Inti Karya Persada Tehnik
Perseroan terbatas | |
Industri | Konstruksi |
Didirikan | 22 Februari 1982 |
Kantor pusat | Jakarta Selatan, DKI Jakarta |
Wilayah operasi | Indonesia |
Tokoh kunci | Yasuhiro Hime[1] (Direktur Utama) Hiroshi Isomura[2] (Komisaris Utama) |
Jasa | Studi kelayakan dan EPC |
Pemilik | Toyo Engineering (47%) |
Situs web | www |
PT Inti Karya Persada Tehnik atau biasa disingkat menjadi IKPT, adalah sebuah perusahaan EPC yang berkantor pusat di Jakarta.[3] Perusahaan ini adalah bagian dari jaringan Toyo Engineering.
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Perusahaan ini didirikan pada tahun 1982. Setahun kemudian, perusahaan ini mulai membangun berbagai fasilitas migas di darat dan lepas pantai untuk kontraktor Production Sharing Contract (PSC). Pada tahun 1985, perusahaan ini menggunakan teknologi kriogenik pada proyek pembagunan LNG Train E untuk Badak NGL di Bontang. Pada tahun 1990, Petrokimia Gresik menunjuk perusahaan ini sebagai kontraktor utama pada proyek pembangunan pabrik amonia berkapasitas 1.350 MTPD dan urea berkapasitas 1.400 MTPD. Pada tahun 1991, Badak NGL juga menunjuk perusahaan ini sebagai kontraktor utama pada proyek pembangunan LNG Train F berkapasitas 2,3 juta MTPA dan pembangunan jalur pipa sepanjang 57 kilometer.
Pada tahun 1995, bersama Fluor Daniel, perusahaan ini membangun PLTP berkapasitas 3×55 MW untuk UNOCAL Gunung Salak di Sukabumi. Pada tahun 1997, perusahaan ini berhasil menyelesaikan pembangunan LNG Train H berkapasitas 2,95 juta MTPA untuk Badak NGL di Bontang. Pada tahun 2002, perusahaan ini ditunjuk sebagai kontraktor utama pada proyek pengembangan gas Sumatera Selatan paket II dan III untuk Pertamina. Pada tahun 2007, perusahaan ini ditunjuk sebagai kontraktor utama pada proyek pembangunan terminal transit utama dan jalur pipa untuk PT Trans Pacific Petrochemical Indotama di Tuban. Untuk proyek tersebut, perusahaan ini juga membangun dermaga berkapasitas 150.000 DWT.
Pada tahun 2011, bersama TEX, perusahaan ini ditunjuk sebagai kontraktor utama pada Proyek Kaltim-5 untuk Pupuk Kaltim, yang meliputi pembangunan pabrik amonia berkapasitas 2.500 MTPD dan pabrik urea berkapasitas 3.500 MTPD. Pada tahun 2012, Toyo Engineering resmi mengakuisisi 47% saham perusahaan ini.[4] Pada tahun 2014, perusahaan ini terlibat dalam Proyek RAPID untuk Petronas di Malaysia, dengan mengerjakan rekayasa rinci untuk tiga dari sembilan unit mega steam cracker. Pada tahun 2015, bersama Mitsui & Co., Toyo Engineering, dan Kobelco, perusahaan ini berhasil memenangkan Paket CP-107 dari proyek pembangunan MRT Jakarta, yang meliputi pembangunan sejumlah prasarana untuk mendukung operasional MRT Jakarta.[3]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ "Dewan Direksi". PT Inti Karya Persada Tehnik. Diakses tanggal 3 September 2023.
- ^ "Dewan Komisaris". PT Inti Karya Persada Tehnik. Diakses tanggal 3 September 2023.
- ^ a b "Sekilas Perusahaan". PT Inti Karya Persada Tehnik. Diakses tanggal 3 September 2023.
- ^ Amri, Asnil Bambani (7 Februari 2012). "TOYO asal Jepang caplok 47% saham IKPT". Kontan. Diakses tanggal 3 September 2023.