Ibnu al-Baithar
Nama dalam bahasa asli | (ar) ابن البيطار |
---|---|
Biografi | |
Kelahiran | k. 1197 (Kalender Masehi Gregorius) Málaga |
Kematian | 1248 (Kalender Masehi Gregorius) (50/51 tahun) Damaskus |
Kegiatan | |
Spesialisasi | Botani |
Pekerjaan | ahli botani, pharmacologist (en) , dokter, apoteker |
Murid dari | Abu al-Abbas al-Nabati (en) , Abdellah Ben Saleh Al Koutami (en) dan Q22684468 |
Murid | Ibn Abi Usaibia (en) dan As-Suwaydi (en) |
Abu Muhammad Abdullah bin Ahmad Ad-Din bin Al-Baithar Al-Malaki (Lahir di Málaga tahun 1193 M atau 589 H - meninggal di Damaskus tahun 1248 atau 646 H pada usia 55 tahun) atau yang lebih dikenal dengan nama Ibnu Al-Baithar adalah ilmuwan Islam pada masa lampau. Lahir di Malaga, dan meninggal di Damaskus.
Ibnu al baithar
[sunting | sunting sumber]Ibnu Al-Baithar lahir di Málaga dengan nama Abdullah bin Ahmad Ad-Din bin Al-Baithar Al-Malaki pada tahun 589 H atau 1193 M. Dia berasal dari keluarga Al-Baithar di kota itu. Dikatakan dia berasal dari keluarga Hispano-Roman sebagaimana penuturan Fransisco Javier Simonet, tapi itu tak terbukti.[1] Pertama kali, dia menuntut ilmu di Sevilla, Spanyol. Dia pada saat itu, mengumpulkan tumbuh-tumbuhan di sekitar kota tersebut bersama beberapa orang gurunya, Abu Al-'Abbas An-Nabati, Abdullah bin Shalih, dan Abu Al-Hajjaj. Sekitar tahun 617 H/1221 M, dia melintasi Afrika Utara, menuju Asia Kecil, dan Suriah.[2] Di sanalah dia belajar banyak ilmu tetumbuhan dan pengenalannya kepada tabib-tabib setempat yang terkenal.
Di masa-masa selanjutnya, dia menjadi kepala herbalis ditunjuk oleh Al-Kamil Muhammad bin Abubakr bin Ayyub Al-Ayyubi di Mesir di Dinasti Ayyubiyah.[1][3] Sesudahnya dia mengelana, melakukan eksperimen hingga ke Damaskus, dan dia bertemu dengan Ibnu Abu Ushaibi'ah, muridnya; dan Ibnu Abu Ushaibi'ah bercerita bahwa dia "membacakan kepadanya [Ibnu Al-Baithar] tafsir nama-nama tumbuhan dari buku Dioskorides dan mendapati bahwa dia sangat memahami ilmunya [herbal], dan kepahamannya sangat besar."[3] Di dunia Barat, Ibnu Al-Baithar disebut sebagai Alpetragius. Ia banyak melakukan terapan pada masalah tumbuh-tumbuhan. Dari 1400 ramuan obat dalam bukunya, 300 ramuannya dari temuan sendiri, dan 200 merupakan ramuan dari tumbuhan.[2]
Ibnu Al-Baithar meninggal pada tahun 1248 M/646 H dalam usia 55 tahun di Damaskus.[4][5]
Karya
[sunting | sunting sumber]Ibnu Al-Baithar meninggalkan karya-karya penting, yang dianggap terpuji, dan bermakna. Seperti:[4][5]
