KM 14
KM14 | |
---|---|
Sutradara | Ben Hernandez |
Produser | Thomas Joseft Radja Simatupang |
Ditulis oleh | Chadijah Mastura |
Pemeran | Ardina Rasti Marissa Jeffryna David Bleszynski Lenny J. Dewi Jian Batari Baim S.K. Radja Simatupang Thomas Joseft |
Penata musik | RioZee Rinaldo |
Sinematografer | Dhea HP |
Penyunting | Adri Sidharta |
Distributor | MBS Pictures |
Tanggal rilis | 23 November 2006 |
Durasi | 103 menit |
Negara | Indonesia |
KM 14 adalah film Indonesia yang dirilis pada tahun 2006. Film yang disutradarai oleh Ben Hernandez ini dibintangi antara lain oleh Ardina Rasti, Marissa Jeffryna, David Blaszynski, dan masih banyak lagi. Tayang perdana pada 23 November 2006.
Sinopsis
[sunting | sunting sumber]Suatu cerita tentang persahabatan tujuh anak muda yang terdiri dari Anna, Tasya, Honey, Bella, Ergi, Ferdy dan Vander. Kelompok mereka tersebut disebut dengan “Boom...Fire!!!”. Diberi nama seperti itu karena mereka suka membuat aksi ledakan dan kembang api. Anna disini adalah anak tunggal dari keluarga kaya raya. Teman terdekatnya di kelompok ini adalah Tasya. Tasya ternyata mempunyai indra ke enam yang membuatnya sering sekali mendapatkan gambaran tentang apa yang akan terjadi. Di saat Anna merayakan ulang tahunnya, diadakanlah suatu pesta bersama teman-temannya yang juga dihadiri oleh seluruh handai taulan dan termasuk orang tua Anna. Seperti kesukaan mereka selama ini, mereka merencanakan membuat ledakan kembang api yang meriah. Namun tanpa diduga sebelumnya terjadi ledakan yang lebih besar dari yang direncanakan, yang mengakibatkan meninggalnya salah satu anggota “Boom...Fire!!!” yaitu Vander.
Nahasnya pada malam yang sama terjadi kecelakaan mobil yang menimpa orang tua Anna hingga tewas. Anna kemudian dijemput oleh pamannya untuk mengurus pemakaman orang tuanya. Seminggu kemudian, pada saat tengah malam, Tasya mendapat telepon dari Anna. Anna saat itu terdengar sangat panik dan ketakutan. Mendegar seperti itu Tasya segera menghubungi teman-teman lainnya dan bergegas menuju ke tempat Anna. Ketika sampai di rumah Anna, mereka mengalami beberapa kejadian aneh. Mulai dari bercak-bercak darah di lantai, bayang-bayang misterius yang mengikuti mereka sampai terbunuhnya Ergi dan Bella. Mereka begitu ketakutan dan berusaha keluar dari rumah tersebut namun anehnya semua pintu keluar menjadi terkunci. Kejadian aneh tidak berhenti begitu saja dan terus berlanjut mengancam nyawa mereka.
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]