Kabupaten Pasuruan
Pasuruan | |
---|---|
Transkripsi bahasa daerah | |
• Jawa | Pasuruhan (Gêdrig) ڤاسوروهن (Pégon) ꦥꦱꦸꦫꦸꦃꦲꦤ꧀ (Hånåcåråkå) |
• Madura | Pasuruwân (Latèn) ڤاسورووۤان (Pèghu) ꦦꦱꦸꦫꦸꦮꦤ꧀ (Carakan) |
Julukan:
| |
Motto: Guna karya sarana bhakti (Sanskerta) Kerja yang bermanfaat sebagai amal untuk berbakti (1988 Masehi)[1] | |
Koordinat: 7°44′00″S 112°50′00″E / 7.73333°S 112.83333°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Jawa Timur |
Tanggal berdiri | 8 Agustus 1950 |
Dasar hukum | UU No. 12/1950 |
Hari jadi | 18 September 929 |
Ibu kota | Bangil |
Jumlah satuan pemerintahan | |
Pemerintahan | |
• Bupati | Nurkholis (Pj.) |
• Wakil Bupati | Lowong |
• Sekretaris Daerah | Yudha Triwidya Sasongko |
• Ketua DPRD | Samsul Hidayat |
Luas | |
• Total | 1.474,02 km2 (569,12 sq mi) |
Populasi (2023)[2] | |
• Total | 1.637.682 |
• Kepadatan | 1,100/km2 (2,900/sq mi) |
Demografi | |
• Agama | |
• Bahasa | Indonesia (resmi), Jawa (dominan) - Jawa Arekan, - Jawa Tengger, Madura, Lainnya |
• IPM | 69,68 (0.696) Sedang (2022)[3] |
Zona waktu | UTC+07:00 (WIB) |
Kode pos | |
Kode BPS | |
Kode area telepon | +62 343 |
Pelat kendaraan | N xxxx T**/V**/W*/X* |
Kode Kemendagri | 35.14 |
Kode SNI 7657:2023 | BGL |
PAD | Rp 3.285.038.600.426,- |
DAU | Rp 992.689.474.000,- (2013)[4] |
Semboyan daerah | Pasuruan Maslahat "Maju, Aman, Sehat Lahir-batin, Adil, dan Bermartabat" |
Flora resmi | Salak kersikan |
Fauna resmi | Kepodang emas |
Situs web | www |
Kabupaten Pasuruan (bahasa Jawa: Hanacaraka: ꦥꦱꦸꦫꦸꦃꦲꦤ꧀, Pegon: ڤاسوروهن, translit. Pasuruhan; pengucapan bahasa Jawa: [paˈsurʊhːan]) adalah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini berada di Kecamatan Bangil. Kompleks pegunungan Tengger dengan Gunung Bromo merupakan tempat wisata utama di kabupaten Pasuruan. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Sidoarjo dan Laut Jawa di bagian utara, Kabupaten Probolinggo di bagian Timur, Kabupaten Malang di bagian selatan, Kota Batu di bagian Barat Daya, serta Kabupaten Mojokerto di bagian Barat. Wilayah timur Pasuruan termasuk ke dalam wilayah Tapal Kuda, Jawa Timur. Kecamatan terluas di kabupaten Pasuruan yakni Kecamatan Lumbang.
Geografi
[sunting | sunting sumber]Pasuruan terletak pada koordinat 112°30'–113°30' Bujur Timur dan 7°30'–8°30' Lintang Selatan.[5] Luas wilayah Kabupaten Pasuruan sebesar 1.474,015 km². Wilayah daratannya dibagi menjadi 3 (tiga) bagian yaitu :
- Daerah pegunungan dan berbukit, dengan ketinggian antara 180 – 3000 m. Daerah ini membentang di bagian selatan dan barat meliputi Kecamatan Lumbang, Puspo, Tosari, Tutur, Purwodadi, Prigen, dan Gempol.
- Daerah dataran rendah, dengan ketinggian antara 6 – 91 m. Daerah ini berada di bagian tengah dan merupakan daerah yang subur.
- Daerah pantai, dengan ketinggian antara 2 – 8 m. Daerah ini membentang di bagian utara meliputi Kecamatan Nguling, Lekok, Rejoso, Kraton, dan Bangil.
