirahat. Tetapi, istirahat mereka diganggu oleh serangan dari saber-toothed cat. Beberapa anggota suku terbunuh, termasuk Costello, yang membuat Re dapat mengambil kekuasaan atas suku tersebut. Pitar dan Maluma kemudian memutuskan untuk meninggalkan suku, dengan berkata: “We should leave in time, leave Re and his new Reich, which, when I'm taking into account Thorn's previous reign, would be the Third over here.”[5] Pitar dan Maluma kemudian pergi menuju savana yang menyinggung Pengusiran dari Firdaus dan Out of Africa theory.[6]
Novel ini terdiri dari tujuh bab, "Hari 1" sampai "Hari 7", dengan setiap bab terjadi pada tujuh hari yang berurutan. Judul bab merujuk pada Penciptaan di Alkitab.[7] Hanya bab dengan nomor ganjil saja yang menceritakan kisah percintaan.
Karakter
[sunting | sunting sumber]Dalam wawancara dengan pemimpin penerbit Vienna Arovell, Ebner mengungkapkan arti tersembunyi dari nama karakternya.[8]
- Akshaya: Nama ini berasal dari Hindi (secara spesifik Bahasa Sanskerta) dan berarti "Gigih". Akshaya adalah karakter perempuan dengan kepribadian yang kuat.
- Bongo: Orang Afrika dan bahasa afrika; kiasan dari film Adriano Celentano “Bingo Bongo”; Antilup hutan. Novel ini memunculkan Bongo sebagai anak laki-laki yang gemar melucu.
- Carpediem: Bahasa Latin untuk "Petiklah hari ini"; frasa ini berasal dari puisi oleh Horace. Carpediem adalah sahabat karib Pitar. Dia menggunakan kutipan Bahasa Latin untuk mengungkapkan ekspresinya.[9]
- Costello: Nama keluarga Inggris-Italia. Costello adalah patriark dari suku. Dengan tetap kukuh pada kekuasaanya, ia sadar bahwa ide Pitar akan membuatnya mempertahakan pengaruhnya. Untuk alasan ini ia mendukung Pitar.
- Djamila: Karakter perempuan yang merupakan harem Costello. Namanya berasal dari Bahasa Arab berarti "si cantik".
- Ischa: Karakter perempuan yang merupakan harem Costello, bersama-sama dengan Djamila. Namanya berasal dari Bahasa Semit yang berarti "wanita".
- Konrad: Bahasa Jerman Hulu Kuno untuk "Penasehat yang baik". Dia adalah pengikut Re.
- Lao: Berdasar pada intonasinya, kata ini adalah bahasa china untuk "kuat, solid", atau "tua". Ini juga merupakan kiasan untuk Orang Lao yang tinggal di Asia Tenggara. Karakter Lao sering mengutip dari filsuf China dan juga merupakan teman Pitar.
- Lucy: Kiasan untuk Lucy, kerangka spesimen Australopithecus afarensis yang ditemukan tahun 1974 di Ethiopia. Lucy adalah ibu dari sebagian besar anak di suku. Pada akhir buku ia meninggalkan suku dan pergi ke Afrika Timur dengan Lao.
- Maluma: Maluma adalah kata buatan dari sinestesia, mewakili bentuk yang curve dan halus.
- Manisha: Nama ini berasal dari bahasa Hindi (Bahasa Sanskerta) yang berarti "si bijak"; Hinduisme mengenalnya sebagai dewi pikiran. Di antara wanita dalam klan, Manisha memiliki peran yang mirip dengan Lao di antara para pria.
- Pitar Nama karakter protagonis berasal dari Bahasa Sanskerta dan berarti "ayah".
- Re: Bahasa Italia untuk "raja"; kiasan untuk Dewa matahari Mesir Kuno Re atau Ra. Re adalah musuh Costello danantagonis. Seorang karakter yang agresif, dia menganggap Pitar sebagai musuh karena Pitar menerima dukungan dari pemimpin suku. Serangan oleh sabre-toothed cat, yang membunuh Costello, membuat Re dapat memperoleh kepemimpinan pada akhir novel.
- Rhododendron: Bahasa Yunani untuk "pohon mawar"; genus dari tanaman bunga Ericaceae. Karakter Rhododendron adalah anggota suku laki-laki dengan sikap yang ecological.
- Ruth: Bahasa Ibrani untuk "teman". Ruth adalah anggota perempuan dengan keunikan khusus.
