Julienne Lusenge
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. Tag ini diberikan pada Oktober 2022. |
Julienne Lusenge adalah seorang aktivis hak asasi manusia Kongo yang dikenal karena perannya dalam mengadvokasi keadilan bagi para penyintas kekerasan seksual di masa perang.[1] Julienne adalah salah satu pendiri merangkap Presiden di Female Solidarity for Integrated Peace and Development (SOFEPADI), sebuah koalisi dari 40 organisasi wanita yang ada di provinsi-provinsi Timur Republik Demokratik Kongo (RD Kongo).[2] Selain itu, ia juga merupakan seorang direktur eksekutif di the Congolese Women's Fund (FFC), sebuah lembaga pendanaan yang menyediakan sumber daya keuangan untuk inisiatif dan organisasi akar rumput yang dipimpin perempuan di Republik Demokratik Kongo. SOFEPADI bekerja untuk membela dan melindungi hak-hak perempuan dan memberikan dukungan kepada para penyintas kekerasan seksual dengan mengadvokasi keadilan. Julienne bekerja tanpa lelah untuk mengelola koalisi yang berjuang untuk mengakhiri kekerasan seksual di RD Kongo.[2]
Kontribusi Sosial
[sunting | sunting sumber]Julienne menjadi aktivis pada tahun 1978, ketika wilayahnya dilanda konflik perang antar etnis yang telah berlangsung selama 16 tahun.[1][2] Setelah menyaksikan bagaimana anggota kelompok bersenjata memperkosa dan menganiaya perempuan yang ada di komunitasnya, Julienne pun memutuskan untuk bertindak. Dia mulai mendokumentasikan kasus-kasus pelecehan dan mengutuk tindakan-tindakan pelecehan tersebut di depan umum. Dia menantang para pemimpin kelompok bersenjata secara tertulis, menuntut agar mereka berhenti menggunakan kekerasan terhadap perempuan dalam perang mereka.[2] “Ketika kelompok bersenjata saling berhadapan, perempuanlah yang harus membayarnya (menjadi korban),” serunya, “Tubuh perempuan dijadikan sebagai medan perang—dan ini harus diakhiri.”[2]
Meskipun 16 tahun telah berlalu, ketegangan antara kelompok etnis yang bertikai tetap ada. Hal ini mengakibatkan perempuan menjadi sasaran kekerasan seksual sistemik yang kini justru lebih banyak terjadi di rumah. Diperkirakan 48 perempuan diperkosa setiap jamnya di RD Kongo.[2] Lebih buruk lagi, masyarakat di seluruh negeri sering tidak mengakui dan menghindari para penyintas pemerkosaan dan kekerasan seksual ini.
Julienne dan SOFEPADI secara aktif mempromosikan penerimaan para penyintas dan re-integrasi ke dalam komunitas mereka. Dia mulai melihat perubahan. Kelompok-kelompok pendukung masyarakat bergerak di sekitar para penyintas – menerima perempuan yang mungkin mereka tolak di masa lalu – dan memberi mereka dukungan psikologis dan emosional yang sangat dibutuhkan.[2]
Julienne bertindak sebagai koordinator pada Kampanye Nasional yang bertema kan Perempuan Kongo Menentang Kekerasan Seksual. Ia juga turut berpartisipasi sebagai bagian dari Komite Penasihat pada Kampanye Internasional yang berfokus pada tujuan menghentikan pemerkosaan dan kekerasan gender saat terjadinya konflik. Atas kontribusi aktifnya dalam mengadvokasi keadilan bagi perempuan penyitas kekerasan seksual, Julienne telah diakui secara internasional dan menerima berbagai penghargaan hak asasi manusia dari berbagai negara.[1][2]
Piagam dan Penghargaan
[sunting | sunting sumber]Berbagai penghargaan dan nominasi yang diapresiasikan kepada Julienne:
- Penghargaan Hak Asasi Manusia dari Kedutaan Besar Prancis pada tahun 2012.[2]
- Pemerintah Prancis memilihnya sebagai Ksatria Legiun Kehormatan pada tahun 2013.[2]
- Sejak tahun 2016, Julienne telah mendapatkan berbagai penghargaan sebagai wujud apresiasi atas perannya dalam mengadvokasi keadilan dan melindungi hak-hak perempuan. Julienne mendapatkan Penghargaan Ginetta Sagan 2016 dari Amnesty International.
- Pada tahun 2018, ia kembali menerima Penghargaan Hak Perempuan Internasional 2018 dari KTT Jenewa untuk Hak Asasi Manusia dan Demokrasi. Julienne juga menerima Penghargaan Hak Asasi Manusia dari Kedutaan Besar Prancis dan dinobatkan sebagai Ksatria Legiun Kehormatan oleh Pemerintah Prancis.
- Di tahun 2021, Julienne dianugerahi Penghargaan Keberanian Wanita Internasional,[1] dan pada 10 Oktober 2021, ia dianugerahi Penghargaan Aurora untuk Kebangkitan Kemanusiaan, di Biara Armenia di pulau San Lazzaro di Venesia, Italia.[3]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b c d "2021 International Women of Courage Award Recipients Announced". United States Department of State (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-03-17.
- ^ a b c d e f g h i j "Julienne Lusenge". NGO Working Group on Women, Peace and Security (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-03-17.
- ^ 2021 Aurora Prize Laureate Julienne Lusenge, diakses tanggal 2022-03-17