Bagian utara wilayah Kabupaten Pasuruan merupakan dataran rendah. Bagian barat daya merupakan pegunungan, dengan puncaknya Gunung Arjuno dan Gunung Welirang. Bagian tenggara adalah bagian dari Pegunungan Tengger, dengan puncaknya Gunung Bromo. Pasuruan juga memiliki wilayah perairan laut dan kawasan pantai yang membentang sepanjang ±48 km mulai dari Kecamatan Nguling hingga Kecamatan Bangil dengan wilayah eksploitasi laut mencapai 112,5 mil laut persegi dan potensi laut lestari/maximum suistainable yield (MSY) sebesar ±27.000 ton per tahun. Kawasan perairan laut di Kabupaten Pasuruan memiliki garis pantai memanjang dari Barat ke Timur menghadap ke Selat Madura dengan luas kawasan pesisir secara administratif (jarak arbiter 2 km dari garis pantai) sekitar 4.917 ha.[6]
Batas wilayah
[sunting | sunting sumber]Wilayah Pasuruan berbatasan dengan wilayah:
Utara | Kota Pasuruan, Kabupaten Sidoarjo, dan Selat Madura |
Timur | Kabupaten Probolinggo |
Selatan | Kabupaten Malang dan Kota Batu |
Barat | Kabupaten Mojokerto |
Topografi
[sunting | sunting sumber]Berdasarkan topografi muka tanah, wilayah Pasuruan terbagi menjadi beberapa klasifikasi wilayah berdasarkan tingkat ketinggian, yaitu:
- Wilayah pantai dengan ketinggian 0–12,5 mdpl seluas 18.819,04 ha atau 12,77%.
- Wilayah dataran rendah dengan ketinggian 12,5–500 mdpl seluas 80.169,44 ha atau 54,39 % dari luas wilayah.
- Wilayah perbukitan dengan ketinggian 500–1000 mdpl seluas 21.877,17 ha atau 14,84% dari luas wilayah.
- Wilayah pegunungan dengan ketinggian 1000–2000 mdpl seluas 18.615,08 ha atau 12,63% dari luas wilayah.
- Wilayah dengan ketinggian >2000 mdpl seluas 7.920,77 ha atau sekitar 5,37% dari luas wilayah.
Selain tingkat ketinggian lahan, wilayah Kabupaten Pasuruan pun terbagi menjadi beberapa klasifikasi wilayah berdasarkan tingkat kemiringan lahan. Berikut adalah tingkat kemiringan lahan di wilayah Kabupaten Pasuruan. Kondisi kelerengan wilayah Kabupaten Pasuruan terbagi dalam tipologi kelerengan sebagai berikut :
- Kelerengan >1.000 meter Dpl. Pada kelerengan > 1.000 meter Dpl wilayah berada di Kecamatan Tosari, Kecamatan Tutur dan sebagian Kecamatan Prigen (pengunungan Prigen).
- Kelerengan 501 – 1.000 meter Dpl. Pada kelerengan 501 – 1.000 meter Dpl wilayah berada di Kecamatan Puspo, sebagian Kecamatan Tosari, Kecamatan Tutur, Kecamatan Purwodadi, Kecamatan Pasrepan dan Kecamatan Lumbang.
- Kelerengan 101 – 500 meter Dpl. Pada kelerengan 101 – 500 meter Dpl wilayah Kabupaten Pasuruan berada di Kecamatan Lumbang.
- Kelerengan 26 – 100 meter Dpl. Pada kelerengan 26 – 100 meter Dpl wilayah Kabupaten Pasuruan berada di sebagaian Kecamatan Rasepan, Kecamatan Lumbang, Kecamatan Grati, Kecamatan Wonorejo, Kecamatan Rembang, Kecamatan Beji dan Kecamatan Gempol.
- Kelerengan 0 – 25 meter Dpl. Pada kelerengan 0 – 25 meter Dpl di wilayah Kabupaten Pasuruan berada di bagian utara tepatnya di wilayah kawasan pesisir yang paling dominan, di antaranya Kecamatan Nguling, Kecamatan Grati, Kecamatan Rejoso, Kecamatan Lekok, Kecamatan Gondang, Kecamatan Kejayan, Kecamatan Pohjentrek, Kecamatan Kraton, Kecamatan Rembang, Kecamatan Bangil, Kecamatan Beji dan Kecamatan Gempol.[6]
Hidrologi
[sunting | sunting sumber]Terdapat delapan (8) Daerah Pengaliran Sungai (DPS) di wilayah Kabupaten Pasuruan, yaitu: DPS Kali Kambeng yang berada tepat di perbatasan barat Kabupatan Pasuruan, DPS Kali Kedung Larangan, DPS Kali Raci, DPS Kali Welang, DPS Kali Gembong, DPS Kali Petung, DPS Kali Rejoso, DPS Kali Laweyan yang berada tepat di perbatasan timur Kabupaten Pasuruan. Sungai-sungai utama dari masing-masimg daerah pengaliran sungai tersebut di atas mengalir dari hulunya di daerah yang tinggi di sebelah selatan, menerima aliran dari anak-anak sungainya di daerah tengahnya, dan bermuara di selat Madura yang merupakan batas utara Kabupaten Pasuruan, kecuali Kali Kambeng yang bermuara di Kali Porong. Di antara 8 daerah pengaliran sungai utama tersebut, Sungai Welang merupakan sungai catchment area terbesar yaitu 518 km², juga terpanjang yaitu 36 km, dan lebar yaitu 35 m, tetapi debit alirannya masih lebih rendah daripada Sungai Rejoso yang mempunyai catchment area lebih kecil. Hal ini disebabkan oleh panjang sungai Rejoso yang relatif pendek sehingga time of concentration pendek dan debit aliran besar serta cepat sampai ke hilir. Sungai-sungai utama tersebut merupakan sungai bertipe perenial yaitu sungai yang selalu mempunyai aliran sepanjang tahun, namun perbedaan antara debit terbesar di musim hujan dan debit terkecil di musim kemarau yang sangat besar.[6]
Iklim
[sunting | sunting sumber]Suhu udara di wilayah Pasuruan cukup bervariasi berdasarkan tingkat ketinggian muka tanah, tetapi suhu udara rata-rata di wilayah ini berkisar antara 20°–34 °C dengan tingkat kelembapan nisbi bervariasi antara 68%–83%. Wilayah Kabupaten Pasuruan beriklim tropis basah dan kering (Aw) dengan dua musim, yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Musim kemarau berlangsung pada periode Mei–November dengan bulan terkering adalah Agustus. Sementara itu, musim penghujan berlangsung selama periode bulan basah Desember–April dengan bulan terbasah adalah Februari yang curah hujan bulanannya lebih dari 270 mm per bulan. Curah hujan tahunan di wilayah Kabupaten Pasuruan berkisar antara 1.000–1.700 mm per tahun dengan jumlah hari hujan berkisar antara 70–120 hari hujan per tahun.
