Jutaan Suara Menentang Korupsi, Presiden Chen Harus Pergi
Jutaan Suara menentang Korupsi, Presiden Chen Harus Pergi (百萬人民反貪腐倒扁運動) adalah kampanye massa Taiwan yang dipimpin oleh Shih Ming-teh, mantan ketua Partai Progesif Demokratik, untuk menekan Presiden Taiwan saat itu, Chen Shui-bian, untuk mengundurkan diri pada tahun 2006.
Latar belakang
[sunting | sunting sumber]Panggung politik Taiwan dibagi menjadi dua kelompok besar. Di satu pihak adalah pan-Biru, yang terdiri dari Partai Nasionalis Tionghoa (Kuomintang, atau KMT) dan dua partai tambahan, Partai Keutamaan Rakyat (PKR), dan Partai Baru. Berhadapan dengan mereka adalah pan-Hijau, yang dipimpin oleh Partai Progresif Demokratik (PPD), dan sekutunya Serikat Solidaritas Taiwan (SST). Sejak diangkatnya Chen Shui-bian dari PPD menjadi Presiden pada tahun 2000, badan legislatif yang dikendalikan Biru berjuang untuk memecatnya, membuat perubahan proses pelengseran lebih awal dalam pemerintahannya, dan berusaha menariknya beberapa kali.
Ronde terakhir pemanggilan oleh pihak Biru dimulai di musim panas tahun 2006, setelah serangkaian tuduhan korupsi terhadap Chen dan para anggota keluarga pertama. Tuduhannya termasuk perdagangan orang dalam oleh menantu Chen, yang membeli dan menjual saham, dan penggunaan dana pemerintah secara tak layak. Mosi penarikan ini dikalahkan karena kurangnya suara.
Chen menyangkal setiap perbuatan salah yang dituduhkan dan tidak pernah ditemukan bersalah oleh sistem pengadilan Taiwan. Tapi tingkat persetujuannya jatuh, meskipun jajak pendapat baik dari media berita pro Biru (yang menaruhnya sekitar ~20%) atau dari metodologi yang sepenuhnya tak dapat didukung, seperti jajak pendapat SST yang terkenal tak dapat dipercaya dengan menaruhnya hanya 5.8%. Oleh karena itu, sampai seberapa jauh penurunannya tidak diketahui. Banyak pemanggilan dari partainya sendiri meminta pengunduran dirinya, karena ada ketakutan di antara para Hijau bahwa skandal ini akan mempengaruhi pemilihan umum legislatif dan pemilihan Presiden di tahun 2008.
Kampanye "Jutaan Suara Menentang Korupsi" dimulai pada bulan Agustus 2006 ketika mantan ketua PPD dan aktivis lama demokrasi dan kemerdekaan, Shih Ming-te, mengumumkan akan melancarkan kampanye protes untuk memaksa Presiden mundur. Shih telah turun dari jabatannya sebagai ketua PPD di tahun 1995, dan memulai penyimpangan politik yang panjang dari pihak Hijau ke Biru. Menurut versinya sendiri, dia meninggalkan PPD di tahun 1999, meskipun anggota partai mengatakan mereka menendangnya keluar di tahun 2000, menyalahkannya atas pemihakannya dan serangannya di muka umum terhadap rekan-rekannya secara berulang. Di tahun 2001 dia menjadi penyelenggara wadah pemikir lokal pro Biru yang disebut Persekutuan Gunung, bersama dengan dua pembelot PPD lainnya, Sisy Chen dan Hsu Hsin-liang. Dia mencalonkan diri sebagai walikota Kaohsiung tapi tidak berhasil, dengan mengumpulkan 1% suara, dan juga kalah dalam pemilihan umum legislatif di Taipei, dalam dua-duanya dia mencalonkan diri melawan kandidat PPD. Karir politik Shih tampaknya sedang mengalami gerhana. Beberapa tahun telah berlalu.
