Lompat ke isi

Ilmu pengetahuan di Era Renaisans

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Ilmu pengetahuan di era Renaisans berkembang dengan pesat. Pengumpulan teks-teks kuno yang bernilai ilmiah sejak awal abad ke-15 hingga penemuan mesin cetak pada 1440 dan jatuhnya Konstantinopel pada 1453 telah mendongkrak perkembangan dan penyebarluasan pengetahuan secara signifikan dalam berbagai bidang seperti filsafat dan sains.[1][2] Kendati demikian, beberapa pakar sejarah menilai pada periode awalnya, Renaisans sebagai salah satu era keterbelakangan ilmiah. Sejarawan seperti George Sarton misalnya mengkritik bagaimana Renaisans memberikan pengaruh pada sains yang cenderung bergerak lamban dalam beberapa waktu. Menurutnya kelompok humanis pada saat itu cenderung lebih menyukai bidang keilmuan yang berpusat pada manusia sehingga cenderung mengarah pada kemunduran, sehingga ia lebih menyarankan gerakan humanisme baru yang lebih fokus untuk memanusiakan sains (to humanize science). [3] Namun, baru-baru ini para sarjana mulai mengakui bahwa pengumpulan manuskrip kuno berupa catatan matematika Yunani oleh para humanis pada era renaisans berperan penting pada bidang matematika dan sains pada periode berikutnya hingga sekarang. [4]

Periode era Renaisans dimulai pada Abad Pertengahan Akhir dan secara umum berakhir pada tahun 1600-an dengan ditandai memudarnya humanisme dan munculnya Reformasi dan Kontra-Reformasi, serta seni periode Barok. [5]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Mardiana, Damayanti & Mahardika Suratno, hlm. 99.
  2. ^ Dewar, James A. (1998-01-01). "The Information Age and the Printing Press: Looking Backward to See Ahead" (dalam bahasa Inggris). 
  3. ^ Sarton 1916, hlm. 360-361.
  4. ^ Rose 1973, hlm. 104-105.
  5. ^ Monfasani 2016, hlm. 13.

Daftar pustaka

[sunting | sunting sumber]