Data iklim Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Indonesia | |||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Bulan | Jan | Feb | Mar | Apr | Mei | Jun | Jul | Agt | Sep | Okt | Nov | Des | Tahun |
Rata-rata tertinggi °C (°F) | 31.5 (88.7) |
32.5 (90.5) |
32.6 (90.7) |
32.7 (90.9) |
31.9 (89.4) |
31.2 (88.2) |
31.8 (89.2) |
32.3 (90.1) |
33.7 (92.7) |
34.5 (94.1) |
33.3 (91.9) |
32.2 (90) |
32.52 (90.53) |
Rata-rata harian °C (°F) | 26.9 (80.4) |
27 (81) |
28 (82) |
27 (81) |
26.8 (80.2) |
26.2 (79.2) |
25.7 (78.3) |
26.1 (79) |
27.5 (81.5) |
28.2 (82.8) |
27.4 (81.3) |
27.3 (81.1) |
27.01 (80.65) |
Rata-rata terendah °C (°F) | 22.4 (72.3) |
22.5 (72.5) |
22.4 (72.3) |
22.3 (72.1) |
21.7 (71.1) |
20.6 (69.1) |
19.7 (67.5) |
20.9 (69.6) |
21.4 (70.5) |
22.4 (72.3) |
22.1 (71.8) |
22.1 (71.8) |
21.71 (71.08) |
Presipitasi mm (inci) | 362 (14.25) |
344 (13.54) |
306 (12.05) |
212 (8.35) |
100 (3.94) |
63 (2.48) |
22 (0.87) |
8 (0.31) |
11 (0.43) |
40 (1.57) |
140 (5.51) |
283 (11.14) |
1.891 (74,44) |
Rata-rata hari hujan | 16 | 15 | 14 | 10 | 5 | 3 | 1 | 0 | 1 | 2 | 6 | 13 | 86 |
% kelembapan | 82 | 83 | 80 | 77 | 75 | 71 | 69 | 66 | 67 | 70 | 74 | 79 | 74.4 |
Rata-rata sinar matahari bulanan | 160 | 152 | 176 | 213 | 234 | 257 | 297 | 305 | 296 | 263 | 212 | 178 | 2.743 |
Sumber #1: Climate-Data.org [7] | |||||||||||||
Sumber #2: BMKG[8] & Weatherbase[9] |
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Sejarah Kabupaten Pasuruan bermula dari Peradaban Kerajaan Kalingga / "Ho Ling" yang dipimpin oleh seorang Ratu bernama Shima, pada tahun 742-755 M. Pada saat itu, Ibukota kerajaan Kalingga dipindahkan ke Timur oleh raja Kien, yakni ke daerah "Wolu Kia Sien" atau jika ditafsirkan yaitu "Pulokerto" yang sekarang merupakan salah satu desa di Kec. Kraton Kabupaten Pasuruan.
Setelah masa kejayaan Kalingga berakhir, muncullah Kerajaan Mataram Kuno (Medang) dibawah kekuasaan Dinasti Sanjaya, pada tahun 856 M yang dipimpin oleh Raja Rakai Pikatan. Di antara keturunan Dinasti Sanjaya, yang telah banyak meninggalkan beberapa Prasasti; baik di Jawa Timur maupun di Jawa Tengah adalah Raja Pritung. Kemudian pada tahun 929 M, Seorang raja bernama Mpu Sindok, telah menggeser pusat pemerintahan dari Jawa Tengah ke Jawa Timur. Selama memerintah, Mpu Sindok telah mengeluarkan lebih dari 20 Prasasti yang salah satu diantaranya adalah Prasasti Cunggrang yang terletak di Dusun Sukci Desa Bulusari Kec. Gempol Kabupaten Pasuruan. Yang menyebutkan bahwa Mpu Sindok berterima kasih kepada rakyat Cunggrang karena telah menjaga di antara banyaknya Prasasti / Candi yang ada di Gunung Pawitra (sekarang Penanggungan) yang terletak sekitar 2 Km dari Cunggrang (sekarang Bulusari) kemudian memerintahkan agar rakyat Cunggrang yang termasuk rakyat bawang (bawah) untuk menjadi "Sima" atau "Tanah Merdeka".