Pada bulan Agustus 2006, Shih kembali menonjol. Saat peristiwa mempertanyakan di Kantor Presiden pada siang hari tanggal 7 Agustus 2006, presiden menjelaskan dengan terperinci pada jaksa penuntut mengenai bagaimana dia menggunakan dana dan menghadirkan tanda-tanda bukti penerimaan dan pernyataan pengiriman uang bank yang relevan.[1] Di hari yang sama, Shih Ming-te, seorang mantan sekutu Chen, menulis sebuah surat pada Chen mendesaknya mundur dari kantor dan mengakui perbuatan salahnya untuk "menjadi contoh yang baik bagi rakyat Taiwan". Proposalnya ditolak. Tanggal 8 Agustus, Shih mengumumkan niatnya untuk membuka rekening bank dan mengumpulkan NT$100 dari pendukung, yang akan digunakan untuk mendanai protes di Taipei yang bertujuan menurunkan Presiden.
Persiapan
[sunting | sunting sumber]Pada tanggal 10 Agustus 2006, Shih Ming-te mulai merencanakan kampanye "Jutaan Suara Menentang Korupsi, Presiden Chen Harus Pergi". Shih menawarkan untuk memimpin demonstrasi rakyat Taiwan di jalanan, jika mereka dapat mencapai paling sedikit 100.000.000 Dolar Taiwan Baru (NTD) dalam penggalangn dana untuk kampanye ini.
Pada saat yang sama, para pendukung Pan-Hijau mengritik tindakan Shih Ming-Te. Semula mereka mengungkapkan kembali surat dari masa lalunya, yang memohon ampun dari pemerintah ketika dia masih menjadi tawanan politik, tapi taktik seperti itu dipandang tak pantas oleh khalayak luas. Yang lebih efektif adalah fakta bahwa Shih, yang seharusnya berjuang menentang korupsi, memiliki hubungan pribadi dengan mantan ketua Grup Tuntex, Chen Yu-hao, salah seorang pelaku penggelapan yang paling terkenal di pulau itu,[2] yang dibualkan Shih. Chen Yu-hao dikenal luas sangat menentang Presiden Chen.[3] Para Hijau juga mempertanyakan keuangan Shih sendiri, dan membuat tuduhan bahwa Shih adalah alat dari Republik Rakyat Tiongkok. Namun, badan-badan keamanan tidak menemukan hubungannya.
Shih Ming-te memanggil berbagai politisi terkemuka Taiwan (Republik Tiongkok) untuk bergabung dalam demonstrasi menuntut pengunduran diri Chen Shui-bian. Namun, meskipun demonstrasinya dihadiri semua politisi besar Biru, tanpa satupun politisi terkemuka Hijau yang muncul.
Unjuk rasa
[sunting | sunting sumber]Unjuk rasa duduk awal
[sunting | sunting sumber]Pada tanggal 9 September 2006, demonstrasi dimulai dengan berkumpul di depan kantor presiden. Para demonstran diatur membentuk kompas (bila dipandang dari langit) menyimbolkan tuntutan para pengunjuk rasa untuk integritas di dalam pemerintah. Makanan gratis ditawarkan pada para demonstran oleh pengurus, dan berbagai acara diselenggarakan, termasuk pertunjukan oleh anak-anak membawakan Daxue, sebuah tulisan kuno Tionghoa karya Kong Hu Cu dan para pengikutnya. Pengurus memperkirakan jumlah peserta sekitar 300.000 di awal kampanye (polisi memperkirakan jumlahnya lebih dekat ke 90.000). Para pengunjuk rasa berpakaian merah sebagai tanda kemarahan, membuat isyarat tangan jempol ke bawah sebagai tanda ketidaksetujuan, dan melantunkan "Ah-Bian, turun! Ah-Bian, turun!" (Hanzi: 「阿扁,下台!」)[4] sambil berjalan menembus kota Taipei.