- Thorn: Adalah nama yang berasal dari Bahasa Jerman dan merupkan denominasi dari abjad Rune Thurisaz “Þ”, diucapkan “θ”. Thorn adalah tetua dari klan dan dikenal sebagai sage. Dia muncul hanya dalam dua bab pertama, pada akhirnya dia meninggal. Dari sudut pandang dinasti, ia adalah pendahulu Costello.
Asal mula
[sunting | sunting sumber]Ide untuk membuat karakter prasejarah dengan pengetahuan saat ini dan bahasa modern sudah mulai muncul pada tahun Tahun 2006.[10] Karena penulis yakin bahwa topik seperti ini akan bertahan lama, ia tidak meneruskannya pada awalnya. Dorongan akhir datangnya dari penghargaan literatur Wiener Werkstattpreis pada Februari 2008. Publikasi oleh buku ditawarkan oleh penerbit FZA yang menjadi bagian dari penghargan, dan penerbit membatasi buku ini menjadi 100 halaman saja. Untuk tujuan inilah Ebner menulis dan menyelesaikan narasinya dan menerbitkan bukunya pada bulan Oktober pada tahun yang sama.[10] Penerbit buku FZA diperkenalkan kepada publik di Wina.[11]
Bibliografi
[sunting | sunting sumber]Sumber Primer
[sunting | sunting sumber]- Ebner, Klaus. Hominide. Vienna: FZA Verlag, 2008. ISBN 978-3-9502299-7-4
Sumber sekunder
[sunting | sunting sumber]- Carbonell, Eudald; Moyà, Salvador; Sala, Robert; Corbella, Josep. Sapiens. el llarg camí dels homínids cap a la intel·ligència. Edicions 62, Barcelona 2000.
- Gamsjäger, Sonja. "Gespräch mit Autoren. Dr. Sonja Gamsjäger im Gespräch mit den Autoren Martin Dragosits und Klaus Ebner". Arovell-Kulturzeitschrift. Musik&Literatur&Kunst. Nr. 72. Gosau-Salzburg-Wien, 2009. p. 16-18
- Gerstinger, Heinz. "Review on Hominide". Literarisches Österreich. Nr. 01/09. Vienna, 2009. p. 21-22
- Reichel, Ingrid. "Es lebe die Satire![pranala nonaktif permanen]". etcetera. Nr. 36. St. Pölten, 2009. p. 76. ISSN 1682-9115
Catatan
[sunting | sunting sumber]- ^ Carbonell, Eudald; Moyà, Salvador; Sala, Robert; Corbella, Josep: Sapiens. El llarg camí dels homínids cap a la intel·ligència. Edicions 62, Barcelona 2000, p. 50
- ^ Cf. Book announcement by the publisher, retrieved on 2009-06-25.
- ^ Ebner, Klaus: Hominide, p. 9: "Also beschloss ich, ein wenig Klarheit ins Dunkel zu bringen, meinen Leuten eine Kerze anzuzünden, nach der Devise, es werde Licht und so."
- ^ Gayer, Karin. "Schöne neue Welt der Hominiden Diarsipkan 2010-06-13 di Wayback Machine.". Kultur Online, Verein artCore, Bregenz (AT)/Binz (CH) 10.07.2009. Retrieved on 2009-07-14.
- ^ Ebner, Klaus: Hominide, p. 96: “Wir sollten rechtzeitig wegkommen, von Re und seinem neuen Reich, das, wenn ich Thorns frühere Herrschaft einrechnete, hier das dritte war.”
- ^ Gamsjäger, Sonja: Gespräch mit Autoren, p. 17.
- ^ Reichel, Ingrid: Es lebe die Satire! Review on Hominide. In: etcetera, St. Pölten 2009, p 76.
- ^ Gamsjäger, Sonja: Gespräch mit Autoren. In: Arovell-Kulturzeitschrift. Musik&Literatur&Kunst. Nr. 72. Gosau-Salzburg-Vienna 2009, p. 16-18.
- ^ "Glossary of foreign language expressions Diarsipkan 2014-11-25 di Portuguese Web Archive". Klaus Ebner's Official Website. Retrieved on 2009-06-25.
- ^ a b Gamsjäger, Sonja: Gespräch mit Autoren, p. 16.
- ^ Invitation of publisher FZA to the public reading, retrieved on 2009-03-22.