Adapun Unsur – unsur penanggalan Prasasti Cunggrang adalah sebagai berikut:
"(Swasti caka) warsatita 851 asujimasa (tithi dwadaci cukla) paksa tu(ng), Pa, Cu (wara Satabbisanaksa) tra. Ba (runa dewata. Gandayoga irika di) wasa."
Artinya: Selamat tahun caka yang telah lalu 851 bulan Asuji tanggal 12 bagian bulan terang (hari yang bersikles enam) atunglai, (hari yang bersikles lima) pahing, (hari yang bersikles tujuh) Selasa.
Substansi dari Prasasti ini, dikonversikan menjadi Hari Jadi resmi dari Kabupaten Pasuruan oleh Balai Arkeologi Yogyakarta pada [Jumat Pahing, 18 September 929 M].
Dalam era Kerajaan Majapahit,dari abad ke-12 sampai abad ke-14 Masehi. Nama Pasuruan sebagai tempat hunian Masyarakat dikenal pertama kali dan tertulis dalam Kitab Negara Kertagama karangan Mpu Prapanca. Pasuruan dari segi kebahasaan, dapat diurai menjadi "Pasu'an" atau "Pa-suruh-an" yang artinya "Tempat tumbuh Tanaman Suruh" atau "Kumpulan Daun Suruh".
Sesudah Kerajaan Majapahit berangsur-surut, Berdirilah Kerajaan Islam yang diantaranya; Kerajaan Demak, Kerajaan Giri Kedaton, Kerajaan Pajang dan Kerajaan Mataram.
Pada era Pasuruan dalam kekuasaan Kerajaan Giri sekitar abad 14-16, salah satu peninggalan utama adalah daerah Sidogiri. Berdasarkan sejarah setempat, bahwa daerah inilah awal dari Sidogiri meletakkan dasar-dasar dakwah dengan membuka Langgar, Sekolah Agama, serta Pondok Pesantren yang sekarang dikenal sebagai Pondok Pesantren yang salah satu tertua di Indonesia (Pesantren Sidogiri).
Pada masa kerajaan Demak abad ke 15, Pasuruan memiliki peranan penting dalam menyebarkan Agama Islam, bahkan Adipati Pasuruan berhasil memperluas kekuasaannya sampai Kediri. Pasuruan dalam masa kerajaan Pajang, tidak lama karena pada tahun 1616 M ketika Sultan Agung bertahta, Kerajaan Mataram berhasil merebut wilayah Pasuruan.
Perkembangan selanjutnya, pada saat Amangkurat I memegang kekuasaan, diangkatlah Kyai Darmoyudo menjadi Bupati Pasuruan. Wilayah Pasuruan dibawah kekuasaan Amangkurat I, banyak pergolakan yang ingin memisahkan diri dari Kerajaan Mataram. Bahkan pada saat Untung Suropati berkuasa di Pasuruan, upaya tersebut sangat kuat sehingga Kerajaan Mataram dibantu oleh Kompeni Belanda untuk upaya mengembalikan wilayah Pasuruan masuk kekuasaan Kerajaan Mataram.
Pada masa kolonial Belanda, berdasarkan Staatsblad 1900 Nomor 334, Tanggal 1 Januari 1991 dibentuklah Keresidenan Pasuruan yang saat itu wilayahnya berbatasan dengan Madura, Laut Hindia, Keresidenan Kediri, dan Surabaya. Setelah melakukan kajian yang utuh dan menyeluruh terhadap fakta sejarah Kabupaten Pasuruan, maka diperoleh hari kelahiran Kabupaten Pasuruan berdasarkan Prasasti Cunggrang / Sukci yang terletak di Kec. Gempol. Maka, kabupaten Pasuruan lahir pada Hari Jumat Pahing, Tanggal 18 September 929 Masehi. Dan sekarang bergelar sebagai Kabupaten tertua kedua di Jawa Timur, setelah Kota Kediri.
Dan atas dasar pertimbangan perjalanan sejarah inilah, maka dikeluarkanlah Peraturan Daerah (PERDA) Kabupaten Pasuruan Nomor 08 Tahun 2007, tentang Hari Jadi Kabupaten Pasuruan yang menetapkan Tanggal 18 September sebagai Hari Jadi resmi Kabupaten Pasuruan, dan diperingati setiap tahun di wilayah Pasuruan.
Kawasan Pasuruan juga merupakan kawasan pertanian dan perdagangan sejak periode klasik Indonesia. Pelabuhan Pasuruan telah melayani perdagangan untuk kerajaan-kerajaan di Jawa Timur.