Berbagai selebriti nasional pro Biru dan politisi pro Biru (saat ini dan mantan) mengambil bagian dalam peristiwa ini. Para pengunjuk rasa terdiri dari warga Taiwan (RT) dan warga asing dari semua kelompok usia, termasuk murid-murid dari berbagai sekolah internasional yang berlokasi di Taipei dan sejumlah ekspatriat RT yang berimigrasi dari Jepang. Namun, seperti yang ditunjuk oleh banyak sumber, sejumlah besar pengikut Shih bukan para moderat yang kecewa dari berbagai spektrum politik, seperti yang diklaim para perencana kampanye, tapi para pendukung lama Biru. Shih sendiri kemudian membenarkannya dalam sebuah wawancara yang diterbitkan di New York Times pada tanggal 28 September 2006.[5]
Unjuk rasa "Kepung Kota"
[sunting | sunting sumber]Pada malam hari tanggal 15 September 2006, para pengunjuk rasa mengatur upaya untuk "mengepung kota" (Hanzi: 圍城; Pinyin: Weíchéng) degan cara memegang tongkat bersinar (terutama yang merah), untuk "merintangi" Chen dari meninggalkan kota, dan juga untuk merelokasi para pengunjuk rasa dari lokasi sebelumnya di dekat kantor presiden ke Stasiun Utama Taipei. Peristiwa ini terbukti sukses meskipun cuaca buruk. Para pengunjuk rasa berbaju merah memegang tongkat bersinar sambil berjalan dari Jalan Gongyuan ke stasiun, memenuhi seluruh jalan itu.
Pejabat MRT mengumumkan kereta tambahan akan aktif sampai pukul 1 pagi. Keesokan harinya, Perusahaan Angkutan Cepat Taipei mengumumkan rekor baru 1,51 juta penumpang yang masuk dan keluar stasiun di malam unjuk rasa. Stasiun Utama menjadi tempat beristirahat umum yang paling populer bagi para pengunjuk rasa lewat tengah malam, karena kedekatannya dengan pusat unjuk rasa dan juga berbagai kemudahan yang disediakan stasiun, termasuk tempat berlindung, makanan, dan fasilitas higienis. Kritik terhadap demonstrasi menunjuk bahwa unjuk rasa meningkatkan kemacetan penumpang MRT, karena para komuter harian harus menghadapi penumpang tambahan. Sebagai tambahan, unjuk rasa ini menyebabkan malapetaka pada lalu lintas Taipei yang sudah padat, dan biaya unjuk rasa telah memberatkan para penduduk kota.
Unjuk rasa "Kepung Pulau"
[sunting | sunting sumber]Setelah unjuk rasa tanggal 15 September 2006, Shih memimpin satu tim orang melalui setiap kota besar di Taiwan (Hanzi: 環島遍地開花; Pinyin: Huándaŏ Piàndì Kaīhuā) menggunakan bis-bis pariwisata untuk bergabung dengan unjuk rasa lokal. Para pengurus mengklaim bahwa unjuk rasa antiChen terjadi setiap hari di bulan Oktober. Unjuk rasa ini pada umumnya damai. Namun, beberapa insiden kecil kekerasan muncul ketika unjuk rasa memasuki wilayah-wilayah condong Pan-Hijau di bagian selatan Taiwan.
Unjuk rasa "Kepung Kantor Presiden"
[sunting | sunting sumber]Pada tanggal 10 Oktober 2006, Hari Nasional RT (Taiwan), para unjuk rasa kembali ke Jalan Ketagalan untuk unjuk rasa "Kepung Kantor Presiden" (Hanzi: 天下圍攻; Pinyin: Tiānxià Weígōng, permainan frasa “天下為公“) tanpa terlebih dulu meminta izin unjuk rasa dari polisi. Chen dihina oleh para legislator oposisi dari Koalisi Pan-Biru selama upacara negara yang dihadiri oleh para pejabat penting negara asing. Terjadi beberapa peristiwa kekerasan kecil yang diisolasi, termasuk perkelahian antara legislator Pan-Biru dan Pan-Hijau. Sebagai respon, Presiden Chen mengancam untuk membatalkan perayaan Hari Nasional tahun 2007 karena "semua orang memiliki pendapat yang berbeda dan tak peduli". Chen juga menyatakan komitmennya untuk menjalankan politik bersih dan intoleransinya terhadap korupsi pemerintahan.[6] Setelah upacara, pemerintah mengritik para pengunjuk rasa,[7] menggolongkan unjuk rasa ini tidak sopan dan liar. Perlu dicatat, saat menghadiri upacara, pejabat tinggi AIT (Institut Amerika di Taiwan) (dan duta besar de facto Amerika Serikat) meminta para pengunjuk rasa "untuk menjaga kesopanan".[8] Para pengunjuk rasa mengklaim para penjaga yang melindungi dan mengelilingi kantor mengenakan pakaian dalam merah di bawah seragam mereka, yang menunjukkan solidaritas terhadap para pengunjuk rasa, meskipun mereka tidak dapat memperlihatkan warna itu di seragam penjaga mereka.
