Iftar Gedung Putih

Iftar Gedung Putih merupakan resepsi tahunan yang diselenggarakan di Gedung Putih oleh Presiden dan Ibu Negara Amerika Serikat untuk merayakan bulan Ramadan bagi umat Islam untuk berbuka puasa di Amerika.
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Pada tanggal 9 Desember 1805, Presiden ketiga Thomas Jefferson mengadakan makan malam Iftar pertama di Gedung Putih saat menjamu Sidi Soliman Mellimelli, seorang utusan dari Beylik Tunis.[1][2] Jefferson menyesuaikan waktu makan malam tersebut setelah matahari terbenam untuk menghormati tradisi Ramadan dan ibadah yang dijalankan oleh Sidi Soliman Mellimelli.[3][4] Setelah peristiwa itu, kemungkinan besar perayaan Ramadan tidak diadakan lagi di Gedung Putih hingga tahun 1996. Meskipun demikian, pada tahun 1980, Presiden ke-39 Jimmy Carter mengirimkan ucapan selamat Idul Fitri kepada "sesama warga Amerika yang beragama Islam." [5][6]
Pada tahun 1996, Ibu Negara Hillary Clinton memulai tradisi modern dengan mengadakan makan malam Ramadan sekaligus perayaan Idul Fitri.[7] Dilanjutkan oleh Presiden George W. Bush sejak ia menjabat pada tahun 2001.[8] Resepsi yang diadakan pada era modern ini dihadiri oleh tokoh-tokoh terkemuka dari komunitas Muslim Amerika, termasuk politisi, pemimpin komunitas, pendakwah, pengajar, dan pelajar. Acara ini berfungsi sebagai simbol pengakuan dan penghormatan terhadap keberadaan komunitas Muslim Amerika, serta sebagai bentuk perayaan bulan suci Ramadan di tingkat nasional.
Setelah tahun 1996, tradisi makan malam Iftar di Gedung Putih terus berlanjut, meskipun dengan variasi dalam pelaksanaannya. Pada masa pemerintahan Presiden Bush, tradisi ini sempat mengalami dinamika, terutama setelah peristiwa serangan 11 September 2001. Meskipun demikian, Presiden Bush tetap mengadakan acara Iftar, yang menjadi simbol penting dalam upaya membangun jembatan dengan komunitas Muslim di tengah ketegangan global.[9]
Pada masa pemerintahan Presiden Barack Obama, acara Iftar di Gedung Putih mendapatkan penekanan yang lebih kuat pada dialog antaragama dan inklusivitas. Presiden Obama pertama kali mengadakan iftar di Gedung Putih pada tahun 2009 dan bertekad untuk mengadakannya setiap tahun.[10] Presiden Obama sering kali menggunakan kesempatan ini untuk menyampaikan pidato yang menyoroti kontribusi komunitas Muslim Amerika dan pentingnya toleransi beragama. Acara ini juga menjadi ajang untuk memperkuat hubungan dengan negara-negara berpenduduk mayoritas Muslim. Presiden Obama mengundang sebanyak 120 tamu dalam jamuan berbuka puasa.[3]
Selama masa kepresidenan Donald Trump, tradisi ini mengalami perubahan signifikan. Pada tahun pertamanya menjabat, Presiden Trump tidak mengadakan acara Iftar, yang memicu kritik dari berbagai pihak setelah hampir dua dekade tradisi iftar ini berjalan. Namun, pada tahun-tahun berikutnya, ia kembali mengadakan acara tersebut, tepatnya pada 6 Juni 2018, meskipun dengan format dan fokus yang berbeda.[11][12] Pada tahun 2022, Presiden Joe Biden kembali melanjutkan tradisi iftar di gedung putih dengan menekankan kembali nilai inklusifitas dan toleransi, setelah mengalami pandemi sejak tahun 2020.
Pada 2024, Presiden Joe Biden mengadakan iftar yang lebih kecil saat perang di Gaza masih berlanjut, dengan tamu undangan yang lebih sedikit daripada tahun-tahun sebelumnya.[13]
-
Presiden Obama melakukan dialog dengan tamu undangan di Gedung Putih (2010)
-
Tokoh dari Diplomat Amerika bersama dengan Asosiasi Muslim Kanada menonton prosesi Iftar di Gedung Putih (2010)
-
Zaki Barzinji, Direktur Pemangku Hubungan untuk Komunitas Muslim AS Publik berpidato saat iftar berlangsung (2016)
Hidangan
[sunting | sunting sumber]Hidangan yang disajikan umumnya mencerminkan tradisi dan budaya Islam, seperti kurma, sup, hidangan utama yang terdiri dari daging, ayam, atau ikan, serta berbagai macam sayuran dan hidangan penutup.