Pada masa penguasaan oleh VOC (diserahkan dari wilayah Kesultanan Mataram sebagai imbalan bantuan VOC dalam perang Suksesi Jawa) Pasuruan menjadi salah satu penghasil utama komoditas perdagangan hasil pertanian. Hal ini diteruskan pada periode penguasaan oleh Hindia Belanda.
Sejarah dan Peninggalan Keresidenan Pasuruan juga membekas di Kabupaten ini. Dengan 2 Kota terbesarnya yaitu Bangil dan Malang pada zaman Hindia-Belanda.
Pemerintahan
[sunting | sunting sumber]Kabupaten Pasuruan dipimpin oleh bupati H. Dade Angga, SIP. dan wakil bupati Eddy Paripurna (2008-2013, dilantik 9 Juli). Pasangan yang diajukan PDI-P dan 10 partai nonparlemen ini menggantikan Jusbakir Aldjufri dan Muzammil Syafi’i (2003-2008). Sebelumnya, Dade pernah menjadi Bupati Pasuruan pada periode 1998-2003. Sekarang Kab. Pasuruan dipimpin oleh seorang bupati yang bernama H. Irsyad Yusuf (adik Saifullah Yusuf) pada periode (2013-2018) [10] DPRD Pasuruan beranggotakan 49 orang.[11]
Daftar Bupati
[sunting | sunting sumber]No | Bupati | Awal Jabatan | Akhir Jabatan | Wakil Bupati | Keterangan | Ref. | ||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1 | Darmoyudo I | 1613 | 1645 | |||||
2 | Darmoyudo II | 1645 | 1657 | |||||
3 | Darmoyudo III | 1657 | 1671 | |||||
4 | Ronggojoyo atau Onggojoyo | 1671 | 1686 | |||||
5 | Untung Suropati | 1686 | 1704 | |||||
6 | Raden Rakmad | 1704 | 1707 | putra Untung Suropati | ||||
7 | Darmoyudo IV | 1707 | 1743 | |||||
8 | Kyai Ngabei Wongsonegoro | 1743 | 1751 | |||||
9 | Kyai Adipati Niti Adiningrat I | 27 Juli 1751 | 8 November 1799 | |||||
10 | Raden Adipati Niti Adiningrat II | 28 Februari 1800 | 1809 | |||||
11 | Raden Adipati Nitidiningrat III | 1809 | 30 Januari 1833 | |||||
12 | Pangeran Ario Niti Adiningrat IV | 18 Maret 1833 | 20 Juli 1887 | |||||
13 | R.M.A.A. Soegondo | 26 Oktober 1887 | 24 Oktober 1902 | |||||
14 | R.M.A.A. Darso Soegondo | 7 Februari 1903 | 29 Juli 1914 | |||||
15 | R.M.A.A. Soejono | 22 Mei 1915 | 1927 | |||||
16 | R.M. Tumenggung Darto Soegondo | 27 januari 1928 | 9 September 1930 | |||||
17 | R.Tumenggung Bawadiman Kartohadiprodjo | 26 Maret 1932 | 18 Oktober 1933 | |||||
18 | R.M.A.A. Soejono | 1934 | 31 Desember 1934 | |||||
19 | R.A.A. Harsono | 1 Januari 1935 | 24 September 1936 | |||||
20 | Kyai Abdoessoeip Sosrowinoto | 25 September 1936 | 17 Desember 1936 | Pejabat Bupati | ||||
21 | R. Tumenggung Ario Hoepoedio | 31 Maret 1937 | 1945 | |||||
Masa Pemerintahan Indonesia | ||||||||
22 | R. Soedjono | 1945 | 21 Juli 1947 | |||||
Masa Recomba (Negara Jawa Timur) bentukan Belanda | ||||||||
23 | R. M. T. P. Darko Soegondo | 18 November 1947 | 7 Desember 1948 | |||||
24 | R. T. Sudarmo | 13 Desember 1948 | 1949 | |||||
Masa setelah penyerahan resmi kedaulatan RI oleh Belanda | ||||||||
25 | R.T. Sudiman Hadiatmodjo | 1949 | 1950 | |||||
26 | R. Suntoro | 1950 | 1950 | |||||
27 | Said Hidayat | 1950 | 1956 | |||||
28 | Kusno Suroatmojo | 1956 | 1957 | |||||
29 | R. Machmud | 1957 | 1959 | |||||
30 | R. Ismaun Danusastro | 1959 | 1966 | |||||
31 | H. Moch. Aminudin | 1966 | 1968 | |||||
32 | H. Machin Mufti | 1968 | 1973 | |||||
33 | Kolonel Inf. R. Mulyono Harjomartoyo | 1973 | 1978 | |||||
34 | Kolonel Inf (Purn.) Jliteng Suyoto | 1978 | 1988 | |||||
35 | Drg. H.M.Sihabudin | 1988 | 1993 | |||||
36 | R. Saputro | 1993 | 1998 | |||||
37 | Kolonel Inf. (Purn.) Dr. H. Dade Angga, S.I.P., M.Si. | 1998 | 2003 | H. Jusbakir Aldjufri, S.H., M.M. | ||||
38 | H. Jusbakir Aldjufri, S.H., M.M. | 2003 | 2008 | H. Muzammil Syafi'i, S.H., M.Si. | ||||
39 | Kolonel Inf. (Purn.) Dr. H. Dade Angga, S.I.P., M.Si. | 2008 | 2013 | Drs. H. Eddy Paripurna, M.Si. | ||||
40 | Dr. H. M. Irsyad Yusuf, S.E., M.M.A. | 9 Juli 2013 | 9 Juli 2018 | Ir. H. Riang Kulup Prayuda | ||||
24 September 2018 | 24 September 2023 | K.H. Abdul Mujib Imron, S.H., M.H. | ||||||
41 | H. Mochamad Rusdi Sutejo | 7 Februari 2025 | KH. Mohammad Shobih Asrori | Terpilih |
Dewan Perwakilan
[sunting | sunting sumber]Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kabupaten Pasuruan dalam empat periode terakhir.