Akibat
[sunting | sunting sumber]Shih, seorang mantan tawanan politik, telah bersumpah untuk berdemonstrasi tanpa batas waktu di luar kantor presiden, bahkan sampai Maret 2008, ketika Taiwan (Republik Tiongkok) harus menyelenggarakan pemilihan presiden berikutnya, atau sampai Chen, juga seorang mantan tawanan politik, mundur. Namun, pada bulan Desember 2006, Shih melanggar sumpahnya, dan beristirahat di apartemen dekat stasiun kereta dan berjanji tetap tinggal di sana sampai masa pemerintahan Chen berakhir.
Pada tanggal 14 Oktober 2006, Polisi Taipei mencabut petisi Shih untuk unjuk rasa lanjutan di Jalan Ketagalan karena unjuk rasa pada tanggal 10 Oktober 2006 telah melanggar hukum kota. Setelahnya, Shih setuju untuk mengurangi peserta unjuk rasa mereka sebelum merencanakan kampanye masif lainnya.
Kampanye antiChen mencapai akibat yang diniatkan untuk mengeluarkan PPD dari kekuasaan, dan mengembalikan kekuasaan pada Kuomintang. Upaya baju merah Pan-Biru dipuji secara luas oleh media pemerintah Tiongkok dan berbagai saluran media yang dikendalikan oleh Partai Komunis Tiongkok.[9]
Dakwaan terhadap istri Presiden Chen
[sunting | sunting sumber]Pada tanggal 3 November 2006, istri Chen, Wu Shu-chen dan tiga pejabat tingkat tinggi lainnya dari Kantor Presiden didakwa pemalsuan dan penggelapan dana pemerintah sebesar NTD14,8 juta (US$450.000) menggunakan dokumen-dokumen palsu. Karena perlindungan konstitusi terhadap presiden yang sedang memerintah, Chen tidak dapat dituntut sampai dia meninggalkan kantor, dan dia tidak didakwa, melainkan dituduh berkomplot dalam dakwaan istrinya.[10]
Jaksa penuntut kasus itu mengindikasikan bahwa saat Chen meninggalkan kantor, kantornya akan memulai prosedur untuk melayangkan tuntutan terhadap Chen. Istrinya, Wu, menjadi Ibu Negara Republik Tiongkok pertama yang menghadapi tuntutan kejahatan sejak berdirinya republik ini di tahun 1911.
Dakwaan yang diajukan oleh jaksa penuntut menyatakan bahwa terdakwa memperoleh dana pemerintah yang dialokasikan untuk urusan asing rahasia, namun dari enam misi diplomatik rahasia yang seharusnya dijalankan, terdapat cukup bukti yang dihadirkan hanya dua yang dijalankan. Untuk keempat sisanya, disimpulkan satu tidak ada, dan dalam kasus tiga lainnya, faktur-faktur yang dihadirkan tidak berhubungan dengan misi rahasia.
Koalisi Pan-Biru, setelah menerima kabar ini, menuntut mosi pemanggilan lainnya kecuali Chen segera mundur. Partai kecil lain yang semula menyokong Chen, Serikat Solidaritas Taiwan, yang didirikan oleh mantan ketua KMT dan Presiden RT, Lee Teng-hui, mengatakan mereka mungkin akan mendukung tindakan pemanggilan berikutnya. Namun, SST mengatakan hanya akan mendukung mosi pemanggilan jika "bukti konkret berkaitan dengan korupsi dihadirkan." Jika pemanggilan itu lolos, akan diserahkan para pemberi suara untuk memutuskan nasib Chen dalam referendum di seluruh pulau.
