Jenis kelamin Tuhan
Konsep Ketuhanan |
---|
Enam agama utama |
Agama lainnya |
Lain-lain |
Jenis kelamin Tuhan dapat dipandang secara harfiah atau sebagai aspek alegori dari sesosok deitas. Dalam agama-agama politeistik, para dewa tampak memiliki jenis kelamin harfiah yang dapat membolehkan mereka untuk berinteraksi satu sama lain, dan bahkan dengan manusia, dengan cara seksual.
Dalam kebanyakan agama monoteistik, jenis kelamin Tuhan tak dapat ditunjukan dalam esensi lazim, karena atribut-atribut Tuhan tak dapat dibandingkan dengan hal lain. Sehingga, gagasan "gender ilahi" biasanya dianggap merupakan sebuah analogi, yang dipakai oleh umat manusia dalam rangka mengaitkan konsep Tuhan dengan tanpa konotasi seksual.
Agama Abrahamik
[sunting | sunting sumber]Dalam Alkitab Ibrani dan Kristen
[sunting | sunting sumber]Tuhan biasanya secara figuratif dibayangkan dalam istilah laki-laki dalam sumber-sumber Biblikal,[1] dengan analogi perempuan dalam Kejadian 1:26–27,[1][2] Mazmur 123:2–3, dan Lukas 15:8–10; seorang ibu dalam Ulangan 32:18, Yesaya 66:13, Yesaya 49:15, Yesaya 42:14, Mazmur 131:2; dan seekor induk ayam dalam Matius 23:37 dan Lukas 13:34.
Kristen
[sunting | sunting sumber]Kebanyakan kelompok Kristen memandang Allah sebagai tiga kesatuan, dengan keyakinan bahwa Allah Bapa, Allah Putera dan Allah Roh Kudus adalah sosok berbeda, namun satu wujud yang merupakan Allah seutuhnya.[3][4]
Islam
[sunting | sunting sumber]Keesaan Allah adalah pengaruh utama dalam al-Qur'an dan Islam. Dalam al-Qur'an, Allah sering disebut dengan pengucapan Hu atau Huwa, dan meskipun umumnya diterjemahkan menjadi "dia laki-laki", istilah tersebut dapat diterjemahkan secara netral gender. Istilah tersebut juga memiliki padanan feminin, Hiya.
Catatan dan referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b Elaine H. Pagels "What Became of God the Mother? Conflicting Images of God in Early Christianity" Diarsipkan 2015-07-04 di Wayback Machine. Signs, Vol. 2, No. 2 (Winter, 1976), pp. 293-303
- ^ Coogan, Michael (October 2010). "6. Fire in Divine Loins: God's Wives in Myth and Metaphor". God and Sex. What the Bible Really Says (edisi ke-1st). New York, Boston: Twelve. Hachette Book Group. hlm. 175. ISBN 978-0-446-54525-9. Diakses tanggal May 5, 2011.
humans are modeled on elohim, specifically in their sexual differences.
- ^ Grudem, Wayne A. 1994. Systematic Theology: An Introduction to Biblical Doctrine. Leicester, England: Inter-Varsity Press; Grand Rapids, MI: Zondervan. Page 226.
- ^ Herbermann, Charles, ed. (1913). "Person". Catholic Encyclopedia. New York: Robert Appleton Company.
Bacaan tambahan
[sunting | sunting sumber]- Berke, Matthew. 'God and Gender in Judaism'. First Things 64 (1996): 33–38.
- Dorff, Elliot N. Male and Female God Created Them: Equality with Distinction. University Papers. Los Angeles: University of Judaism, 1984, pp. 13–23.
- Eller, Vernard. The Language of Canaan and the Grammar of Feminism. Grand Rapids, Michigan: William B Eerdmans Publishing Company, 1982.
- Harlow, Jules. 'Feminist Linguistics and Jewish Liturgy'. Conservative Judaism 49 (1997): 3–25.
- Johnson, Elizabeth. 'The Incomprehensibility of God and the Image of God Male and Female'. Diarsipkan 2017-01-21 di Wayback Machine. Theological Studies 45 (1984): 441–465.
- Platinga, Alvin Carl. "God, Arguments for the Existence of". Routledge Encyclopedia of Philosophy. Routledge, 2000.
- Swinburne, Richard G. "God". In Ted Honderich (ed.). The Oxford Companion to Philosophy. Oxford University Press, 1995.
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- God as Mother (A Christian view)
- Feminine images for God Diarsipkan 2011-07-19 di Wayback Machine.
- The Spirit and the Bride
- God and Gender in Judaism
- Mouser, William E. "Is God Masculine? Diarsipkan 2016-10-26 di Wayback Machine.". International Council for Gender Studies, 2007.