Partai Politik | Jumlah Kursi dalam Periode | ||||
---|---|---|---|---|---|
2009–2014[16] | 2014–2019[17] | 2019–2024[18] | 2024–2029[19] | ||
PKB | 11 | 12 | 15 | 14 | |
Gerindra | (baru) 4 | 7 | 7 | 12 | |
PDI-P | 6 | 7 | 8 | 8 | |
Golkar | 8 | 5 | 6 | 6 | |
NasDem | (baru) 6 | 6 | 2 | ||
Gelora | (baru) 1 | ||||
PKS | 1 | 3 | 2 | 4 | |
Hanura | (baru) 2 | 1 | 1 | 0 | |
PAN | 1 | 0 | 0 | 0 | |
Demokrat | 8 | 6 | 1 | 2 | |
PPP | 4 | 3 | 4 | 1 | |
PKNU | (baru) 5 | ||||
Jumlah Anggota | 50 | 50 | 50 | 50 | |
Jumlah Partai | 10 | 9 | 9 | 9 |
Kecamatan
[sunting | sunting sumber]Kabupaten Pasuruan terdiri dari 24 kecamatan, 24 kelurahan, dan 341 desa (dari total 666 kecamatan, 777 kelurahan, dan 7.724 desa di Jawa Timur). Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 1.573.202 jiwa dengan luas wilayah 1.474,02 km² dan sebaran penduduk 1.067 jiwa/km².[20][21]
Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Pasuruan, adalah sebagai berikut:
Kode Kemendagri |
Kecamatan | Jumlah Kelurahan |
Jumlah Desa |
Status | Daftar Desa/Kelurahan |
---|---|---|---|---|---|
35.14.14 | Bangil | 11 | 4 | Desa | |
Kelurahan | |||||
35.14.13 | Beji | 2 | 12 | Desa | |
Kelurahan | |||||
35.14.12 | Gempol | 15 | Desa | ||
35.14.18 | Gondang Wetan | 1 | 19 | Desa | |
Kelurahan | Gondang Wetan | ||||
35.14.20 | Grati | 1 | 14 | Desa | |
Kelurahan | |||||
35.14.06 | Kejayan | 1 | 24 | Desa | |
Kelurahan | |||||
35.14.16 | Kraton | 25 | Desa | ||
35.14.22 | Lekok | 11 | Desa | ||
35.14.04 | Lumbang | 12 | Desa | ||
35.14.21 | Nguling | 15 | Desa | ||
35.14.11 | Pandaan | 4 | 14 | Desa | |
Kelurahan | |||||
35.14.05 | Pasrepan | 17 | Desa | ||
35.14.10 | Prigen | 3 | 11 | Desa | |
Kelurahan | |||||
35.14.17 | Pohjentrek | 9 | Desa | ||
35.14.01 | Purwodadi | 13 | Desa | ||
35.14.08 | Purwosari | 1 | 14 | Desa | |
Kelurahan | |||||
35.14.03 | Puspo | 7 | Desa | ||
35.14.23 | Rejoso | 16 | Desa | ||
35.14.15 | Rembang | 17 | Desa | ||
35.14.09 | Sukorejo | 19 | Desa | ||
35.14.24 | Tosari | 8 | Desa | ||
35.14.02 | Tutur | 12 | Desa | ||
35.14.19 | Winongan | 18 | Desa | ||
35.14.07 | Wonorejo | 15 | Desa | ||
TOTAL | 24 | 341 |
Demografi
[sunting | sunting sumber]Kabupaten Pasuruan memiliki keanekaragaman penduduk yang sebagian besar adalah suku Jawa Arek sebagai penduduk asli Kabupaten ini dan Suku Madura Pendalungan yang jumlahnya juga signifikan, selain itu bisa juga ditemui suku-suku lain seperti masyarakat keturunan Tionghoa, Arab dan India. Suku Jawa di Pasuruan terutama adalah dari mereka yang berbahasa Jawa dialek Wetanan. Selain Suku Jawa Arekan dan Suku Madura, juga terdapat etnis Jawa Tengger yang hidup di kawasan Pegunungan Tengger terutama di kecamatan Tosari).