Para pimpinan Partai Progresif Demokratik melakukan pertemuan pada hari Jumat untuk mendiskusikan tuduhan-tuduhan yang memberatkan itu. Pertemuan berakhir ketika para pimpinan partai menuntut Chen untuk menjelaskan tuduhan dalam waktu tiga hari. Telah lama terjadi pertengkaran di dalam PPD bahwa Chen telah menjadi kekurangan mereka dan mereka harus memanggilnya sebelum pemilihan presiden. Jika Chen mundur, dia akan menjadi presiden Taiwan pertama yang mundur dan wakil presiden Annette Lu yang blak-blakan kemungkinan akan mengambil alih.
Setelah jaksa penuntut mengumumkan kabar dakwaan, pimpinan kampanye Shih menyatakan unjuk rasa bahwa dakwaan itu merupakan titik tinggi historis di Taiwan dan kampanye sebulan penuh merupakan keberhasilan. Kemudian, Shih memimpin para pengunjuk rasa kembali ke Jalan Ketagalan untuk melakukan unjuk rasa duduk lagi.
Dalam sebuah konferensi pers tanggal 5 November 2006, Chen menyangkal dakwaan terhadap istrinya dan anggota kantor presidennya. Dia mengatakan bahwa kantor-kantor pemerintah Taiwan menyarankannya untuk menyiapkan tanda terima dengan cara seperti itu, dan bahwa setelah 6 tahun melakukannya, merupakan hal yang aneh mereka tidak pernah mengatakan sebagai ketidakbiasaan jika memang caranya benar. Dia berjanji bahwa semua uangnya sebenarnya diberikan pada misi-misi diplomatik dan tidak masuk ke dalam saku pribadi. Lebih jauh lagi, dia menyebutkan bahwa ketika dia mengambil alih kantor, dia pikir gajinya terlalu berlebihan sehingga memotong gajinya sendiri sampai setengahnya, dan pengurangannya lebih banyak daripada jumlah yang dituduhkan padanya digelapkan, jadi tak perlu baginya mengambil uang itu. Sebagai tambahan, dia mengatakan bahwa jika dakwaan terhadap istrinya dibuktikan dalam pengadilan seperti yang dituduhkan, pada saat itu dia akan mundur sebagai Presiden Republik Tiongkok.
Ibu Negara dikatakan pingsan saat konferensi pers berlangsung, dan kemudian dibawa ke Rumah Sakit NTU. Namun, banyak yang berselisih bahwa Wu benar-benar kehilangan kesadaran, ketika dia mencengkeram seorang pengawalnya setelah terjatuh.
Ulang tahun
[sunting | sunting sumber]Pada tanggal 9 September 2007, ribuan pengunjuk rasa berkumpul di Jalan Ketagalan untuk menandai ulang tahun satu tahun kampanyenya. Lebih dari 1.000 petugas polisi ditugaskan, tapi tidak dilaporkan terjadi benturan dalam penjagaan diterangi lilin. Pimpinan kampanye, Shih Ming-teh juga muncul pada penjagaan untuk menyapa kerumunan. Dia menjamin kegigihan mereka akan terbayar.[11]
Media internasional dan media berbahasa Inggris
[sunting | sunting sumber]- 24 Agustus 2006, BBC News melaporkan pernyataan yang dibuat oleh Menteri Luar Negeri Taiwan, James Huang, yang menyuarakan kekhawatirannya atas pernyataan yang dibuat oleh diplomat pro KMT dalam Kementerian Luar Negeri Taiwan. Karena kondisi politik Taiwan yang menghadapi tantangan ekstrem, Huang merasa pernyataan yang dibuat oleh pendukung baju merah dalam Kementerian Luar Negeri akan merusak upaya negara pulau itu untuk menjalin ikatan diplomatik dengan negara-negara di Amerika Latin.[12]
- 24 Agustus 2006, AFX Media melaporkan Saham Taipei sangat dipengaruhi oleh kekacauan sosial yang diakibatkan oleh upaya Shih Ming-teh dan baju merah pro KMT untuk menggulingkan Chen Shui-Bian. Para penanam modal asing adalah penjual saham bersih senilai NTD2,48 miliar, pembeli bersih dana investasi Taiwan senilai NTD65,53 juta dan pialang penjual bersih senilai NTD517,07 juta. Unjuk rasa duduk dan gangguan pada kota Taipei menimbulkan bayangan gelap akan masa depan pulau ini.[13]
- 9 September 2006, CNN melaporkan kampanye "DEPOSE". CNN memperkirakan jumlah pesertanya antara 30.000 dan 50.000.