- Al-Jāmi' li Mufrādāt al-Adwiyyah wa al-Aghziyyah (Kompendium Obat-Obatan dan Makanan Bergizi) dikarangnya untuk Malik ash-Shalih Ayyub dari Dinasti Ayyubiyyah. Di situ ada 2300 lebih tumbuhan, dengan 150 catatan ahli botani hingga ke zamannya. Mulai dari Dioskorides, Galenus, Al-Ghafiqi, Abul-Qasim az-Zahrawi, hingga Ibnu Sina. Ada 200 tanaman yang tidak dikenal kegunaannya, diperkenalkan olehnya di situ. Di situ, dia menerangkan segala sesuatunya, dari akar, dahan. daun, bunga, hingga buahnya. Berikut metode pemberiannya kepada si sakit, dan dosis-dosisnya. Nama-nama tumbuhan itu termaktub dalam bahasa Latin, Persia, Arab di Andalusia, hingga bahasa Berber diluar bahasa Arab dan Yunani. Nama-nama lain yang dia kutip adalah berasal dari Syarh Asma' al-'Uqqar karangan Maimonides.[1] Max Meyerhof mengomentari buku ini, "Inilah karya ilmiah dan observasi yang luar biasa, dan yang terbesar di antara buku-buku dalam bahasa Arab tentang botani". Namun Meyerhof dan Sobhy tetap meragukan keaslian buku ini, konon plagiat dari Pharmacopoiea-nya Ghafiqi, oleh sebab dikutip 200 ratus kali. Andrea Alpago menyebutkan buku ini karangan Ibnu Sina, dan William Portel serta Antoine Galland membuat ringkasan buku ini. Manuskripnya ada di Prancis.[1] Buku ini terbit dengan bahasa Latin dengan judul Simplicia di Cremona. Buku ini dipuji Will Durant menyebut buku ini sebagai bukunya yang terbesar dalam ilmu tumbuh-tumbuahn.
- Al-Mughnī fi al-Adwiyyah al-Mufradah (Kompendium Obat-Obatan yang Berguna). Buku ini juga dikarang untuk orang yang sama, untuk penyembuhan penyakit yang bermacam ragam. Diajarkan materia medica di situ. Disusun berdasarkan kegunaan, bukan berdasar pada abjad. Terdiri atas 20 bab, mengenai ramuan sakit kepala, telinga, mata, untuk kosmetik, ramuan demam, penangkal racun, dan obat sederhana.
- Tafsir Kitāb Diyasqūrīdis (Tafsir Kitab Dioskorides), ialah kitab mengenai catatan terhadap temuan-temuan Dioskorides. Konon, manuskrip kitab ini telah diketemukan.
- Mīzān ath-Thabīb
- Maqālah fi al-Laymūn (Catatan tentang Lemon). Kitab ini diterjemahkan dan dipakai keterangannya oleh Andrea Alpago untuk menyusun karangannya tentang jeruk.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b c d Vernet, J. (2008) [1970-80]. "Ibn Al-Bayṭār Al-Mālaqī, Ḍiyāʾ Al-Dīn Abū Muḥammad ʿAbdllāh Ibn Aḥmad". Complete Dictionary of Scientific Biography. Encyclopedia.com.
- ^ a b El-Saha, M. Ishom; Hadi, Saiful (2004). Profil Ilmuwan Muslim Perintis Ilmu Pengetahuan Modern. hal.148 – 152. (Tanpa kota): CV Fauzan Inti Kreasi.
- ^ a b Ushaibi'ah, Ibnu Abu; Ridha, Dr. Nizar (Pentahqiq) (Tanpa tahun). 'Uyun al-Anba' fi Thabaqat al-Anba' Diarsipkan 2016-04-07 di Wayback Machine. hal.601 – 603. Beirut: Dar Maktabah al-Hayah.
- ^ a b Gaudah, Muhammad Gharib; Rida, Muhyiddin Mas (Penerjemah) (2012). 147 Ilmuwan Terkemuka dalam Sejarah Islam. hal.283 – 289. Jakarta: Al-Kautsar. ISBN 978-979-592-410-4.
- ^ a b Ahmad, Jamil (Oktober 2009). Seratus Muslim Terkemuka. hlm. 187 – 191. Jakarta: Pustaka Firdaus. ISBN 979-541-172-1.