Pada sebuah tangkapan gambar yang beredar, terlihat kertas menu yang disediakan oleh Gedung Putih. Kertas menu tersebut berisi hidangan salad sayur, keripik rosemary, keju feta, daging domba, fondue jeruk, buncis, jamur chantrelle, kentang tumbuk kacang, serta hidangan penutup seperti kue cokelat, kompot ceri, yogurt, dan teh chai.[14]
Kontroversi
[sunting | sunting sumber]Sebuah kelompok yang terdiri dari enam pemimpin Muslim bertemu dengan Presiden Biden dan Wakil Presiden Harris untuk membahas kebijakan AS di Gaza. Pertemuan ini diadakan setelah mereka menolak undangan makan malam buka puasa (iftar) dari Gedung Putih, menganggap acara tersebut tidak tepat mengingat dukungan pemerintah AS terhadap Israel di tengah kehancuran di Gaza.[15] Para pemimpin Muslim lebih memilih pertemuan kebijakan daripada acara santai dan Gedung Putih mengakomodasi permintaan tersebut. Penolakan ini mencerminkan ketidakpuasan yang mendalam di kalangan Muslim dan Arab-Amerika terhadap kebijakan Biden, terutama terkait konflik Israel-Gaza, yang telah menimbulkan korban jiwa yang besar dan krisis kemanusiaan yang parah.[16]
Pertemuan ini menandai interaksi langka Biden dengan komunitas Muslim dan Arab-Amerika, yang semakin kecewa dengan dukungannya yang kuat terhadap Israel. Beberapa pemimpin komunitas Muslim, seperti Salima Suswell, memilih untuk tetap hadir dalam pertemuan tersebut dengan harapan dapat menyampaikan keprihatinan mereka secara langsung, meski ada tekanan dari aktivis yang menganggap pertemuan seperti ini tidak akan membawa perubahan. Ketegangan ini juga terlihat di negara bagian kunci seperti Michigan, yang memiliki populasi besar keturunan Timur Tengah dan Afrika Utara. Penolakan terhadap undangan Gedung Putih bukanlah hal baru, menunjukkan betapa kompleksnya hubungan Biden dengan komunitas ini menjelang pemilihan presiden November mendatang. Gedung Putih berusaha merespons dengan mengubah format acara dan bersikeras mengundang komunitas Muslim untuk jamuan iftar, tetapi tantangan politik yang dihadapi Biden tetap signifikan.[17]
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Shellnutt, Kate (August 4, 2011). "Thomas Jefferson held first White House Ramadan celebration". IIP Digital. blog.chron.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal August 18, 2016. Diakses tanggal 6 July 2016.
- ^ Adesokan, Abdurrahman Toyese; Yusof, Abdullah; Zin, Aizan Ali Mat (2020). "Contributions of the Law and Order Towards the Proliferation of Muslim Ideologies in The United States of America". Al-Muqaddimah: Online Journal of Islamic History and Civilization (dalam bahasa Inggris). 8 (1): 17–30. doi:10.22452/muqaddimah.vol8no1.2. ISSN 2289-3954.
- ^ a b "President Obama to hold iftar dinner: Five facts about the Muslim ceremony". Christian Science Monitor. ISSN 0882-7729. Diakses tanggal 2025-03-03.
- ^ "First White House iftar was earlier than you think". ShareAmerica. 29 June 2015. Diakses tanggal 3 April 2024.
- ^ Salem, Jackleen (2017). "Ramadan, Eid al-Fitr, and Eid al-Adha: Fasting and Feasting". Dalam Curtis, Edward E. The Practice of Islam in America: An Introduction. New York: NYU Press. hlm. 101. ISBN 978-1-4798-8267-0.
- ^ "Carter Marks End of Ramadan". Richmond Times-Dispatch. Aug 12, 1980. hlm. 9.
- ^ One Nation Under God? Religion and American Culture. Hoboken: Taylor and Francis. 2013. hlm. 15–16. ISBN 978-1135207854.
- ^ Stanton, Andrea L. (2022-01-02). ""Recognizing the Commencement of Ramadan … ": U.S. Congressional Resolutions on Ramadan, 2001–2020". Journal of Muslim Minority Affairs. 42 (1): 11–25. doi:10.1080/13602004.2022.2064048. ISSN 1360-2004.
- ^ Wang, Amy B. (2017-06-23). "Jefferson's White House iftar in 1805". DAWN.COM (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2025-03-03.
- ^ "Opinion: Guest list for Obama's White House Ramadan dinner". Los Angeles Times (dalam bahasa Inggris). 2009-09-01. Diakses tanggal 2025-03-03.
- ^ "Remarks by President Trump Before White House Iftar Dinner". whitehouse.gov. 6 June 2018. Diakses tanggal 6 June 2018 – via National Archives.
- ^ Post, The Jakarta. "Trump hosts first iftar dinner at White House - World". The Jakarta Post (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2025-03-03.
- ^ "The White House plans a smaller Ramadan gathering as the war in Gaza continues". NPR (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2025-03-03.
- ^ Aman (2015-06-25). "Faran Tahir Attends Annual Iftar Party at The White House". Blog (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2025-03-03.
- ^ Harb, Ali. "Why Biden's White House iftar unravelled amid Gaza war". Al Jazeera (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2025-03-03.
- ^ "Biden to hold downsized Ramadan events after Muslim leaders decline invitations". NBC News (dalam bahasa Inggris). 2024-04-02. Diakses tanggal 2025-03-03.
- ^ Wootson Jr, Cleve (2024-04-2). "Muslim leaders decline White House Ramadan invitation". Washington Post.