- 16 September 2006, Agency France Press melaporkan pertunjukan dukungan kuat lebih dari 200.000 pendukung Chen, untuk menangkal gerakan baju merah. AFP melaporkan bahwa Chen dipilih sebagai kepala negara yang memerintah pulau Taiwan setelah 50 tahun kediktatoran Kuomintang. Kasus melawan kasus korupsi memotivasi ribuan pendukung KMT untuk mendesak kembalinya partai otoriter sebelumnya pada kekuasaan.[14]
- 2 Oktober 2006, South China Morning Post melaporkan sebagian besar saluran TV Taiwan, sebagian besarnya dikendalikan oleh koalisi Pan-Biru, bias terhadap para pengunjuk rasa baju merah. Pada tanggal 25 September, ketua Kuomintang, Ma Ying-Jeou, meminta pemerintah di bawah Chen untuk mengadakan referendum untuk menghentikan Chen.[15]
- 3 Oktober 2006, China Post berbahasa Inggris melaporkan bahwa buangan politik konservatif, Cao Changqing, menyamakan gerakan baju merah Taiwan dengan gerakan penjaga merah yang dilepas oleh Mao Zedong di tahun 1966, yang menyebabkan kematian sejumlah besar warga Tiongkok.[16]
- Pada tanggal 17 Mei 2010, the Wall Street Journal membandingkan hasil demonstrasi antipetahana di Thailand, Taiwan, and Korea Selatan, mendesak Perdana Menteri Thai untuk mengikuti teladan Roh Tae Woo dan Chen Shui Bian untuk mundur dengan membiarkan transisi kekuasaan yang tidak terlalu memecah belah dengan cara menghormati proses demokrasi.[17]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ "TaiwanHeadlines - Politics - Chen, Wu questioned in August over fund use". 18 Januari 2008. Diarsipkan dari versi asli tanggal 18 Januari 2008.
- ^ "KMT confirms Ma, Shih meeting, denies conspiracy - Taipei Times". www.taipeitimes.com. 19 Agustus 2006.
- ^ "Shen fails to clarify his position in scandal - Taipei Times". www.taipeitimes.com. 19 Maret 2004.
- ^ "Ah Bian" (阿扁) is a nickname given to Chen Shui Bian by the public.
- ^ Bradsher, Keith (28 September 2006). "Protesters Fuel a Long-Shot Bid to Oust Taiwan's Leader". The New York Times.
- ^ https://news.yahoo.com/s/ap/20061010/ap_on_re_as/taiwan;_ylt=A9FJqZbagixF7xkABgQBxg8F;_ylu=X3oDMTBjMHVqMTQ4BHNlYwN5bnN1YmNhdA--_recNo=3 [pranala nonaktif]
- ^ "中華民國總統府". www.president.gov.tw.
- ^ http://www.ettoday.com/2006/10/10/10844-2001261.htm
- ^ Pike, John. "Decisive election win puts KMT back in power". www.globalsecurity.org.
- ^ "Taiwan's Chen in corruption case". BBC News. 2006-11-03. Diakses tanggal 2006-11-04.
- ^ Thousands protest against Taiwan's graft-tainted president Diarsipkan 2012-02-07 di Wayback Machine., AFP
- ^ BBC Monitoring Asia Pacific - Political Supplied by BBC Worldwide Monitoring 24 Agustus 2006 Thursday Taiwan foreign minister: Diplomats should not be politically biased
- ^ AFX - Asia 24 Agustus 2006 Thursday 1:30 AM GMT Taipei shares outlook - Lower on Wall St fall, domestic political jitters
- ^ Agence France Presse -- English 16 September 2006 Saturday 11:13 AM GMT Tens of thousands rally in support of Taiwan leader BYLINE: Benjamin Yeh
- ^ South China Morning Post 2 Oktober 2006 Monday Time of Dissent SECTION: NEWS; Pg. 5
- ^ China Post 3 Oktober 2006 Tuesday ARE SHIH ACTIVISTS RED GUARDS?
- ^ "The Killing in Bangkok". The Wall Street Journal. 17 Mei 2010.