Persentase dari Agama masyarakat Kabupaten Pasuruan yang dikumpulkan dari data Sensus adalah: (Islam 96,82%. Hindu 1,78%. Kristen 1,14%. Protestan 0,69%. Katolik 0,45%. Buddha 0,18%. Konghucu 0,04%. Kepercayaan 0,04%)
Transportasi
[sunting | sunting sumber]Pasuruan dilintasi oleh jalur pantura Surabaya-Banyuwangi.
Kereta Api
[sunting | sunting sumber]Kabupaten ini juga dilintasi jalur kereta api lintas timur Pulau Jawa serta menuju Malang, Blitar, Tulungagung, Kediri dan Kertosono, di Stasiun Bangil terdapat persimpangan jalur tersebut.
Berikut ini adalah layanan kereta api yang berhenti di Stasiun Bangil:
- Lintas selatan Jawa
- Sri Tanjung relasi Lempuyangan–Surabaya Kota–Ketapang
- Wijayakusuma relasi Cilacap–Surabaya Gubeng–Ketapang
- Lintas tengah Jawa
- Logawa relasi Purwokerto–Surabaya Gubeng–Jember
- Ranggajati relasi Cirebon–Surabaya Gubeng–Jember
- Lintas timur Jawa
- Arjuno Ekspres relasi Surabaya Gubeng–Malang
- Mutiara Timur relasi Surabaya Gubeng/Pasarturi–Ketapang
- Probowangi relasi Surabaya Gubeng–Ketapang
- Tawang Alun relasi Malang Kotalama–Ketapang
- Lintas utara Jawa
- Blambangan Ekspres relasi Semarang Tawang–Surabaya Pasarturi–Ketapang
- Jayabaya relasi Pasar Senen–Surabaya Pasarturi–Malang
- Pandalungan relasi Gambir–Surabaya Pasarturi–Jember
- Lokal dan komuter
- Commuter Line Penataran dan Tumapel relasi Surabaya Kota–Malang–Blitar
- Commuter Line Supas relasi Surabaya Kota–Pasuruan
Jalan Tol dan Arteri
[sunting | sunting sumber]Bagian barat wilayah Kabupaten Pasuruan terdapat jalur utama Surabaya-Malang, serta ruas Jalan Tol Surabaya-Gempol. Gempol merupakan kota persimpangan jalur Surabaya-Malang dengan jalur Surabaya-Banyuwangi serta jalur menuju Mojokerto/Ngawi/Surakarta/Yogyakarta.
Industri
[sunting | sunting sumber]Kabupaten ini memiliki salah satu kawasan industri utama di Jawa Timur, Pasuruan Industrial Estate Rembang (PIER). Industri utama di kabupaten ini antara lain Sampoerna di Pandaan, Matsushita (Panasonic), Cheil Jedang Indonesia Rejoso dan PT. Nestle Indonesia di Kejayan.
Pariwisata
[sunting | sunting sumber]Bagian barat daya dari wilayah kabupaten ini (perbatasan dengan wilayah Kabupaten Mojokerto dan Malang) adalah dataran tinggi yang cukup sejuk, karena terletak di kaki Gunung Arjuna serta Gunung Welirang. dan merupakan salah satu daerah tujuan wisata utama Jawa Timur. Kawasan tersebut terdapat villa-villa peristirahatan, dan sejumlah perumahan elit. Kawasan pegunungan ini juga sering digunakan sebagai tempat berkemah. Di antara objek wisata andalan Pasuruan adalah Taman Safari Indonesia di Prigen dan Kebun Raya Purwodadi. Sebelah tenggara Pasuruan terdapat Pegunungan Tengger dan Gunung Bromo, salah satu tujuan wisata utama Jawa Timur.
Perayaan/Acara
[sunting | sunting sumber]Kabupaten Pasuruan memiliki beberapa acara kegiatan, yaitu:
- Hari Jadi Kabupaten Pasuruan (HUT Pasuruan)
- Pasuruan Expo
- Pasuruan Fashion Carnival (PFC)
- Pasuruan Fashion on the Street
- Pekan Olahraga dan Seni (PORSENI) Kabupaten
- Kompetisi Sains Madrasah (KSM) Kabupaten Pasuruan
- Cak dan Yuk Kabupaten Pasuruan (Promotor Pariwisata)
Acara-acara tersebut merupakan acara resmi yang tercatat di Pemerintah Kabupaten Pasuruan dan wajib diikuti oleh warga masyarakat dalam Kabupaten.
Khas dari Pasuruan
[sunting | sunting sumber]Masakan
[sunting | sunting sumber]Kabupaten Pasuruan memiliki beberapa masakan khas, yaitu:
- Tahu Campur khas Bangil
- Belut Goreng dan Belut Bakar sambel kacang khas Kraton
- Nasi Punel Bangil
- Rawon & Sate Komoh
- Kupang Lontong khas Kraton
- Rawon Sakinah
- Rakul Baikan
- Rawon Nguling
- Sate kerang Bangil
- Sate Kelinci Tretes
- Komplek Ikan Asap Beji
Jajanan
[sunting | sunting sumber]Kabupaten Pasuruan memiliki beberapa jajanan khas, yaitu:
- Bipang beras
- Lupis Gempol
- Klepon khas Gempol
- Tahu Petis
- Kampoeng Opak Gambir Sumbersuko Gempol
- Kampung Mangga Alpukat Rembang
Oleh-oleh
[sunting | sunting sumber]Kabupaten Pasuruan memiliki beberapa oleh-oleh khas, yaitu:
- Durian Supeno
- Ting Ting Jahe
- Kopi khas Arjuna & Kopi Kapiten
- Durian khas Ngembal, Tutur (Pegunungan Bromo)
- Susu Sapi segar khas Tutur
- Perikanan Asap Beji
- Kerupuk dan Klepon khas Gempol
- Bipang beras
- Nasi Punel Bangil
- Mangga Avokad / Alpukat Clonal 21
- Air Buah Legen (Gunungsari, Beji)
- Dimsum terenak Pandaan
- Sate Komoh
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]Catatan kaki
[sunting | sunting sumber]Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Lambang Kabupaten Pasuruan, ditetapkan berdasarkan Perda No. II/1988.
- ^ a b c "Kabupaten Pasuruan Dalam Angka 2023" (pdf). BPS Kabupaten Pasuruan. hlm. 8, 57, 170. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-14. Diakses tanggal 14 Juli 2023.
- ^ "Metode Baru Indeks Pembangunan 2021-2022". www.bps.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-01-27. Diakses tanggal 14 Juli 2023.
- ^ "Perpres No. 10 Tahun 2013". 2013-02-04. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-02-14. Diakses tanggal 2013-02-15.
- ^ Sukandar, dkk. (Desember 2016). Profil Desa Pesisir Provinsi Jawa Timur Volume 1 (Utara Jawa Timur) (PDF). Surabaya: Bidang Kelautan, Pesisir, dan Pengawasan, Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur. hlm. 75. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2023-05-31. Diakses tanggal 2023-05-20.
- ^ a b c "Profil Kabupaten Pasuruan" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2021-03-01. Diakses tanggal 2020-10-02.
- ^ "Bangil, Jawa Timur, Indonesia". Climate-Data.org. Diakses tanggal 2 Oktober 2020.
- ^ "Buku Peta Rata-Rata Curah Hujan Dan Hari Hujan Periode 1991-2020 Indonesia" (PDF). BMKG. hlm. 76-78 & 141-143. Diakses tanggal 22 September 2024.
- ^ "Bangil, Indonesia". Weatherbase. Diakses tanggal 2 Oktober 2020.
- ^ Bupati Pasuruan Dilantik Pagi Ini Diarsipkan 2009-05-15 di Wayback Machine.. Tempointeraktif. Edisi 9-7-2009.
- ^ Dengan 776 Suara, Sofyan Bisa Jadi Anggota DPRD Diarsipkan 2009-05-19 di Wayback Machine.. Kompas Daring. Edisi 16-5-2009.
- ^ Okezone (2008-06-24). "Hakim Menangkan PDIP dalam Pilkada Pasuruan : Okezone News". news.okezone.com. Diakses tanggal 2024-09-09.
- ^ "PELATIKAN BUPATI PASURUAN PERIODE 2013-2018 BERLANGSUNG SEDERHANA". Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Timur. Diakses tanggal 2024-09-29.
- ^ HM Irsyad Yusuf - KH Abdul Mujib Imron Resmi Menjadi Bupati Dan Wakil Bupati Pasuruan 2018-2023, diakses 28 Januari 2022.
- ^ Kompas (2024-12-06). "Rusdi Sutejo - M. Shobih unggul di Pilkada Pasuruan : Kompas News". surabaya.kompas.com. Diakses tanggal 2024-12-06.
- ^ "Pelantikan Pimpinan DPRD Kabupaten Pasuruan WAGUB BERHARAP DPRD SINKRONISASI DENGAN EKSEKUTIF". Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Timur. Diakses tanggal 2023-06-21.
- ^ "PKB Menang Telak di Kabupaten Pasuruan, NasDem Mengejutkan". detiknews. Diakses tanggal 2023-06-21.
- ^ "Petahana Berkuasa, Ini 50 Nama Peraih Kursi DPRD Kabupaten Pasuruan". Kumparan. Diakses tanggal 2023-06-21.
- ^ "50 Calon Anggota DPRD Terpilih 2024-2029 Kabupaten Pasuruan, Partai PKB Mendominasi, Selamat!". TribunTrends.com. Diakses tanggal 2024-06-17.
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019.
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020.
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- (Indonesia) Situs web resmi